2. Definisi PJJ
Salah satu bentuk pendidikan atau pelatihan yang paling tua adalah proses magang apprenticeship, yaitu seorang pemula belajar dengan bekerja pada pakarahli untuk
dapat menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pada era komputer dan jejaring, maka batasan atau kendala tempat dan waktu untuk mendapatkan akses
pada program dan proses pembelajaran dapat dihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin. Komputer memungkinkan presentasi yang bersifat digital dari pengetahuan
untuk pembelajaran, dan meningkatkan kecepatan untuk mendapatkan dan memproses informasi. TIK memungkinkan penyimpanan, transfer, dan berbagi
informasi antar institusi yang tersebar di wilayah yang sangat luas dan berbeda zona waktu.
TIK ini membuka peluang untuk berbagai alternatif dalam penyampaian pendidikan dan pelatihan. Secara khusus, perkembangn TIK membawa kepada perkembangan
peralatan pembelajaran yang berbasis TIK, yang memungkinkan penyampaian materi dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian
pada awal abad 21 ini kita menyaksikan pertumbuhan yang pesat dari jumlah institusi, baik milik pemerintah maupun swasta yang menawarkan program pendidikan dan
pelatihan secara jarak jauh.
Untuk negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia, maka sistem PJJ ini menjadi menarik untuk menawarkan program pembelajaran kepada
sejumlah besar peserta yang berada pada wilayah yang tersebar di seluruh wilayah negara yang luas, tanpa harus membangun fasilitas baru. Beberapa alasan yang
menyebabkan sistem PJJ menjadi menarik sebagai alternatif memecahkan masalah keterbatasan ruang, waktu, dan sumber daya adalah sebagai berikut.
a. Daya tampung sistem pendidikan tatap muka selalu terbatas sesuai dengan
kemampuan ruang kelas, jumlah peralatan yang digunakan, dan ketersediaan serta kemampuan tenaga akademik dan administratif.
b. Sistem PJJ ini menarik bagi orang dewasa yang karena satu dan lain hal harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan, tetapi karena satu dan lain hal
tidak dapat berpartisipasi pada sistem tatap muka. Mereka ini tersebar di seluruh wilayah negara.
Dengan demikian PJJ dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. Karena sistem PJJ didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan pendidiknya dalam ruang dan
waktu, maka: a. kurikulum dan paket bahan belajar dirancang dan diproduksi secara sistematis;
b. dilengkapi kemungkinan pertemuan tenaga pendidik dan peserta didik yang tidak
terus menerus non-contiguous; c. penyediaan sarana interaksi antar peserta didik, tutor, organisasi pendidikan
melalui beragam media; dan d. tersedianya layanan penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu
organisasi pendidikan.
5
Secara implisit dalam pengertian tersebut menggambarkan perlunya kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan beragam
pelayanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
3. Tujuan dan Karakteristik PJJ