Daftar Isi
Bab I Pendidikan Jarak Jauh
Bab II SEAMOLEC sebagai Pusat PJJ Asia Tenggara
Bab III Standar PJJ SEAMOLEC
Bab IV Pendidikan Vokasi Berkelanjutan
Bab V Standar PJJ SEAMOLEC untuk Sub Kampus
Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan
2
Kata Pengantar
Pada tahun 2011 ini, SEAMOLEC bekerjasama dengan DIKTI dan PSMK meluncurkan program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan PVB yang merupakan program pendidikan
Diploma-1 bagi lulusan SMKSMA.
PVB yang merupakan pendidikan kompetensi keahlianproduktif dilaksanakan dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh PJJ berbasis teknologi informasi dan komunikasi TIK. Untuk itu
SEAMOLEC sebagai salah satu SEAMEO Centre yang diberi mandat untuk melakukan pengembangan kemampuan institusi pendidikan di Asia Tenggara dalam hal PJJ berbasis
TIK, telah mengembangkan standar yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program PVB.
Buku ini adalah Standar PJJ SEAMOLEC yang diperuntukkan bagi Kampus Utama dalam pelaksanaan program PVB, yang berisikan informasi mengenai:
1. Sistem dan penyelenggaraan PJJ 2. SEAMOLEC sebagai Pusat PJJ
3. Standar PJJ SEAMOLEC 4. Program PVB
5. Standar PJJ bagi Kampus Utama
Kritik dan saran akan sangat kami hargai untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan jarak jauh di Indonesia.
Terima kasih. SEAMEO SEAMOLEC
Direktur,
Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto
3
BAB I PENDIDIKAN JARAK JAUH
A. Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh PJJ
1. Latar Belakang
Perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung secara cepat dan terus menerus, yang dianggap sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan
masyarakat di berbagai aspek kehidupan, belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh sistem pendidikan di
Indonesia, untuk secara terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu mengembangkan diri mereka menjadi masyarakat yang berbudaya, dengan cara
menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan proses pembelajaran yang
kreatif yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan. Namun untuk mencapai hal tersebut berbagai kendala dihadapi
terutama kendala waktu dan tempat. Kendala waktu dan tempat ini masih merupakan salah satu kendala yang sangat nyata, yang dapat diatasi melalui metode pembelajaran
dengan sistem PJJ. Dalam sistem PJJ peserta didik dapat meningkatkan kemampuan melalui suatu pendidikan formal maupun non formal, sambil tetap menjalankan tugas
mereka sehari-hari.
Visi Kementerian Pendidikan Nasional Kemdiknas menekankan pada terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan
Indonesia cerdas komprehensif. Untuk mencapai visi ini maka Kemdiknas menetapkan misi yaitu ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan
kepastian jaminan. Seluruh misi ini dapat dijangkau dengan pemanfaatan PJJ sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan kepada masyarakat.
Strategi Kemdiknas untuk mencapai visi dan misi yang telah diuraikan sebelumnya adalah dengan meluaskan akses ke semua jenjang, jenis dan bentuk pendidikan bagi
masyarakat yang memerlukan. Perluasan tersebut dicapai bukan hanya dengan membangun institusi pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas institusi
yang telah ada. Salah satu cara perluasan tersebut adalah dengan mengizinkan institusi pendidikan untuk menerapkan sistem modus ganda, yaitu pendidikan tatap muka dan
jarak jauh yang keduanya menerapkan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran.
4
2. Definisi PJJ
Salah satu bentuk pendidikan atau pelatihan yang paling tua adalah proses magang apprenticeship, yaitu seorang pemula belajar dengan bekerja pada pakarahli untuk
dapat menguasai suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Pada era komputer dan jejaring, maka batasan atau kendala tempat dan waktu untuk mendapatkan akses
pada program dan proses pembelajaran dapat dihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin. Komputer memungkinkan presentasi yang bersifat digital dari pengetahuan
untuk pembelajaran, dan meningkatkan kecepatan untuk mendapatkan dan memproses informasi. TIK memungkinkan penyimpanan, transfer, dan berbagi
informasi antar institusi yang tersebar di wilayah yang sangat luas dan berbeda zona waktu.
TIK ini membuka peluang untuk berbagai alternatif dalam penyampaian pendidikan dan pelatihan. Secara khusus, perkembangn TIK membawa kepada perkembangan
peralatan pembelajaran yang berbasis TIK, yang memungkinkan penyampaian materi dan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian
pada awal abad 21 ini kita menyaksikan pertumbuhan yang pesat dari jumlah institusi, baik milik pemerintah maupun swasta yang menawarkan program pendidikan dan
pelatihan secara jarak jauh.
