Analisis Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E BRI dan Petani Bukan Pengguna KKP-E BRI

3. Analisis Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E BRI dan Petani Bukan Pengguna KKP-E BRI

Pada analisis usaha tani dapat diketahui jumlah input yang digunakan beserta besaran biaya yang dicurahkan dalam usaha tani dan output berupa jumlah produksi yang dihasilkan. Besarnya input dan output dari usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Rata-rata Besarnya Input dan Output dari Usaha Tani Padi

Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

Bukan KKP-E

Input: 1. Benih

a. Jumlah (Kg)

b. Biaya (Rp)

a. Jumlah (Kg)

b. Biaya (Rp)

a. Jumlah (Kg/Lt)

25,29

26 24,66 24,66

b. Biaya (Rp)

a. Jumlah (Kg/Lt)

b. Biaya (Rp)

5. Tenaga Kerja

a. Jumlah (HOK)

b. Biaya (Rp)

6. Biaya Lain-lain

7. Total biaya

1. Produksi (Kg)

2. Harga (Rp/Kg)

3.721

3.721

3.527 3.527 3. Penerimaan (Rp) 25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867 4. Pendapatan (Rp) 15.702.187 15.860.795 14.042.598 14.042.598 5. Efisiensi

Sumber: Analisis Data Primer

commit to user

Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa penggunaan input baik jumlah fisik maupun biaya yang dikeluarkan oleh petani padi pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E bervariasi. Demikian pula dengan jumlah produksi, penerimaan, harga, pendapatan, efisiensi, dan kemanfaatannya.

a. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Penggunaan sarana produksi usaha tani padi petani penerima KKP-E dan petani bukan penerima KKP-E di Kabupaten Karanganyar meliputi penggunaan benih, pupuk, pestisida, dan zat lain yang mendukung pertumbuhan tanaman seperti pupuk daun dan zat perangsang tumbuh. Rata-rata penggunaan sarana produksi usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usaha Tani Padi

Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-

E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 No

Jenis Masukan

KKP-E

Bukan KKP-E

1. Benih (Kg)

a. Organik (Kg)

b. Urea (Kg)

c. KCl (Kg)

d. Phonska (Kg)

e. ZA (Kg)

f. SP36 (Kg)

g. Pupuk Cair (Lt)

a. Rumput tabur (Kg)

b. Score (Lt)

c. Furadan (Kg)

d. Lainnya (Kg/Lt)

a. Gandasil (Kg)

b. Antonik (Lt)

0,07

0,07

c. Dolomit (Kg)

0 0 1,67 1,67

d. Pupuk Hantu (Kg)

0 0 0,10 0,10

Sumber: Analisis Data Primer

commit to user

Rata-rata penggunaan benih pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 46,21 Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 47,27 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk organik usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 479,23Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 243,43 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk urea usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 131,61 Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 186,46 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk KCl usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 4,63 Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 15,28 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk phonska usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 159,80 Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 148,96 Kg/Ha.

Rata-rata penggunaan pupuk ZA usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 211,83 Kg/Ha dan usaha tani padi petani

bukan pengguna KKP-E adalah 262,14 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk SP36 usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 75,98 Kg/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 168,58 Kg/Ha. Rata-rata penggunaan pupuk cair usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 1,84 Lt/Ha dan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 0,39 Lt/Ha.

Rata-rata penggunaan pestisida usaha tani padi petani pengguna KKP-E bermacam-macam tergantung pada jenis pestisida yang digunakan, demikian juga dengan petani bukan pengguna KKP-E. Rata- rata pestisida yang paling banyak digunakan oleh petani pengguna KKP-E adalah pestisida jenis Furadan yaitu sebanyak 2,56 Kg/Ha. Rata-rata pestisida yang paling banyak digunakan oleh petani bukan pengguna KKP-E adalah lainnya yaitu sebanyak 13,97 Lt/Ha. Pestisida jenis lainnya ini antara lain: Trobos, Arrivo, Fujiwa, Starban, Fenval, Regent, Plenum, Virtaco, Pribon, dan Prevathon. Rata-rata penggunaan sarana produksi lain-lain petani pengguna KKP-E adalah penggunaan

commit to user

pupuk daun Gandasil sebesar 0,32 Kg/Ha dan zat perangsang tumbuh Antonik sebesar 0,07 Lt/Ha. Sedangkan rata-rata penggunaan sarana produksi lain-lain oleh petani bukan pengguna KKP-E adalah penggunaan pupuk daun Gandasil sebesar 0,07 Kg/Ha, Dolomit sebesar 1,67 Kg/Ha, dan Pupuk Hantu sebesar 0,10 Kg/Ha.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No

