Jenis dan Populasi Hama Tanaman Tomat
4. Ulat buah (Helicoverpa amigera)
Ulat buah merupakan hama yang cukup penting pada tanaman tomat, khususnya pada fase generatif. Pengamatan ulat buah ini dilakukan pada saat fase larva. Menurut Pracaya (1995) hama ini memiliki ciri-ciri panjang tubuh ± 4 cm dan bisa lebih panjang. Warna ulat ini bervariasi dari hijau, hijau kekuningan, hijau kecoklatan, dan hijau kecoklatan hampir hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis memanjang yang berwarna lebih muda dan
Minggu ke-
Kepadatan S. litura
PP: petak pembanding
P0 : Kontrol
P1: Cuka kayu konsentrasi 10%
P2: Cuka kayu konsentrasi 5%
P3: Cuka kayu konsentrasi 2,5%
Helicoverpa amigera. Hama ini mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Animalia
: H. amigera Ulat ini menyerang tomat yang masih muda, sehingga apabila buah
sudah tua tampak berlubang-lubang dan biasanya menjadi busuk karena infeksi (Bernadinus dan Wahyu, 2002). Satu buah tomat biasanya hanya diserang oleh satu ulat H. amigera saja. Sesuai dengan pernyataan Pracaya (1995), bahwa ulat H. amigera memilki sifat kanibal sehingga satu buah untuk satu ulat saja. Buah tomat yang diserang berlubang dan ulat buah bersembunyi di dalam buah. H. amigera bisa berpindah ke buah lain apabila buah yang dimakan sudah habis bagian dalamnya atau ulat tersebut merasa terganggu/tidak nyaman. Perpindahan H. amigera ini hanya pada buah yang letaknya berdekatan dengan buah yang diserang sebelumnya bisa dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Gejala Serangan H. amigera
Tabel 4. Populasi Helicoverpa amigera pada tanaman tomat
Perlakuan
Rata-rata Populas H. amigera Cuka kayu dengan konsentrasi 10%
±1a
Cuka kayu dengan konsentrasi 5%
±1a
Cuka kayu dengan konsentrasi 2,5%
Petak Pembanding
±9c
Keterangan: Angka-angka pada tiap kolom yang diikuti huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada DMRT taraf 5%
nyata terhadap petak pembanding dan kontrol. Petak pembanding juga berbeda nyata dengan kontrol. Sedangkan antara aplikasi cuka kayu masing-masing konsentrasi 10%, 5% dan 2,5% tidak berpengaruh nyata. Jumlah ulat buah paling tinggi adalah pada petak pembanding. Karena pada petak pembanding menggunakan insektisida sintetis dalam pengendalian H. amigera menurut Hadiyani et al. (1993) didalam pengendalian H. amigera menggunakan pestisida sintetis perlu memperhatikan cara penyemprotan yang benar karena H.amigera yang menyerang tanaman tomat bisa resisten terhadap pestisida sintetik bila penyemprotan tidak memperhatikan aturan yang dianjurkan. Aplikasi cuka kayu meberikan pengaruh nyata dalam pengendalian H. amigera pada tanaman tomat. Menurut Nurhayati (2000), cuka kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida. Hal ini didasarkan pada komponen kimia destilatnya yang relatif sama dengan formula kimia yang terdapat pada jenis pestisida tertentu. Sebagai contoh, formulasi senyawaan turunan fenol dan alkohol pada destilat terdapat juga pada kelompok desinfektan dan herbisida yang dijual dipasaran.
Gambar 8. Pengaruh aplikasi cuka kayu terhadap populasi H. amigera
Gambar 8. menunjukkan bahwa populasi ulat buah pada semua perlakuan semakin meningkat pada tiap minggunya. Populasi ulat buah pada minggu ke enam paling tinggi adalah pada kontrol. Selanjutnya pada minggu ke tujuh dan ke delapan paling tinggi pada petak pembanding. Hal ini
Minggu ke-
Kepadatan Ulat Buah
PP: Petak pembanding
P0: kontrol
P1: aplikasi cuka kayu konsentrasi 10%
P2: aplikasi cuka kayu konsentrasi 5% P3: aplikasi cuka kayu konsentrasi 2,5% P2: aplikasi cuka kayu konsentrasi 5% P3: aplikasi cuka kayu konsentrasi 2,5%