Untuk negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti Indonesia, maka sistem PJJ ini menjadi menarik untuk menawarkan program pembelajaran kepada
sejumlah besar peserta yang berada pada wilayah yang tersebar di seluruh wilayah negara yang luas, tanpa harus membangun fasilitas baru. Beberapa alasan yang
menyebabkan sistem PJJ menjadi menarik sebagai alternatif memecahkan masalah keterbatasan ruang, waktu, dan sumber daya adalah sebagai berikut.
a. Daya tampung sistem pendidikan tatap muka selalu terbatas sesuai dengan
kemampuan ruang kelas, jumlah peralatan yang digunakan, dan ketersediaan serta kemampuan tenaga akademik dan administratif.
b. Sistem PJJ ini menarik bagi orang dewasa yang karena satu dan lain hal harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan, tetapi karena satu dan lain hal
tidak dapat berpartisipasi pada sistem tatap muka. Mereka ini tersebar di seluruh wilayah negara.
Dengan demikian PJJ dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. Karena sistem PJJ didasarkan pada keterpisahan antara peserta didik dan pendidiknya dalam ruang dan
waktu, maka: a. kurikulum dan paket bahan belajar dirancang dan diproduksi secara sistematis;
b. dilengkapi kemungkinan pertemuan tenaga pendidik dan peserta didik yang tidak
terus menerus non-contiguous; c. penyediaan sarana interaksi antar peserta didik, tutor, organisasi pendidikan
melalui beragam media; dan d. tersedianya layanan penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu
organisasi pendidikan.
5
Secara implisit dalam pengertian tersebut menggambarkan perlunya kemandirian peserta didik dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan beragam
pelayanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
3. Tujuan dan Karakteristik PJJ
PJJ bertujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. PJJ mempunyai karakteristik terbuka,
belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan TIK pendidikan, danatau menggunakan teknologi pendidikan lainnya.
Karakteristik PJJ adalah: a. Keterpisahan antara dosentutor dan mahasiswa.
b. Suatu proses yang terorganisasi yang melibatkan institusi pendidikan. c. Interaksi dilaksanakan lewat berbagai media pembelajaran cetak, audio, video,
computer, multimedia, dan berbasis web untuk memfasilitasi interaksi pembelajaran antar dosentutor dan mahasiswa.
d. Tersedianya sarana komunikasi dua arah, sehingga siswa dapat berdialog untuk tujuan pembelajaran dan tujuan lainnya.
e. Kemungkinan disediakannya kesempatan untuk bertemu secara tatap muka untuk tujuan pembelajaran atau interaksi sosial.
f. Proses pendidikan seperti proses dalam industri, yaitu ada pembagian peran yang jelas, antar yang melakukan proses manajemen, pembelajaran, ujian, dan
produksi bahan ajar.
Terbuka adalah PJJ dapat diikuti oleh siapa saja tanpa batasan usia, sesuai dengan jenis, jenjang, dan minat bidang yang ingin dipelajari, dan melalui metode
pembelajaran yang cocok untuk dirinya. Belajar mandiri adalah peserta didik diharapkan mampu memotivasi dirinya untuk belajar dengan bantuan belajar
seminimal mungkin dari pendidik. Layanan bantuan belajar disediakan oleh intitusi pendidikan melalui berbagai media atau secara tatap muka dengan pendidik.
Mahasiswa diharapkan secara mandiri dan aktif mengakses bantuan belajar yang tersedia itu. Belajar tuntas adalah tersedikanya semua kompetensi yang hendak
dicapai melalui sistem pendidikan jarak jauh sehingga setiap peserta didik dapat mempelajari kompetensi yang diinginkan secara tuntas sesuai dengan keceptan
belajarnya sendiri. Penggunaan TIK pendidikan berarti proses PJJ harus memanfaatkan TIK dan teknologi pendidikan lainnya untuk memfasilitasi interaksi
yang membelajarkan. Interaksi yang membelajaran dengan memanfaatkan TIK harus dirancang dengan sistematis. Perancangan ini disebut teknologi pendidikan.
6
4. Penyelenggaraan PJJ
PJJ dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yaitu: a. jalur pendidikan formal dan nonformal;
b. jenjang pendidikan anak usia dini; pendidikan dasar, pendidikan menengah,
pendidikan tinggi; dan c. jenis pendidikan akademik, vokasi dan profesi.
Penyelenggaraan PJJ dilaksanakan sesuai Standar Nasional Pendidikan dengan ketentuan:
a. tersedianya kurikulum dan bahan ajar mandiri berbasis TIK yang terancang dan
terproduksi secara sistematis seuai dengan kaidah yang berlaku; b. menggunakan moda pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya
terpisah; c. menekankan prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing dengan
menggunakan berbagai sumber belajar; d. menjadikan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang lebih dominan
daripada pendidik; dan e. menggantikan pembelajaran tatap muka dengan interaksi pembelajaran berbasis
TIK, meskipun tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Pendidikan jarak jauh memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan:
a. penyusunan bahan ajar; b. penggandaan dan distribusi bahan ajar;
c. proses pembelajaran melalui kegiatan tutorial, praktik, praktikum, ujian; dan d. administrasi serta registrasi.
