Perancangan Standar PJJ SEAMOLEC

BAB 3 Standar PJJ SEAMOLEC

Untuk setiap program PJJ yang ditawarkan diharapkan telah melalui tahap pengembangan program sesuai dengan model pengembangan program pembelajaranpelatihan yang baku untuk setiap institusi, yaitu melalui tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, evaluasi and revisi. Program PJJ yang ditawarkan dapat menerapkan model hybrid, yaitu gabungan antara tatap muka dan jarak jauh berbasis TIK, atau 100 jarak jauh berbasis TIK. Dalam model Hybrid, pemanfaatan bahan ajar berbasis TIK akan mencapai 30–79 . Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik akan lebih banyak belajar mandiri. Pembelajaran hybrid ini terdiri dari: 1. Pembelajaran tatap muka residensial dan tutor kunjungtutor jaga. 2. Pembelajaran menggunakan media cetakmodul elektronik bila diperlukan. 3. Pembelajaran menggunakan audio-video. 4. Pembelajaran berbasis web. Standar program PJJ yang dikembangkan berdasarkan standard PJJ SEAMOLEC harus melalui tahapan berikut: 1. Perancangan 2. Pengembangan 3. Implementasi 4. Evaluasi 5. MonevRevisi berkelanjutan

A. Perancangan

Beberapa langkah yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran pada suatu program pendidikan atau pelatihan antara lain: 1. Pemilihan program berdasarkan kebutuhan. 2. Pengemasan program pembelajaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang baik dan benar. 3. Pengaturan waktu belajar, waktu tes, dan lain lain. 4. Pemanfaatan secara efisien dan efektif berbagai bantuan belajar yang tersedia seperti, tutorial, pembimbingan akademik, dan konseling. 5. Ketersediaan sistem yang mudah diakses oleh peserta didik untuk mendapatkan hal- hal yang tersebut pada butir 1 sampai dengan 4. 14 Untuk mendapatkan program pembelajaran yang efisien dan efektif, maka harus dimulai dengan membuat perancangandesain program. Hal ini berlaku pula untuk program PJJ. Hasil perancangan ini adalah kompetensi lulusan, kurikulum program studi, peta kompetensi program studiprogram diklatmata kuliahmata pelajaranmata diklat, standar kelulusan, dan silabus silabus untuk setiap mata kuliahmata pelajaranmata diklat. Tahapan dalam perancangandesain program adalah sebagai berikut. 1. Perancangan dimulai dengan melakukan analisis terhadap peserta didik, konteks dan konten pembelajaranperkuliahanpelatihan. Hasil analisis kebutuhan instruksional ini adalah kompetensi utama dari lulusan program studiprogram diklat atau lulusan satu mata kuliahmata pelajaranmata diklat. 2. Kompetensi utama ini di analisis menjadi berbagai kompetensi yang akan dikuasai peserta didik setelah melalui partisipasi sejumlah mata kuliahpelajarandiklat wajib dan pilihan dari suatu program studi atau pelatihan. 3. Setelah didapat kompetensi utama suatu mata kuliah maka dilakukan analisis instruksional untuk memetakan susunan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh satu program studi atau pelatihan. Setiap kompetensi dijabarkan menjadi satu atau lebih mata kuliahdiklat. Hasil dari kegiatan penjabaran kompetensi program studi dan mata kuliah adalah gambaran program studi dan silabus untuk setiap mata kuliah. 4. Setelah mendapatkan silabus mata kuliah dapat mulai dikembangkan Satuan Acara Perkuliahan SAP untuk pertemuan tatap muka pada residensial atau video teleconference atau tutor kunjung, dan bahan ajar untuk untuk setiap matakuliah. Standar perancangandesain program SEAMOLEC adalah: 1. Berdasarkan analisis kebutuhan. 2. Dilaksanakan berdasarkan tahap pengembangan sistem pembelajaranpelatihan. 3. Untuk perancangan pembelajaran berbasis web, melibatkan tiga komponen dasar yaitu: a. pemetaan program program mapping, b. pengumpulan dan penyusunan objek belajar atau learning object materials, dan c. rancangan proses belajar atau proses interaksi learning path design. Pemetaan program adalah proses pemetaan komponen-komponen dalam bahan ajar berbasis web dan strategiprosedur yang akan digunakan bersama bahan tersebut untuk mencapai kompetensi belajar yang diharapkan. Hasilnya adalah peta program yang menjelaskan serangkaian objek belajar yang sudah tertata dan terorganisasi secara berurutan sesuai dengan urutan belajar yang dirancang serta strategi belajarinteraksi antar objek belajar tersebut, antar objek belajar dengan peserta didik yang belajar, dan antara objek belajar, peserta didik, dan sumber belajar lainnya. Dalam program tatap muka, peta program ini disebut sebagai garis besar program pembelajaran GBPP atau silabus. Langkah pengembangan program pembelajaran berbasis Web sesuai dengan buku Pedoman pengembangan Bahan ajar berbasis web. Khusus untuk pemenuhan standar SEAMOLEC maka, bahan tersebut harus terdiri dari 15 video dari dosen yang disertai dengan presentasi berbasis powerpoint dan simulasi konsep-konsep yang penting. 16 4. Untuk perancangan pembelajaran pembelajaran berbasis audio visual Bahan ajar audio-visual atau non-cetak digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang spesifik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Dalam hal ini pemilihan materi yang akan disampaikan melalui bahan ajar non-cetak perlu disesuaikan dengan karakteristik setiap bahan ajar. a. Bahan ajar audio digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang terkait dengan unsur bunyi. b. Bahan ajar video digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran melalui unsur visual untuk hal yang bersifiat prosedural dan membangun etika dan kepedulian. c. Bahan ajar CAI memuat unsur audio visual dan yang perlu digunakan secara interaktif oleh peserta didik. Ketiga jenis bahan ajar ini, audio, video, dan CAI dapat digunakan untuk mengajarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat meningkatkan kompetensi dan memotivasi peserta didik untuk melakukan tindakan action yang spesifik. Pengembangan bahan ajar non–cetak dilakukan melalui tahap kegiatan sebagai berikut: a. Perancangan b. Produksi terbatas c. Evaluasi ujicoba d. Finalisasi dan produksi massal e. Implementasi Secara detil kegiatan pengembangan bahan ajar non–cetak perlu dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Penentuan kompetensi b. Penulisan GBPM c. Review GBPM d. Revisi GBPM e. Penulisan naskah f. Review naskah g. Revisi naskah h. Pengumpulan materi i. Produksi programbahan ajar j. Review program k. Revisi program l. Peoduksi terbatas untuk uji coba m. Revisi dan produksi massal n. Implementasi o. Monevrevisi berkelanjutan 17 GBPM merupakan outline atau kerangka program yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menulis naskah bahan ajar non-cetak baik audio, video, maupun CAI. 5. Untuk pembelajaran berbasis bahan ajar cetakmodul elektronik berbasis .pdf. Bahan ajar cetakmodul elektronik untuk program PJJ yang baik harus memuat beberapa hal berikut: a. Tinjauan mata kuliahmata pelajaranmata diklat yang mendeskripsikan keutuhan isi pembelajaran yang terdiri atas standar kompetensi kompetensi dasar, peta kompetensi, silabus, penjelasan penyajian materi, manfaat mata kuliahmata pelajaranmata diklat, dan cara mempelajari. b. Pedoman pembelajaran yang memuat cara mempelajari bahan pembelajaran tersebut dan kelengkapan pedoman: indeks, senaraiistilahglosarium, daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar. c. Kandungan konsep yang benar dan sesuai dengan silabus. Di samping itu konsep tersebut mencakup semua kompetensi yang dirumuskan dan mendukung pencapaian kompetensi tersebut. d. Materi harus disajikan secara sistematik dengan contoh yang variatif dan relevan untuk kompetensi yang akan dicapai. e. Bantuan Belajar yang memuat tanda-tanda sign, petunjuk clues, penegasan highlight, simbol, rumus formula secara proporsional dan konsisten.

