Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan atas permasalahan yang terjadi dalam penulisan skripsi ini, maka penulis berkesimpulan bahwa : 1. Pengaturan tindak pidana terorisme dalam UUPTPT mengecualikan asas legalitas pasal 1 ayat 1 KUHP yang melarang pemberlakuan hukum secara non retroaktif tidak berlaku surut. Sedangkan UUPTPT diterapkan secara retroaktif berlaku surut terhadap kasus-kasus terorisme yang sudah berlalu sebelum munculnya UUPTPT yang mengaturnya. Pengaturan demikian sebagai konsekuensi bahwa tindak pidana terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa extra ordinary crime, terorisme bersifat internasional dan sangat terorganisir, sehingga banyak pihak yang menjadi korban dari kejahatannya yang sangat profesional, tersembunyi, maupun terampil sehingga pengaturan dan penangannya dilakukan secara luar biasa yakni memberlakukan undang-undang secara surut . 2. Kewenangan Kepolisian Republik Indonesia menyangkut tugas pokok dan fungsi serta wewenangnya dalam menangani dan memberantas teroris dengan berbagai upaya yang ditempuh melalui penerapan peraturan hukum dan sanksi dalam UUPTPT serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Kepolisian dalam menjalankan upaya penanggulangan terorisme bergerak dari dua kebijakan yaitu: kebijakan penal dan non penal. Kebijakan penal adalah kebijakan Universitas Sumatera Utara penanggulangan tindak pidana terorisme berdasarkan hukum pidana, sehingga kepolisian wajib mempunyai dua tugas pokok yaitu Penyelidikan dan Penyidikan yang diatur dalam, KUHAP maupun UUPTPT. Kebijakan non penal di luar hukum pidana merupakan penanggulangan tindak pidana terorisme tidak berdasarkan pada hukum pidana dengan melakukan pendekatan terhadap akar permasalahan lahirnya persoalan terorisme dari sudut pandang sosial . Densus 88 Anti Teror yang dibentuk oleh Polri dioptimalkan sebagai garda terdepan dalam melakukan intelijen, investigasi, penindakan, dan penangkapan terhadap organisasi jaringan terorisme untuk memberantas habis seluruh akar-akar terorisme yang ada di wilayah NKRI, dan atau membuat upaya hukum yakni menghadapkan pelaku teroris ke dalam persidangan sistem peradilan pidana. Universitas Sumatera Utara

B. Saran

Dokumen yang terkait

Implementasi Konvensi Kejahatan Penerbangan Dalam Undang-undang No 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia

6 101 97

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN ASAS RETROAKTIF DALAM UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME.

0 5 16

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN ASAS RETROAKTIF DALAM UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME.

0 12 13

PENUTUP TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN ASAS RETROAKTIF DALAM UNDANG-UNDANG NO 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME.

0 12 6

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME DALAM Rancangan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Dalam Perspektif HAM.

0 1 17

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP AKTIVITAS CYBERTERRORISM DI INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME.

1 2 1

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA TERORISME MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA TERORISME MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME - Repositori Universitas Andalas

0 0 10

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA TERORISME MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Kewenangan Pihak Kepolisian Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menurut Undang-Undang No 15 Tahun 2003

0 1 25