Penggunaan Tenaga Kerja

KKP-E

Bukan KKP-E

1. Pengolahan Tanah

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

10 10 96 96 8 8 92 92 Sumber: Analisis Data Primer

Keterangan: TKD : Tenaga Kerja Dalam (HOK) TKL : Tenaga Kerja Luar (HOK)

Penggunaan tenaga kerja manusia pada usaha tani padi dihitung dalam satuan HOK (hari orang kerja) dengan rata-rata upah kerja sebesar Rp 45.000,00 per HOK per hari termasuk penyediaan makan dan rokok bagi tenaga kerja. Penggunaan tenaga kerja dalam pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E paling banyak terdapat pada pengolahan tanah sebanyak 4 HOK/Ha, sedangkan penggunaan tenaga kerja luar paling banyak terdapat pada pemanenan yaitu sebanyak 35

commit to user

HOK/Ha dan paling sedikit pada saat pengendalian hama dan penyakit sebanyak 2 HOK/Ha. Penggunaan tenaga kerja dalam pada usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E jumlahnya sama pada setiap kegiatan yaitu 2 HOK/Ha kecuali pada penanaman dan pemanenan. Sedangkan penggunaan tenaga kerja luar pada usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E paling banyak pada saat pemanenan yaitu sebanyak 30 HOK/Ha dan paling sedikit pada saat pengendalian hama dan penyakit sebanyak 1 HOK/Ha.

b. Biaya Usaha Tani Biaya usaha tani merupakan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan usaha taninya. Konsep biaya usaha tani yang digunakan adalah biaya mengusahakan, yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga kerja dalam yang diperhitungkan berdasarkan upah tenaga kerja luar. Komponen biaya usaha tani padi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Besarnya biaya masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

1) Biaya Sarana Produksi

Biaya sarana produksi merupakan jumlah biaya yang digunakan untuk membeli sarana produksi dalam usaha tani. Besar biaya sarana produksi dan jenis sarana produksi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.5.

commit to user

Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

a. Organik

622.157 628.442 328.632 328.632

b. Urea

d. Phonska

f. SP36

120.359 121.575 269.726 269.726

g. Pupuk Cair

a. Rumput tabur

b. Score

94.731

95.688 136.565 136.565

c. Furadan

d. Lainnya

a. Gandasil

b. Antonik

7.747

7.825

c. Dolomit

0 0 500 500

d. Pupuk Hantu

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.5. rata-rata biaya sarana produksi yang dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E adalah sebesar Rp 2.476.677,00/Ha/MT, sedangkan yang dikeluarkan oleh petani bukan pengguna KKP-E adalah sebesar Rp 2.602.034,00/Ha/MT. Jenis sarana produksi yang digunakan antara lain: benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain. Pengeluaran petani pengguna KKP-E dalam hal benih dan lain-lain lebih besar daripada petani bukan pengguna KKP-E, sedangkan pengeluaran petani pengguna KKP-E dalam hal pupuk dan pestisida lebih kecil daripada pengeluaran petani bukan pengguna KKP-E.

commit to user

2) Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha tani padi terdiri dari tenaga kerja luar dan tenaga kerja dalam yang berasal dari keluarga. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usaha tani meliputi biaya untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan. Rata- rata biaya tenaga yang dikeluarkan dalam usaha tani dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No

Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

1. Pengolahan Tanah

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Sumber: Analisis Data Primer

Upah tenaga kerja pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E sebesar Rp 45.000,00 per HOK per hari. Upah yang diberikan pada tenaga kerja pria maupun wanita sama. Khusus untuk penanaman dan pemanenan upah dibayarkan secara borongan. Berdasarkan Tabel 5.5. dapat diketahui bahwa total biaya penggunaan tenaga kerja pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah Rp 4.078.037,00/Ha/MT. Sedangkan total biaya penggunaan tenaga kerja pada usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 3.932.333,00/Ha/MT.

commit to user

3) Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani di luar biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja. Komponen biaya lain-lain meliputi biaya penyusutan, biaya sewa lahan, pajak, biaya transportasi, biaya pengairan, bunga pinjaman, dan selamatan. Besar biaya lain-lain yang dikeluarkan dalam usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-

E dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Rata-rata Biaya Lain-lain Usaha Tani Padi Petani

Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No

Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

2. Sewa Lahan

6. Bunga Pinjaman

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.7. dapat diketahui bahwa rata-rata biaya lain-lain usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah Rp 3.535.888,00/Ha/MT, sedangkan biaya lain-lain usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 2.656.901,00/Ha/MT. Besar biaya lain-lain yang paling besar dikeluarkan pada usaha tani padi adalah biaya sewa lahan, yaitu rata-rata Rp 2.758.426,00/Ha/MT untuk usaha tani petani pengguna KKP-E dan rata-rata Rp 2.204.167,00/Ha/MT untuk usaha tani petani bukan pengguna KKP-E. Komponen biaya lain-lain yang membedakan antara usaha tani petani pengguna KKP-E dan petani bukan

commit to user

pengguna KKP-E adalah adanya bunga pinjaman bagi petani pengguna KKP-E.

