Keterkaitan Bidang Pengurangan Emisi GRK pada RAN dengan Pembagian Urusan Pemerintahan
Tabel 9. Keterkaitan Bidang Pengurangan Emisi GRK pada RAN dengan Pembagian Urusan Pemerintahan
Sumber : Disarikan dari PP 38 Tahun 2007
Padanan pembagian bidang kegiatan pengurangan emisi gas rumah kaca pada RAN GRK dengan urusan pemerintahan pada PP 38/2007 menunjukkan bahwa seluruh bidang berada pada urusan pemerintahan yang dibagi persama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Kenyataan memperlihatkan adanya keterkaitan antara bidang kegiatan pengurangan emisi gas rumah kaca dengan pembagian urusan pemerintahan. Pada gambar tersebut juga diindikasikan klasifikasi urusan pemerintahan yang sifatnya wajib maupun pilihan bagi Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota bergantung kepada karakteristik wilayah masing – masing. Urusan wajib ialah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkaitan dengan pelayanan dasar. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Dalam pembagian urusan pemerintahan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan, pada umumnya terdapat beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan; yakni eksternalitas, akuntabilitias, dan efisiensi dengan memperhatikan hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. Pada praktiknya, pembagian urusan pemerintahan ini sifatnya akan sangat kontekstual dan sangat dimungkinkan untuk terjadi perbedaan antara suatu periode ke periode lainnya maupun antar daerah. Oleh karenanya pada pengaturan teknis untuk setiap bidang urusan pemerintahan perlu dilakukan dengan melihat pengaturan yang dilakukan melalui kementerian/lembaga pemerintahan non departemen yang membidangi urusan pemerintah tersebut.
Rencana Aksi Daerah Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), sebagai bagian tidak terpisahkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang direncanakan di dalam RAN GRK, perlu dilaksanakan dalam kerangka institusi yang sesuai dan telah ditetapkan sebelumnya. Kerangka institusi nasional yang berperan dalam mendukung pelaksanaan RAN GRK telah ditetapkan dengan melibatkan beberapa komponen sebagai berikut :
Tabel 15. Kerangka Institusi Pendukung Pelaksanaan RAN GRK Institusi
Tugas & Peran
Kementerian • Melakukan koordinasi pelaksanaan dan pemantauan RAN GRK dengan melibatkan para Menteri Koordinator
dan Gubernur yang terkait dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Perekonomian
• Melaporkan pelaksanaan RAN GRK yang terintegrasi kepada Presiden paling sedikit 1 tahun sekali. Kementerian
• Mengkoordinasikan evaluasi dan kaji ulang RAN-GRK yang terintegrasi
Perencanaan
• Melaporkan hasil evaluasi kepada Menteri Koordinator Perekonomian
Pembangunan Nasional • Menyusun pedoman RAD-GRK yang akan diintegrasikan dalam upaya pencapaian target nasional / Kepala Bappenas
penurunan emisi GRK. • Mengkoordinasikan inventarisasi GRK yang dilakukan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga
Kementerian dan Pemerintah Daerah dan melaporkan hasil inventarisasi GRK tersebut kepada Menteri Lingkungan Hidup
Koordinator Perekonomian. • Menyusun pedoman dan metodologi MRV (Measurable Reportable Verifiable)
Kementerian Dalam • Memfasilitasi penyusunan RAD-GRK bersama-sama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Negeri
Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup • Melaksanakan RAN-GRK dan inventarisasi GRK pada Kementerian/Lembaga masing-masing.
• Memantau pelaksanaan RAN-GRK secara berkala.
Kementerian / Lembaga • Melaporkan pelaksanaan kegiatan RAN-GRK yang telah terverifikasi kepada Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan Menteri Lingkungan Hidup secara berkala, minimal satu tahun sekali. • Menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) yang mengacu pada RAN-GRK dan sesuai dengan prioritas pembangunan daerah berdasarkan kemampuan APBD dan masyarakat.
Gubernur / Pemerintah Provinsi
• Menetapkan RAD GRK melalui Peraturan Gubernur • Menyampaikan RAD-GRK kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk diintegrasikan dalam upaya pencapaian target nasional penurunan emisi GRK
Sumber :: RAN GRK, 2010 .
Secara umum Pemerintah Pusat melalui Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen memiliki kewenangan untuk menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Norma Standar Prosedur Kerja (NSPK) untuk pelaksanaan urusan wajib dan pilihan. Norma Standar Prosedur Kerja (NSPK) tersebut kemudian berfungsi sebagai pedoman bagi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan setiap urusan wajib serta pilihan tersebut.
Penyiapan institusi juga memerlukan pemahaman distribusi kewenangan antar tingkat pemerintahan yang terkait dengan perubahan iklim. Pemerintah Pusat pada dasarnya adalah membangun kebijakan umum yang dilengkapi dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK). Pemerintah Provinsi, di sisi lain, adalah perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat di daerah: Dengan demikian memiliki kewenangan untuk pengendalian implementasi kebijakan nasional dan NSPK. Pemerintah Provinsi juga memiliki peran dalam memfasilitasi isu antar kabupaten/kota. Adapun konteks desentralisasi untuk setiap sektor pada dasarnya berbeda tergantung konteks kebutuhan sektoral.