6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan urusan perpajakan. Karena Pajak merupakan
kontribusi wajib kepada Negara yang berhutang oleh pribadi atau pun badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan
dugunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk laporan rakyat. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota berada di Gedung Keuangan Negara 1 Lantai IV dan
beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 30A Medan. Adapun sejarah dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Koa merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Timur yang berdasarkan kepada: a.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 443KMK.012001 Tanggal 23 Juli 2001.
b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 58KMK.012002 Tanggal 26
Februari 2002.
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota membawahi 1 satu bagian dan 6 enam seksi, ditambah kelompok Jabatan fungsional. Adapun bidang-bidang yang ada di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota antara lain sebagai berikut: 1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Ekstensifikasi
3. Seksi Pengolahan Data PDI
4. Seksi Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON I, II, III dan IV
6. Seksi Pemeriksaan
7. Seksi Penagihan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
C. Bidang-bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 1.
Sub Bagian Umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan
kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.
2. Seksi Ekstensifikasi
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak,
dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha
angka penerimaan pajak, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis
computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.
4. Seksi Pelayanan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan
Universitas Sumatera Utara
dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Seksi Pengawasan dan Konsultan WASKON I, II, III, IV
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan wajib pajak PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya, bimbingan atau himbauan kepada wajib pajak
dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 empat Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah
territorial tertentu.
6. Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyususnan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
7. Seksi Penagihan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan
penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
Universitas Sumatera Utara
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional Terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Peajabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam
melaksanakan pekerjaannnya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, teknologi informatika
dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA FAKTUR PAJAK
A. Pengertian Pajak
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara harus menjadi penerimaan utama karena sumber-sumber penerimaan yang lain, selain pajak seperti pendapatan pengelolaan
sumber alam sangat terbatas, bisa berkurang atau bahkan habis. Oleh karena itu secara terus- menerus kesadaran masyarakat membayar pajak harus ditumbuh kembangkan agar pajak
nantinya sebagai sumber utama untuk membiayai pembangunan Setyawan, 2009:1. Sedangkan menurut arti lain, pajak merupakan iuran rakyat kepada Negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan, dimana rakyat sebagai pembayar pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung kontra prestasi, namun imbalan yang diterima rakyat
adalah pelayanan yang baik oleh Negara baik secara fisik maupun non fisik Setyawan, 2009:1.
B. Faktur Pajak
Bagi Wajib Pajak yang sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak P.K.P dalam melaksanakan transaksi penyerahan barang kena pajak selain jasa kena pajak harus membuat
faktur pajak. Faktur Pajak ini berfungsi sebagai bukti transaksi penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak, selain itu dapat juga digunakan sebagai bukti kredit pajak masukan bagi
pembeli dan bukti pajak keluaran bagi penjual. Mulai 1April 2013 akan diberlakukan Faktur Pajak sesuai PER-24-PJ-2012. Jenis Faktur Pajak antara lain Setyawan, 2009:239 :
a. Faktur Pajak Sederhana
Universitas Sumatera Utara
Bagi Pengusaha Kena Pajak PKP yang melakukan penjualan eceran di mana penjualan dilakukan kepada komsumen akhir yang tidak diketahui identitasnya dan
biasanya jumlah transaksinya banyak dengan volume kecil, maka sangat tidak efektif untuk membuat faktur pajak sesuai ketentuan dalam Pasal 13 ayat 5 UU PPN di
mana faktur pajak paling sedikit harus memuat :
1. nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKPJKP
2. nama, alamat, dan NPWP pembeli BKPJKP
3. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga
4. PPN yang dipungut
5. PPnBM yang dipungut
6. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak
7. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak
b. Faktur Pajak Standard
Faktur pajak standar adalah faktur pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak dengan ketentuan yaitu bentuk dan ukuran faktur pajak standar disesuaikan dengan
kepentingan PKP. Setiap faktur pajak standar harus menggunakan kode faktur pajak yang diberikan oleh kepala KPP kepada wajib pajak yang telah dikukuhkan sebagai PKP.
Dalam faktur pajak standar harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak BKP atau Jasa Kena Pajak JKP meliputi :
1. Nama, alamat dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP.
2. Nama, alamat dan NPWP pembeli BKP atau JKP.
Universitas Sumatera Utara
3. Nama BKP atau JKP.
4. Harga jualpenggantianuang mukatermmin Rp..
5. Potongan harga
6. Dasar Pengenaan Pajak
7. PPN = 10Xdpp
8. Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan faktur pajak
9. Nama, jabatan dan tandatangan yang berhak menandatangani faktur pajak.
Faktur pajak standar paling sedikit dibuat dalam rangkap dua yaitu :
•
Lembar ke-1 : untuk pembeli BKP atau penerima JKP sebagai bukti pajak masukan.
•
Lembar ke-2 : untuk PKP yang menerbitkan faktur pajak standar sebagai bukti pajak keluaran.
c. Faktur Pajak Gabungan
Faktur Pajak yang dibuat meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama 1 satu
bulan kalender.
Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan Barang Kena Pajak danatau Jasa Kena Pajak meskipun di dalam bulan penyerahan telah terjadi
pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya.
Contoh 1:
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal CV.Mustika Jaya Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada CV.Sungai Mas pada tanggal 1, 5, 10, 11, 12, 20, 25, 28, dan 31
Oktober 2012, tetapi sampai dengan tanggal 31 Oktober 2012 sama sekali belum ada pembayaran atas penyerahan tersebut, CV.Mustika Jaya diperkenankan membuat 1 satu
Faktur Pajak gabungan meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan pada bulan Oktober, yaitu paling lama tanggal 31 Oktober 2012.
Contoh 2:
CV.Gunung Muria Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada CV.Air Murni pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29 dan 30 Juni 2012. Pada
tanggal 28 Juni 2012 terdapat pembayaran oleh CV.Air Murni atas penyerahan tanggal 2 Juni 2012. Dalam hal CV.Gunung Muria menerbitkan Faktur Pajak gabungan, Faktur
Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 Juni 2012 yang meliputi seluruh penyerahan yang terjadi pada bulan Juni 2012.
C. Saat Pembuatan Faktur Pajak