4) Biaya Total

Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani dalam usaha tani padi, yaitu jumlah dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain. Besar biaya total usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Rata-rata Biaya Total Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

Per UT (Rp)

Per Ha (Rp)

1. Biaya Sarana Produksi

2.451.910

2.476.677 2.602.034 2.602.034

2. Biaya Tenaga Kerja

4.037.257

4.078.037 3.932.333 3.932.333

3. Biaya Lain- lain

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 5.8. dapat diketahui bahwa biaya total yang dikeluarkan petani pengguna KKP-E dalam usaha tani padi adalah sebesar Rp 10.090.602,00/Ha/MT, sedangkan biaya total yang dikeluarkan petani bukan pengguna KKP-E dalam usaha tani padi adalah sebesar Rp 9.191.268,00/Ha/MT. Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E maupun petani bukan pengguna KKP-E adalah biaya tenaga kerja. Besar biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani pengguna KKP-E adalah Rp 4.078.037/Ha/MT, sedangkan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 3.932.333,00/Ha/MT.

commit to user

Besarnya biaya tenaga kerja disebabkan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan.

c. Penerimaan Usaha Tani Padi Penerimaan adalah pendapatan kotor usaha tani, yaitu hasil yang diterima dari usaha tani padi sebelum dikurangi biaya. Penerimaan merupakan hasil perkalian antara produksi usaha tani padi dengan harga per satuan. Rata-rata produksi, harga, dan penerimaan usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Rata-rata Produksi, Harga, dan Penerimaan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-

E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 No Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

1. Produksi (Kg)

2. Harga (Rp/Kg)

3. Penerimaan (Rp)

25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867 Sumber: Analisis Data Primer

Rata-rata produksi padi usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah 7.007 Kg/Ha dengan rata-rata harga Rp 3.721,00/Kg sehingga didapatkan rata-rata penerimaan sebesar Rp 25.951.397,00/Ha. Rata- rata produksi padi usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah 6.593 Kg/Ha dengan rata-rata harga Rp 3.527,00/Kg sehingga didapatkan rata-rata penerimaan sebesar Rp 23.233.867,00/Ha. Perbedaan jumlah produksi disebabkan oleh perbedaan jumlah curahan input usaha tani. Perbedaan harga jual disebabkan oleh kerja sama yang dijalani oleh petani pengguna KKP-E melalui kelompok tani dengan mitra yaitu PT. Pertani. Produksi petani pengguna KKP-E banyak diserap oleh mitra untuk digunakan kembali sebagai benih, sedangkan produksi petani bukan pengguna KKP-E dijual untuk keperluan

commit to user

konsumsi dengan harga yang lebih rendah. Perbedaan besar penerimaan disebabkan oleh perbedaan rata-rata produksi dan rata-rata harga.

d. Pendapatan Usaha Tani Padi Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan biaya usaha tani. Rata-rata pendapatan petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Rata-rata Pendapatan Usaha Tani Padi Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

1. Penerimaan (Rp)

25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867

2. Biaya (Rp)

9.989.696 10.090.602

9.191.268 9.191.268

3. Pendapatan (Rp)

15.702.187 15.860.795 14.04.2598 14.042.598 Sumber: Analisis Data Primer

Rata-rata pendapatan usaha tani padi petani pengguna KKP-E adalah Rp 15.702.187,00/Ha, sedangkan rata-rata pendapatan usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 14.042.598,00/Ha. Pendapatan usaha tani padi petani pengguna KKP-E lebih tinggi dikarenakan rata-rata penerimaan yang lebih tinggi dengan rata-rata biaya yang tidak jauh berbeda.

e. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha Tani Padi Efisiensi merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya per usaha tani dan dihitung dengan R/C Ratio. Kemanfaatan dihitung menggunakan Incremental B/C Ratio yaitu tambahan manfaat setiap adanya penambahan biaya. Rata-rata efisiensi dan kemanfaatan usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.