f. Tampilan terutama bentuk dan ukuran font tepat, ukuran ilustrasi proporsional dan

konsisten, serta tata letak baik.

g. Bahasa yang digunakan harus komunikatif dan tidak menimbulkan penafsiran

ganda. Penggunaan kalimat sederhana sangat disarankan. h. Ilustrasi yang mendukung penjelasan konsep, jumlahnya proporsional, letaknya tepat, dan dilengkapi keterangan caption. i. Latihan, tes formatif dan umpan balik di setiap akhir bahasan yang dapat mengukur semua kompetensi, disusun dari yang mudah ke yang sukar, dilengkapi dengan petunjuk mengerjakan yang jelas, dan kunci jawaban yang dapat memberikan umpan balik. j. Rujukan relevan, mutakhir, dan penulisan rujukan yang konsisten. Bahan ajar cetakmodul elektronik yang telah selesai ditulisprototipe perlu dievaluasi sebelum diterbitkan dan diedarkan ke peserta didik. Evaluasi ini bertujuan mengumpulkan data dan informasi dalam upaya pengembangan bahan ajar tersebut. Pendekatan yang dapat digunakan sebagai evaluasi formatif adalah: a. Evaluasi oleh para pakar. Membantu memperoleh masukan tentang kualitas bahan ajar dalam mengkomunikasikan pesan dan informasi dan keabsahan materi. b. Evaluasi tahap pertama kepada peserta didik yang sesuai karakterisitiknya dengan target audiens disebut one-to-one evaluation. Evaluasi dilakukan dengan cara menghadirkan tiga orang peserta didik yang dinilai cerdas, sedang, atau kurang 18 cerdas secara individual sehingga diperoleh informasi yang rinci mengenai dampak interaksi peserta didik dengan bahan ajar yang dikembangkan. Informasi ini digunakan untuk penyempurnaan bahan ajar yang dikembangkan. c. Tahap kedua, bahan ajar yang telah direvisi selanjutnya diuji cobakan ke sekelompok kecil peserta didik, informasi yang diperoleh digunakan sebagai bahan acuan revisi dalam format yang mendekati final. d. Tahap ketiga, bahan ajar yang telah direvisi pada tahap kedua diuji di lapangan pada kondisi sebenarnya. Setelah dilakukan revisi pada tahap ketiga ini maka bahan ajar tersebut siap untuk digunakan secara massal. 6. Semua mata kuliahpelajarandiklat tersedia lengkap saat peserta didik memerlukan. 7. Ada pelatihanpengarahan bagi tim pengembang sesuai dengan tahapan pengembangan tersebut. 8. Penjadwalan yang jelas, menggunakan platform yang sama untuk mata kuliahmata pelajaranmata diklat online, konsistensi dalam format mata kuliahmata pelajaranmata diklat, penjadwalan mata kuliahmata pelajaranmata diklat dalam beberapa semester ke depan untuk membantu peserta didik dalam merancang pemelajaran mereka. 9. Kualifikasi anggota tim pengembang sesuai peran dan keterampilan PJJ dan cara mendapatkan mereka. 10. Kerja sama lokal, nasional, regional dan international kesepakatan transfer kredit yang telah ditempuh, antar institusi yang terlibat.

B. Pengembangan Program