Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas

B. Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb-Douglas

1. Hubungan Faktor-faktor Produksi dengan Produksi Jagung

Faktor produksi yang digunakan dengan produksi yang dihasilkan terdapat hubungan yang erat. Hubungan antara faktor produksi dengan produksi dalam usahatani jagung ditunjukkan dengan modifikasi fungsi produksi Cobb-Douglas. Faktor produksi yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk Phonska, dan pupuk Sp-36.

Model modifikasi fungsi Cobb-Douglas adalah regresi non linier berganda sehingga untuk melakukan analisis regresi linier berganda harus diubah ke dalam bentuk persamaan linier. Untuk itu persamaan yang ada

dilogaritmakan menjadi model regresi linier berganda. Dalam model Cobb Douglas ini, uji yang dilakukan adalah uji F, uji keberartian koefisien regresi dengan uji t. Adapun model fungsi produksi jagung adalah sebagai berikut:

Y = 202,768. X 1 0,447 .X 2 0,027 .X 3 0,326 .X 4 0,243 .X 5 0,094 .X 6 0,051

= Produksi jagung (kg)

X 1 = Luas lahan (Ha)

X 2 = Tenaga kerja (HKP)

X 3 = Benih (kg)

X 4 = Pupuk urea (kg)

X 5 = Pupuk Phonska (kg)

X 6 = Pupuk Sp-36 (kg)

2. Pengaruh Faktor-faktor Produksi terhadap Produksi Jagung

1. Pengaruh penggunaan faktor produksi berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk Phonska, dan pupuk Sp-36 secara bersama- sama terhadap produksi jagung dapat diketahui dengan melakukan uji

F (F-test). Tabel 11. Analisis Varians Penggunaan Faktor Produksi pada

Usahatani Jagung MT Agustus - November 2011 di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan

Kuadrat Tengah

F hitumg

F tabel

Sig.

Regression Residual

Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) : Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

R 2 : 0,970 Berdasarkan pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa, nilai F hitung sebesar 157,373 lebih besar dari F tabel (2,64). Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk Phonska,dan pupuk Sp-36 secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi jagung di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

2. Pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi jagung dapat diketahui melalui uji keberartian koefisien regresi dengan uji t (t-test).

Faktor Produksi pada Usahatani Jagung MT Agustus - November 2011 di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan

t hitung

t tabel

Luas Lahan Tenaga Kerja Benih Pupuk Urea Pupuk Phonska

6. Pupuk Sp-36

0,639 ns 2,048 0,529

Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan : ***) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% **) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% ns ) : tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan

Berdasarkan tabel analisis uji keberartian koefisien regresi di atas, dapat diketahui bahwa variabel luas lahan memiliki nilai t hitung sebesar 4,585 yang lebih besar dari pada t tabel (2,048). Hal ini berarti variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Variabel luas lahn memiliki hubungan positif dengan produksi jagung dengan koefisien regresi 0,447.

Variabel tenaga kerja memiliki angka yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan angka pada t tabel (2,048) yaitu 0,268 sehingga variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap poduksi jagung. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada usahatani jagung tidak terlalu besar.

Variabel benih mempunyai angka pada t hitung yang bernilai 3,167. Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan t tabel (2,048) sehingga variabel benih berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Variabel pupuk kandang mempunyai hubungan positif terhadap produksi kubis dengan koefisien regresi 0,316.

Variabel pupuk urea memiliki angka t hitung 2,884 yang lebih besar dari t tabel (2,048). Hal ini berarti variabel pupuk urea berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Variabel pupuk urea Variabel pupuk urea memiliki angka t hitung 2,884 yang lebih besar dari t tabel (2,048). Hal ini berarti variabel pupuk urea berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Variabel pupuk urea

Variabel pupuk phonska memiliki angka pada t hitung sebesar - 1,398 yang lebih kecil dari t tabel (2,048). Hal ini berarti bahwa variabel pupuk phonska tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung.

Variabel pupuk Sp-36 mempunyai angka pada t hitung yang bernilai 0,639. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan t tabel (2,048) sehingga variabel pupuk sp-36 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung.

3. Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi jagung

dapat diketahui dengan uji standard koefisien regresi (b’). Nilai standar koefisien regresi pada usahatani jagung dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Standard Koefisien Regresi

No.

Faktor Produksi

Standar Koefisien Regresi (b’)

Luas Lahan (X 1 )

Benih (X3)

3. Pupuk Urea (X 4 )

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi parsial untuk faktor produksi luas lahan adalah (0,9595) lebih besar dari benih (0,0198), dan pupuk urea (0,0480). Oleh karena itu, dari ketiga faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi jagung, luas lahan merupakan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi jagung.

Untuk mengetahui seberapa jauh faktor produksi yang digunakan dalam usahatani jagung dapat menjelaskan produksi jagung digunakan uji koefisien determinasi (R 2 ). Dalam analisis ini jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model ada lebih dari dua variabel bebas, sehingga koefisien determinasi yang digunakan

adalah adjusted R 2 atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan.

persen yang berarti bahwa variasi produksi jagung 97,0 persen dipengaruhi oleh variabel luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk urea, pupuk Phonska, dan pupuk Sp-36, sedangkan 3 persen sisanya dijelaskan oleh faktor lain seperti kondisi kesuburan tanah, cuaca, serta faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.