commit to user

Petani Pengguna KKP-E dan Petani Bukan Pengguna KKP-

E di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012 No

Jenis Biaya

KKP-E

Bukan KKP-E

1. Penerimaan (Rp)

25.691.883 25.951.397 23.233.867 23.233.867

2. Biaya (Rp)

9.989.696 10.090.602

9.191.268 9.191.268

3. Pendapatan (Rp)

Sumber: Analisis Data Primer Nilai R/C ratio pada usaha tani padi petani pengguna KKP-E

dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan petani memberikan pengembalian sebesar Rp 2,57. Sedangkan pada usaha tani petani bukan pengguna KKP-E dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan petani memberikan pengembalian sebesar Rp 2,53. Berdasarkan Tabel 5.11. dapat diketahui bahwa efisiensi usaha tani padi petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E lebih besar dari 1, maka kedua usaha tani tersebut efisien. Nilai Incremental B/C Ratio dua usaha tani tersebut sebesar 2,986 atau lebih besar dari 1 maka, usaha tani padi petani pengguna KKP-E lebih memberikan kemanfaatan daripada usaha tani padi petani bukan pengguna KKP-E.

f. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Padi

Hubungan antara faktor-faktor dengan pendapatan usaha tani padi ditunjukkan dengan model regresi linier berganda. Faktor-faktor yang dimasukkan ke dalam persamaan meliputi modal sendiri, modal KKP-E, luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dummy kepenguasaan lahan, dan dummy penggunaan kredit. Data yang telah dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS didapatkan persamaan sebagai berikut:

Y = -5,720E6 + 0,949 X 1 + 0,008 X 2 + 0,047 X 3 + 0,081 D 1 + 0,083

D 2 +e

commit to user

Keterangan: Y = Pendapatan petani (juta Rp)

β 0 = Intercept (konstanta)

β 1 ,β 2 , β 3 , β 4 ,β 5 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X 1 = Luas lahan (Ha)

X 2 = Tingkat pendidikan

X 3 = Jumlah anggota keluarga

D 1 = Kepenguasaan lahan (D = 1, petani pemilik, D = 0, petani

penggarap).

D 2 = Penggunaan kredit (D = 1, pengguna KKP-E, D = 0, bukan

pengguna KKP-E)

Tabel 5.12. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani Petani Anggota Kelompok Tani Rukun Tani dan Rukun Makaryo di Kabupaten Karanganyar MT II Tahun 2012

No

Variabel

Koefisien Regresi

t hitung Sig.

1. Luas Lahan (X 1 )

0,949 31,749 0,000 ***

2. Tingkat Pendidikan (X 2 )

0,008 0,251 0,803 ns

3. Jumlah Anggota Keluarga

(X 3 )

0,047 1,625 0,110 ns

4. Kepenguasaan Lahan (D 1 )

0,081 2,642 0,011 **

5. Penggunaan Kredit (D 2 )

0,083 2,852 0,006 *** R = 0,977

Adj. R 2 = 0,951

F hitung = 230,577

F Sig. = 0,000 *** Sumber: Analisis Data Primer

Keterangan: **) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% ***) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%

ns ) : tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan

95%, dan 99%

1) Uji adjusted R 2 Nilai uji koefisien relasi guna melihat hubungan kekuatan antara variabel bebas dalam persamaan regresi. Nilai uji koefisien

commit to user

relasi dalam regresi ditunjukkan dengan nilai R. Nilai R pada uji regresi menunjukkan nilai 0,977, yang artinya bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit memiliki hubungan yang sangat kuat.

Nilai koefisien determinasi digunakan untuk melihat ketepatan model. Nilai uji koefisien determinasi dilihat pada nilai adjusted R 2 (adj. R 2 ). Nilai adj. R 2 berdasarkan analisis model adalah sebesar 0,951, yang artinya bahwa variabel luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan variabel pendapatan petani sebesar 95,1% dan sisanya sebesar 4,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2) Pengaruh Faktor-faktor terhadap Usaha Tani Padi (Uji F) Pengaruh faktor-faktor terhadap pendapatan usaha tani padi menunjukkan besarnya pengaruh faktor atau variabel secara bersama-sama antara variabel luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit terhadap pendapatan usaha tani. Pengaruh variabel secara bersama- sama dapat diketahui dengan melakukan uji F (F-test). Berdasarkan Tabel 5.12. dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 230,577 lebih besar daripada F-tabel yaitu sebesar 3,38. Hal ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani petani di Kabupaten Karanganyar.

3) Pengaruh Masing-masing Faktor terhadap Pendapatan Usaha Tani

Padi (Uji t)

Pengaruh masing-masing faktor terhadap pendapatan usaha tani padi petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan Rukun

commit to user

Makaryo dapat diketahui melalui uji keberartian regresi dengan uji t (t-test). Berdasarkan Tabel 5.12. dapat diketahui bahwa terdapat tiga faktor atau variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani padi petani anggota kelompok tani Rukun Tani dan kelompok tani Rukun Makaryo, antara lain: luas lahan, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari batas kesalahan yang dapat terjadi yaitu 0,05 (α=5%) sehingga variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap pendapatan petani.

