METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang linkup penelitian

Peneliti mengambil penelitian pada kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang memiliki 17 kecamatan. Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah, hasil analisis ketimpangan pendapatan regional serta hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi regional. Dalam penelitian ini, digunakan data PDRB lapangan usaha atas dasar harga konstan di Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2001-2008, kemudian data jumlah penduduk Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2001-2008. Serta PDRB per kapita tiap kecamatan yang sudah diolah.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diambil berdasarkan sumber data yang tersedia pada suatu tempat dan diperoleh dengan cara:

1. Metode Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara mengutip sumber yang ada.

2. Metode Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku kepustakaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan time series data sekunder. Data penelitian dikumpulkan dari hasil publikasi BPS yang mencakup:

1. Laju Pertumbuhan Ekonomi tahun 2001-2008.

2. Jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2001-2008.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karanganyar atas dasar harga konstan tahun 2001-2008.

4. PDRB perkapita Kabupaten Karanganyar atas dasar harga konstan tahun 2001-2008.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi ini diberikan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terhadap suatu variabel yang ada. Vaiabel-variabel tersebut, yaitu :

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi didapat dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke n terhadap nilai pada tahun ke n-1, dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1, kemudian dikalikan dengan 100 persen.

b. PDRB atas dasar harga konstan Menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

c. PDRB per kapita kabupaten Merupakan hasil bagi PDRB kabupaten suatu daerah terhadap jumlah penduduk di kabupaten tersebut pada pertengahan tahun tertentu.

d. PDRB per kapita kecamatan Merupakan hasil bagi PDRB kecamatan suatu daerah terhadap jumlah penduduk di kecamatan tersebut pada pertengahan tahun tertentu.

e. Penduduk Yaitu orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan masyarakat tertentu.

D. Alat Analisis Data :

a. Tipologi Klassen Alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah.

Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat- tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth ), daerah berkembang cepat (high growth but Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat- tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth ), daerah berkembang cepat (high growth but

1. daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh , daerah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten;

2. daerah maju tapi tertekan , daerah kecamatan yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten;

3. daerah berkembang cepat, daerah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten;

4. daerah relatif tertinggal adalah daerah kecamatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapat per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata kabupaten.

b. Indeks Williamsons (IW) Tingkat ketimpangan regional suatu daerah adalah perhitungan tingkat penyebaran PDRB per kapita, baik kecamatan atau kabupaten terhadap tingkat rata-rata PDRB per kapita kabupatean atau provinsi. Tingkat penyebaran dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Williamson (Uppal dan Sri Handoko, 1986 dalam Nunik Kadarwati, 2005).

Formula ini pada dasarnya sama dengan coefficient of variation (CV) biasa dimana standar deviasi dibagi dengan rataan. Williamson (1965) memperkenalkan

CV W ini dengan menimbangnya dengan proporsi penduduk, Formulanya adalah sebagai berikut (Sjafrizal dalam Kuncoro,

 2 ( Yi  Y ) fi / n IW=

Keterangan : IW = Indeks Williamsons n

= Jumlah penduduk rata-rata Kabupaten Karanganyar fi = Jumlah penduduk pada kecamatan ke-i

Yi = Pendapatan per kapita kecamatan ke-i Y

= Pendapatan per kapita Kabupaten Karanganyar

Indeks IW berkisar antara 0 < IW < 1, (Emilia dan Imelia, 2006: 51) ;

- Bila IW < 0,3 artinya : ketimpangan pendapatan wilayah rendah. -

Bila IW < 0,3 – 0,4 artinya : ketimpangan pendapatan wilayah sedang.

- Bila IW > 0,4 artinya : ketimpangan pendapatan wilayah tinggi.

c. Korelasi Pearson

Korelasi adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan variabel yang lain secara teratur, dengan arah yang sama atau dapat pula dikatakan dengan arah yang berlawanan.

Pada penelitian ini perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan menggunakan Pearson Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, dimana korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan Indeks Williamson.

Keterangan : r

= Korelasi Pearson

X = pertumbuhan PDRB Y

= Indeks Williamson

Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan antara 0 (nol) sampai +1 atau 0 (nol) sampai -1. Apabila koefisien korelasi r mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan. Apabila Koefisien korelasi dinyatakan dengan bilangan antara 0 (nol) sampai +1 atau 0 (nol) sampai -1. Apabila koefisien korelasi r mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan. Apabila

Untuk pengambilan keputusan dari hasil pengujian pada program SPSS, dapat digunakan 2 cara:

1. Melihat Koefisien Korelasi : • Apabila Koefisien Korelasi > 0,5. Menunjukkan korelasi yang kuat. • Apabila Koefisien Korelasi < 0,5. Menunjukkan korelasi yang lemah. • Penafsiran tanda korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh terhadap

penafsiran hasil. Tanda negatif pada output menunjukkan arah yang berlawanan sedangkan tanda positif menunjukkan arah yang searah.

2. Melihat Signifikasi Hasil Korelasi : Bertujuan untuk mengetahui apakah angka korelasi tersebut benar-benar signifikan sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel.

Pengujian Hipótesis :

H 0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variable atau angka korelasi = 0.

H I : Ada hubungan (korelasi) antara 2 variabel atau angka korelasi >

Uji dua sisi dilakukan untuk mencari ada tidaknya hubungan korelasi.

Keputusan Uji

• Apabila nilai Sig. > 0,05 Maka H 0 diterima, berarti tidak ada korelasi/hubungan antara dua variabel yang diamati. • Apabila nilai Sig. < 0,05 Maka H 0 ditolak, H I diterima, berarti ada korelasi/hubungan antara dua variabel yang diamati.