d. Menyebutkan dengan jelas ditempat mana ia ditahan, untuk member kepastian
hukum bagi yang ditahan dan keluarganya.
d. Penggeledahan
Ditinjau dari segi hukum dan undang-undang sebagaimana dijelaskan Pasal 1 angka 17 KUHAP, penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk
memasuki rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Penggeledahan badan diatur dalam Pasal 1 butir 18 KUHAP yang berbunyi penggeledahan badan adalah
tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada padabadannya atau dibawa
serta untuk disita. Ditinjau dari segi hukum, penggeledahan adalah tindakan penyidik yang
dibenarkan oleh undang-undang untuk memasuki dan melakukan pemeriksaan dirumah tempat kediaman seseorang atau untuk melakukan pemeriksaan terhadap
badan dan pakaian seseorang. Bahkan tidak hanya melakukan pemeriksaan, tapi bias juga sekaligus untuk melakukan penangkapan dan penyitaan. Dilihat dari segi
hak asasi maka tindakan penyidik ini sudah melanggar hak asasi seseorang tersebut dilanggar demi penegakan hukum dan menjaga ketertiban masyarakat.
95
Penyidik memiliki kewenangan dalam penggeledahan namun tidak bisa dilakukan sewenang-wenang. Penyidik harus meminta ijin terlebih dahulu kepada
Kepala Pengadilan Negeri, atau dalam keadaan terpaksa penyidik dapat melakukan penggeledahan tanpa surat ijin namun sesudah dilakukan
95
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
penggeledahan adalah kewajiban penyidik untuk melaporkan penggeledahan tersebut kepada Ketua Pengadilan Negeri.
96
e. Penyitaan
Pengertian penyitaan diatur dalam Pasal 1 butir ke-16 yaitu : “Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan
dibawah penguasaanya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud, untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan
peradilan.” Pasal 38 KUHAP dinyatakan : “Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh
penyidik dengan surat ijin Ketua Pengadilan Negeri setempat.” Penegasan ini dimaksudkan untuk menegakan kepastian hukum. Agar tidak terjadi
kesimpangsiuran seperti yang terjadi dimasa lalu dimana Polri dan penuntut umumsama-sama mempunyai kewenangan melakukan penyitaan, sebagai akibat
dari status sama-sama memiliki wewenang melakukan penyidikan.
97
Permohonan penyitaan yang diajukan penyidik apabila tidak disetujui oleh Ketua Pengadilan Negeri setempat, penyidik tidak dapat melakukan penyitaan.
Hal ini ditegaskan pada Pasal 38 ayat 1 KUHAP. Dan pada ayat ke 2dinyatakan bahwa penyidik hanya dapat melakukan penyitaan atas benda bergerak. Apabila
penyitaan dilaksanakan pada saat yang memaksa atau dalam keadaan tertangkap
96
Ibid.
97
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
tangan, maka sesudah dilakukannya penyitaan penyidik harus memberitahukan penyitaan tersebut kepada Ketua Pengadilan setempat untuk mendapatkan
persetujuannya. Di dalam KUHAP terdapat pengertian mengenai penyitaan yang didalam nya terdapat suatu inovasi baru yang sebelumnya belum ada di Het
Indische Regiling HIR, yaitu tentang penyitaan terhadap barang tidak berwujud. Hal ini diatur dalam Pasal 39 KUHAP ayat 1 yang menyatakan :
98
1. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan delik dan atau mempersiapkannya Pasal 39 ayat 1 butir b KUHAP
2. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana Pasal 39 ayat 1 butir c KUHAP
3. Benda yang khusus dibuat atau yang di peruntukan melakukan tindak pidana Pasal 39 ayat 1 butir d KUHAP
4. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan Pasal 39 ayat 1 butir e KUHAP
Berakhirnya suatu penyitaan menurut hukum acara pidana adalah :
99
1. Penyitaan dapat berakhir sebelum ada keputusan hakim Pasal 46 ayat 1 KUHAP :
a. Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi b. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti atau tidak
merupakan delik c. Perkara tersebut dikesampingkan demi kepentingan umum atau perkara
tersebut ditutup demi hukum kecuali benda tersebut diperolah dari suatu delik atau yang dipergunakan untuk melakukan suatu delik.
2. Penyitaan berakhir setelah ada putusan hakim Pasal 46 ayat 2 KUHAP, maka benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau
mereka yang disebut dalam putusan tersebut, kecuali kalau benda tersebut menurut keputusan hakim dirampas untuk negara, untuk dimusnahkan atau
98
Andi Hamzah, Op.Cit., hal. 153.
99
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
untuk dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi atau jika benda tersebut masih diperlukan sebagai barang bukti untuk perkara lain.
f. Pemeriksaan Surat