Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung.

1. Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Jagung.

Dalam penelitian ini faktor-faktor produksi yang signifikan adalah luas lahan, benih, dan pupuk urea. Hal ini dikarenakan kesuburan tanah yang baik serta iklim

yang mendukung usaha tani jagung di lahan tersebut. Benih yang digunakanpun sudah menggunakan benih hibrida bersertifikat sehingga produksi dapat

meningkat. Kebutuhan unsur hara makro N yang diperoleh dari pupuk urea juga dapat meningkatkan produksi karena unsur N sangat dibutuhkan untuk budidaya jagung. Sedangkan yang tidak signifikan adalah tenaga kerja, pupuk phonska, dan pupuk Sp-36. Penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung varietas P-21 adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa luas lahan berpengaruh nyata terhadap jagung dan nilai elastisitas produksi luas lahan sebesar 0,447, yang artinya setiap peningkatan lahan sebesar 1%, maka akan meningkatkan produksi jagung sebesar 0,447%. Hal ini menunjukan bahwa faktor produksi luas lahan memiliki hubungan positif terhadap produksi jagung.

Peningkatan luas lahan diharapkan mampu meningkatkan produksi jagung. Hal ini dikarenakan semakin luas lahan meningkat, maka jumlah tanaman jagung yang dapat ditanam pada lahan tersebut juga meningkat hal ini dimungkinkan dapat meningkatkan produksi jagung. Namun pada kenyataanya penambahan luas lahan tidak mungkin dapat dilakukan lagi. Hal ini mengingat ketersediaan luas lahan yang terbatas dan adanya alih fungsi lahan untuk pemukiman. Oleh sebab itu untuk meningkatkan produksi jagung dapat dilakukan dengan intensifikasi pertanian melalui panca usahatani meliputi pengolahan lahan, penggunaan benih unggul,

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting digunakan dalam kegiatan usahatani. Tenaga kerja yang digunakan dalam mengelola usahatani jagung antara lain untuk kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Berdasarkan hasil analisis tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Hal ini berarti E=MPP/App=0 sehingga bi=0.

3. Benih

Faktor produksi benih yang digunakan oleh petani akan menentukan besarnya kualitas dan kuantitas jagung yang dihasilkan oleh petani. Benih yang digunakan harus baru, bukan berasal dari hasil panen sebelumnya. Hasil panenan jagung sebenarnya masih dapat dipakai lagi sebagai benih untuk musim tanam berikutnya, namun petani enggan memakai benih dari hasil panen karena sudah tidak murni lagi sebagai benih dan hasilnya akan lebih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian benih berpengaruh nyata dan berhubungan positif terhadap produksi jagung, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,316. Hal ini berarti setiap penambahan 1% benih dapat meningkatkan produksi jagung 0,316%. Penggunaan benih hibrida pada usahatani jagung akan meningkatkan produksi, dengan benih hibrida akan menjaga kemurnian sifat-sifat unggul dari benih tersebut, seperti tahan serangan penyakit, dapat menghasilkan dua tongkol yang sama besar dan tongkol tertutup rapat atau biji terisi penuh, sehingga akan meningkatkan produksinya.

4. Pupuk urea

Berdasarkan hasil penelitian faktor produksi pupuk urea berpengaruh nyata dan berhubungan positif terhadap produksi jagung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,143. Hal ini berarti setiap penambahan 1% pupuk kandang dapat meningkatkan produksi jagung sebesar 0,143%.

Pupuk urea merupakan zat yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk urea mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi. Pupuk urea

membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis. Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman dan juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.

5. Pupuk Phonska

Pupuk Phonska adalah pupuk kimia majemuk NPK yang mengandung Nitrogen (N) 15%, Fosfat (P2O5) 15%, Kalium (K2O) 15%, Sulfur (S)

10%, dan kadar air maksimal 2%. Pupuk Phonska berbentuk butiran berwarna merah muda. Pupuk Phonska bersifat, mudah larut dalam air,

mengandung unsur N, P, K dan S sekaligus, kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata, larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman, sesuai untuk berbagai jenis tanaman, meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak mengandung butir hijau daun, memacu pembentukan bunga, memperbesar buah, serta masih banyak manfaat lainnya dari pupuk Phonska.

Berdasarkan hasil penelitian faktor produksi pupuk Phonska tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,094. Hal ini berarti E=MPP/App=0 sehingga bi=0.

6. Pupuk Sp-36

Berdasarkan analisis menunjukan bahwa pupuk Sp-36 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Hal ini berarti

E=MPP/App=0 sehingga bi=0. Dari enam faktor produksi yang dimasukkan dalam model, ternyata

hanya tiga faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi jagung, yaitu luas lahan, benih, dan pupuk urea. Dengan demikian, petani harus memperhatikan untuk penggunaan faktor-faktor produksi agar dapat meningkatkan produksi jagung. Jagung masih memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Kebutuhan konsumsi jagung yang semakin meningkat saat ini belum dapat dipenuhi dari produksi petani. Hal ini menjadikan peluang bagi petani jagung untuk meningkatkan produksi. Sehingga untuk kedepan petani diharapakan mampu meningkatkan produksi jagung dengan cara pengalokasian faktor-faktor produksi dengan tepat sehingga dapat tercapai produksi yang optimal dan

keuntungan dari petani juga dapat meningkat.