PJJ yang memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan tanpa mengesampingkan pelayanan tatap muka.
B. Pengorganisasian PJJ
Pengorganisasian PJJ dapat diselenggarakan dalam modus tunggal, ganda, atau konsorsium. Satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan PJJ harus memiliki akses
kepada sistem berikut: Manajemen administrasi untuk melakukan analisis kebutuhan, alokasi dan
administrasi sumberdaya, rekrutmen dan pelatihan personel, monitoring dan evaluasi administrasi dan akademik, serta penetapan kebijakan.
Personalia pengembang sumber belajar termasuk kurikulum, bahan ajar, media, bahan ujian dan bahan praktikum, pelaksana manajemen dan pelaksana pembelajaran
tutor.
7
Sumber belajar mandiri: cetak dan berbasik TIK. Tempat-tempat tutorial tatap muka dan praktikum yang memiliki peralatan yang
dibutuhkan dan komputer yang terhubung dengan internet. Penyampaian bahan ajar.
Bantuan layanan belajar yang terekam untuk peserta didik dimana peserta didik harus mengakses sumber belajar paling sedikit satu kali satu minggu untuk satu mata
pelajaran selama satu jam pelajaran.
1. Pengorganisasian Modus Tunggal
Pengorganisasian PJJ modus tunggal adalah penyelenggaran PJJ dalam satu satuan pendidikan formal pada berbagai jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang hanya
menyelenggarakan modus PJJ saja. Pada tingkat pendidikan tinggi, pengorganisasian modus tunggal adalah seperti yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka.
Persyaratan peneylenggaraan PJJ dengan modus tunggal adalah sebagai berikut: a. Memiliki fasilitas TIK sehingga dapat melayani manajemen administrasi dan
akademik seluruh wilayah yang diliputnya. b. Memiliki akses pada sumebrdaya yang diperlukan untuk melaksanakan program.
c. Memiliki MoU dengan berbagai entitas yang terkait dengan penyelenggaraan manajemen administrasi dan akademik.
d. Memperoleh izin dari instansi terkait.
2. Pengorganisasian Modus Ganda
Pengorganisasian modus ganda adalah penyelenggaraan PJJ bersamaan dengan pendidikan tatap muka oleh satu satuan pendidikan pada berbagai jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan. Pendidikan tatap muka tersebut terikat dengan jadwal, waktu, dan tempat seperti berlangsung pada lembaga pendidikan umumnya.
Persyaratan PJJ dengan modus ganda adalah sebagai berikut: a. Memiliki akreditasi A untuk program studi tatap muka yang akan ditawarkan
menjadi modus ganda. b. Memiliki MoU dengan berbagai entitas yang terkait dengan penyelenggaraan
manajemen administrasi dan akademik. c. Memperoleh izin dari instansi terkait.
3. Pengorganisasian Modus Konsorsium
Pengorganisasian modus konsorsium adalah penyelenggaraan PJJ pada berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan oleh beberapa satuan pendidikan secara bersama
kolaboratif. Misalnya, suatu perguruan tinggi bekerja sama dengan perguruan tinggi lain atau lembaga lain dalam bentuk program pendidikan tumpang lapis sandwich
atau kembaran twinning, jarak jauh, dan universitas maya cyber university.
8
Persyaratan pengorganisasian modus konsorsium adalah sebagai berikut: a. Untuk Perguruan Tinggi:
1 Kurikulum untuk kompetensi utama harus sama untuk program studi tertentu. 2 Jumlah anggota konsorsium tidak terbatas.
3 Bahan ajar dan bahan ujian untuk kompetensi utama dikembangkan bersama. 4 Setiap anggota konsorsium boleh mengembangkan bahan ajar dan bahan ujian
untuk kompetensi pendukung dan lain-lain sebagai warna dari institusi terse- but.
b. Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah: 1 Kurikulum berdasarkan Standar Pendidikan Nasional.
2 Sepakat untuk mengembangkan kompetensi untuk bidang studi tertentu.
C. Lingkup PJJ
PJJ dapat diselenggarakan dengan lingkup mata pelajaran atau mata kuliah, program studi, atau satuan pendidikan.
