penyidik untuk menahan tersangka.
84
Hal ini dijelaskan dalam Tambahan Pedoman Pelaksanaan KUHAP Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman RI No.
M. 14-PW.07.03 Tahun 1983 pada butir 3 diberikan penjelasan sebagai berikut : “Pengertian mulai melakukan penyidikan adalah jika dalam kegiatan penyidikan
tersebut sudah dilakukan tindakan upaya paksa dari penyidik, seperti pemanggilan proyustisi penangkapan, penahanan, pemeriksaan, penyitaan, dan sebagainya”.
85
Penyidikan terhadap suatu tindak pidana adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian tindakan yang dilakukan penyidik untuk membuat jelas suatu
tindak pidana dan menemukan pelaku tindak pidana tersebut. Proses ini terdiri atas :
a. Tindakan Pertama di Tempat Kejadian
Tindakan yang dilakukan oleh penyidik ditempat kejadian perkara, yang diperlukan untuk :
86
1. Menyelamatkan nyawa korban
2. Menangkap pelaku yang masih berada di sekitar lokasi tempat kejadian perkara
TKP 3.
Menutup tempat kejadian untuk siapapun demi menjaga keadaan lokasi kejadian agar tetap seperti aslinya pada saat terjadinya tindak pidana. Hal ini
sangat diperlukan untuk kepentingan penyidikan agar kejadian tersebut menjadi jelas dan dapat ditemukan kebenaran dari tindak pidana tersebut.
4. Menemukan, menyelamatkan, mengumpulkan, dan mengambil barang bukti
yang dapat membantu penyidik untuk mendapatkan petunjuk tentang identitas pelaku, cara dan alat yang digunakan pelaku. Semuanya oni diperlukan untuk
mengatasi kemungkinan pelaku memberikan alibi atau kebohongan yang dapat diungkapkan oleh pelaku pada saat pemeriksaan dilakukan atas pelaku
84
H. Hamrat Hamid dan Harun m. Hussein, Op. Cit., hal 36.
85
Ibid.
86
Harun M. Hussein, Op. Cit., hal. 104.
Universitas Sumatera Utara
5. Menemukan dan mencari saksi yang dapat membantu penyidikan untuk
membantu memecahkan persoalan yang dihadapi penyidik dalam membuat terang peristiwa tersebut.
Tempat kejadian perkara adalah tempat dimana data dan fakta dapat ditemukan. Tempat kejadian perkara merupakan awal dari usaha untuk
mengungkap suatu tindak pidana. A. Hamzah menyatakan : “penyidik waktu melakukan pemeriksaan pertama kali di tempat kejadian sedapat mungkin tidak
mengubah, merusak keadaan di tempat kejadian agar bukti-bukti tidak hilang atau menjadi kabur. Hal ini terutama dimaksudkan agar sidik jari begitu pula bukti-
bukti yang lain seperti jejak kaki, bercak darah, air mani, rambut dan sebagainya tidak hapus atau hilang”.
87
Sidik jari merupakan bukti penting yang dapat menunjukan pelaku. Oleh karena itu pada umumnya tindakan pertama yang dilakukan di tempat kejadian
perkara adalah pemeriksaan sidik jari. Ini dikarenakan tidak ada manusia yang mempunyai sidik jari yang identik sama. Dan pada umumnya para pelaku
ditangkap karena sidik jari mereka yang tertangkap ditempat kejadian.
88
b. Penangkapan