Berdasarkan nilai dari koefisien regresi dapat diketahui bahwa variabel luas lahan, kepenguasaan lahan, dan penggunaan kredit memiliki hubungan positif dengan pendapatan petani sehingga setiap peningkatan luas lahan, kepenguasaan lahan, dan penggunaan

kredit akan meningkatkan pendapatan petani. Variabel tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung lebih kecil daripada nilai t-tabel, sehingga dengan demikian terkait dengan hipotesis berarti Ho diterima.

4) Pengujian Asumsi Klasik

a) Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011), ada beberapa cara untuk menemukan hubunganantara variabel X yang satu dengan variabel X yang lainnya (terjadinya multikolinearitas), ialah memiliki korelasi antar variabel bebas yang sempurna (lebih dari 0,9) yang dapat dilihat dari nilai dalam matrik Pearson Corelation (PC). Berdasarkan hasil perhitungan nilai matrik Pearson Corelation diketahui bahwa nilai terbesar dari keseluruhan korelasi antara variabel-variabel bebas adalah 0,291 atau tidak lebih besar dari 0,9 sehingga dapat disimpulkan dalam model tidak terdapat multikolinearitas (Lampiran 15).

commit to user

b) Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola sebaran titik-titik pada diagram scatterplot. Berdasarkan hasil analisis data pada diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik- titik tersebar dalam empat kuadran dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Lampiran 15).

5) Uji Beda t test

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nlai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sample.

Tabel 5.13. Hasil Analisis Uji t-test antara Variabel Pendapatan

Petani dan Penggunaan Kredit

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pendapatan Petani

Pengguna KKP-E

30 1.57E7 1.203E7 2196429.526

Bukan Pengguna KKP-E

30 1.39E7 1.161E7 2119151.289

Sumber: Analisis Data Primer Kriteria:

H 0 = rata-rata pendapatan petani antara petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E adalah sama

H 1 = rata-rata pendapatan petani antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E adalah berbeda Berdasarkan Tabel 5.13. rata-rata pendapatan petani untuk reponden petani pengguna KKP-E adalah Rp 1.570.000,00 sedangkan untuk responden petani bukan pengguna KKP-E adalah Rp 1.390.000,00. Secara absolut terlihat bahwa pendapatan petani berbeda antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna

commit to user

KKP-E. Terlihat dari output SPSS (Lampiran 15) bahwa F hitung levene test sebesar 0,026 dengan probabilitas 0,872. Karena

probabilitas >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 tidak dapat ditolak atau memiliki variance yang sama. Dengan demikian, analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed . Berdasarkan output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 0,576 dengan probabilitas signifikansi 0,567 (two tail), sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani tidak berbeda secara signifikan antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E. Modal KKP-

E digunakan petani sebagai faktor pelancar dalam usaha taninya. KKP-E dimanfaatkan petani untuk memenuhi kebutuhan akan sarana produksi dan sebagai sarana untuk memenuhi inovasi teknologi yang disarankan. Tabel 5.14. Hasil Analisis Uji t-test antara Variabel Luas Lahan

dan Penggunaan Kredit

Std. Deviation

Std. Error Mean

Luas Lahan Pengguna

Bukan Pengguna KKP-E

30 0.9960

0.69144 0.12624

Sumber: Analisis Data Primer Kriteria:

H 0 = rata-rata luas lahan petani antara petani pengguna KKP-E dan

petani bukan pengguna KKP-E adalah sama

H 1 = rata-rata luas lahan petani antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E adalah berbeda Rata-rata luas lahan untuk reponden petani pengguna KKP-E adalah 0,9907 Ha sedangkan untuk responden petani bukan pengguna KKP-E adalah 0,9960 Ha. Secara absolut terlihat bahwa luas lahan petani berbeda antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E. Terlihat dari output SPSS (Lampiran 15)

commit to user

bahwa F hitung levene test sebesar 0,296 dengan probabilitas 0,589. Karena probabilitas >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 tidak dapat ditolak atau memiliki rata-rata yang sama. Dengan demikian, analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed . Berdasarkan output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah -0,032 dengan probabilitas signifikansi 0,975 (two tail), sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata luas lahan petani tidak berbeda secara signifikan antara petani pengguna KKP-E dan petani bukan pengguna KKP-E.