Metode Analisis Data

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Analisis Pendapatan Usahatani Analisis besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani jagung digunakan rumus: Pd = TR – TC

= Py x Y – BM Keterangan : Pd : Pendapatan usahatani jagung (Rp/Ha/MT) TR

: Penerimaan total usahatani jagung (Rp/Ha/MT)

TC

: Biaya total usahatani jagung (Rp/Ha/MT)

Py

: Harga jagung per kg (Rp)

: Produksi jagung (kg) BM : Biaya mengusahakan usahatani (Rp/kg/MT)

2. Analisis Hubungan Faktor-Faktor Produksi terhadap Hasil Produksi

Pengkajian hubungan penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, SP-36, dan pupuk Phonska terhadap hasil produksi usahatani jagung dengan model modifikasi fungsi produksi Cobb Douglas dengan rumus:

Y = a. X 1 b1 .X 2 b2 .X 3 b3 .X 4 b4 .X 5 b5 X 6 b6

Keterangan : Y

: Hasil produksi jagung (Kg)

X 1 : Luas lahan (Ha)

X 2 : Tenaga kerja (HKP)

X 3 : Benih (Kg)

X 4 : Pupuk urea (Kg)

X 5 : Pupuk Phonska (Kg)

X 6 : SP-36 (Kg) X 6 : SP-36 (Kg)

Log Y = log a + b 1 log X 1 +b 2 log X 2 +b 3 log X 3 +b 4 log X 4 +b 5 log

X 5 +b 6 log X 6

Pada penelitian ini uji yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

a. Uji Serentak (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, SP-36, dan pupuk Phonska secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi jagung digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Dimana : ESS = Explained Sum of Square

= Jumlah kuadrat yang bisa dijelaskan atau variasi yang bisa dijelaskan TSS = Total Sum of Square = Jumlah kuadrat total k = Jumlah variabel N = Jumlah sampel

Dengan hipotesis: Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 Hi : paling sedikit ada satu bi Dengan tingkat signifikasi a 5% maka: Dengan hipotesis: Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 Hi : paling sedikit ada satu bi Dengan tingkat signifikasi a 5% maka:

2) Jika F hitung <F tabel : Ho diterima dan Hi ditolak, yang berarti faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, SP-36, dan pupuk Phonska secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi jagung.

b. Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil produksi jagung digunakan uji keberartian koefisien regresi dengan uji t, dengan rumus sebagai berikut :

(bi Se (bi

bi t hitung =

Dimana : bi = koefisien regresi ke-i Se = standard error koefisien regresi ke-i Dengan hipotesis : Ho : b i =0 Hi : bi ¹0

Pada tingkat signifikasi a 5%,

1) Jika t hitung > t tabel : maka Ho ditolak, Hi diterima, yang berarti faktor produksi ke-i berpengaruh nyata terhadap hasil produksi jagung.

2) Jika t hitung < t tabel : maka Ho diterima ,Hi ditolak, yang berarti faktor produksi ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi jagung.

(Gujarati, 2006: 187-201).

Uji standard koefisien regresi parsial (bi’) digunakan untuk mengetahui faktor produksi mana yang paling berpengaruh diantara faktor produksi yang lain digunakan dengan rumus :

Si

Sy bi = bi '

Keterangan : bi’ : standard koefisien regresi parsial bi : koefisien regresi untuk faktor produksi ke-i Si : standard deviasi faktor produksi ke-i Sy : standard deviasi hasil produksi Nilai standard koefisien regresi parsial yang paling besar merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi jagung. (Arief, 1993 : 11)

d. Uji Adjusted R 2

Uji adjusted (R 2 ) digunakan untuk mengetahui mengetahui besarnya proporsi atau sumbangan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk Phonska, dan SP-36

terhadap variasi hasil produksi. Nilai R 2 merupakan niai R 2 yang telah disesuaikan dengan derajat kebebasan dari masing-masing jumlah kuadrat. Rumus

adalah sebagai berikut :

= 1 – (1 –R 2 )

:R 2 yang disesuaikan

n : jumlah sampel

R 2 :R 2 yang belum disesuaikan

k : jumlah variabel

(Supranto, 2005:272)

3. Analisis Asumsi Klasik Analisis asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastis dalam model regresi.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari matriks Pearson Correlation (PC). Jika PC < 0,8 maka antar

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat.Pengujian ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson dengan kriteria jika nilai DW berkisar antara 1,55-2,46 yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastis

Uji Heteroskedatisitas dilakukan dengan melihat pola titik- titik pada grafik scatterplot. Kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1)

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik ada yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,

kemudian

menyempit)

maka terjadi

heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Priyatno, 2009:164)

4. Analisis Tingkat Efisiensi Ekonomi Analisis untuk mengkaji penggunaan faktor-faktor produksi jagung

yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, SP-36, dan pupuk Phonska mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi menggunakan rumus:

Keterangan : NPMx i : Nilai produk marginal untuk faktor produksi X i

Marginal (PFM) dengan Harga hasil produksi (Py)

Px i : Harga faktor produksi X i

Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

Px

NPMx = 1, berarti penggunaan faktor produksi x i telah mencapai

efisiensi ekonomi tertinggi.

Px

NPMx > 1, berarti penggunaan faktor produksi x i tidak efisien.

Px

NPMx

< 1, berarti penggunaan faktor produksi x i tidak efisien.