1. Lingkup Mata Pelajaran atau Mata Kuliah
PJJ dengan lingkup mata pelajaranmata kuliah adalah suatu satuan pendidikan yang menyelenggarakan PJJ hanya untuk satu mata pelajaran atau lebih mata
pelajaranmata kuliah, misalnya SMA menyelenggarakan PJJ untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika tingkat lanjut untuk program akselerasi. Untuk
lingkup mata pelajaranmatakuliahmatadiklat ini, memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Mata pelajaranmata kuliah yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan
karena keterbatasan gurudosen yang diperlukan atau untuk mata pelajaranmata kuliah program akselerasi.
b. Mata pelajaranmata kuliah dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan bersama.
c. Harus ada satuan pendidikan induk yang membina sejumlah tempat kegiatan belajar.
d. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. e. Diizinkan oleh instansi terkait.
2. Lingkup Program Studi
PJJ dengan lingkup program studi adalah suatu satuan pendidikan yang menyelenggarakan PJJ untuk satu program studi secara utuh, misalnya SMA Jurusan
Bahasa pada suatu sekolah menyelenggarakan pembelajarannya hanya melalui PJJ saja. Persyaratan penyelenggaraan lingkup program studi adalah sebagai berikut:
9
a. Memiliki akreditasi A untuk program studi yang ditawarkan dengan PJJ. b. Memiliki MoU dengan berbagai entitas yang terkait dengan penyelenggaraan
manajemen administrasi dan akademik. c. Memperoleh izin dari instansi terkait.
D. Sistem Pengelolaan dan Sistem Pembelajaran Berbasis TIK
Penyelenggara satuan PJJ wajib mengembangkan sistem pengelolaan dan sistem pembelajaran berbasis TIK
1. Basis TIK pada Sistem Pengelolaan
a. Basis TIK pada Sistem Pengelolaan mencakup: 1 Perencanaan program dan anggaran;
2 Administrasi keuangan; 3 Administasi akademik;
4 Administrasi peserta didik; dan 5 Administrasi personalia.
b. Basis TIK pada Sistem PJJ Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup: 1 Sarana pembelajaran;
2 Kompetensi pendidik; 3 Sumber belajar;
4 Proses pembelajaran; dan 5 Evaluasi hasil belajar.
c. Basis TIK pada Sistem PJJ Pendidikan Tinggi mencakup: 1 Sarana pembelajaran;
2 Kompetensi dosen; 3 Kompetensi tenaga kependidikan;
4 Kompetensi mahasiswa; 5 Sumber belajar;
6 Proses pembelajaran; 7 Proses penelitian;
8 Proses pengabdian kepada masyarakat; dan 9 Evaluasi hasil belajar.
10
E. Penjaminan Mutu PJJ
PJJ dapat diselenggarakan dengan lingkup mata pelajaran atau mata kuliah, program studi, atau satuan pendidikan.
1. Pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Penjaminan mutu PJJ pada satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana diatur dalam PP No.17Tahun 2010, Pasal 123, dilakukan dengan berpedoman pada:
a. Standar Nasional Pendidikan. b. Ketentuan tentang Ujian Nasional.
c. Ketentuan tentang Akreditasi. d. Sistem Pembelajaran berbasis TIK.
2. Pada Satuan Pendidikan Tinggi
Penjaminan mutu PJJ pada satuan Pendidikan Tinggi sebagaimana diatur dalam PP No.17Tahun 2010, Pasal 124, dilakukan dengan berpedoman pada:
a. Penjaminan mutu sebagaimana diatur dalam PP No.17Tahun 2010, Pasal 96. b. Penjaminan mutu untuk memastikan bahwa pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam PP No.17Tahun 2010, Pasal 122 ayat 4 dipenuhi.
c. Untuk program berijazahsertifikat harus ada bukti peserta didik berinteraksi dengan dosentutorguru paling sedikit satu kali dalam satu minggu untuk satu
mata kuliah selama satu jam pelajaran.
Penjaminan mutu dilaksanakan sesuai dengan karakteristik PJJ.
11
BAB II SEAMOLEC dan Program PJJ
SEAMEO Regional Open Learning Centre SEAMOLEC merupakan salah satu pusat yang didirikan oleh SEAMEO Southeast Asian Ministers of Education Organization pada tanggal
27 Februari 1997. Tugas utama SEAMOLEC adalah membantu berbagai institusi dan negara, terutama di Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ terutama yang berbasis TIK. Kegiatan SEAMOLEC meliputi pemberdayaan institusi
pendidikan dalam pengembangan PJJ yang berbasis TIK melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, konsultasi, dan penyediaan jaringan tenaga ahli di bidang PJJ yang
berbasis TIK.
Visi dari SEAMOLEC adalah menjadi pusat keahlian dalam bidang PJJ berbasis TIK. Sedangkan misi SEAMOLEC adalah membantu berbagai institusi dan negara, terutama di
Asia Tenggara, dalam mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan menemukan solusi alternatif melalui pemanfaatan PJJ. Sebagai pusat yang
bertugas mengembangkan kemampuan pelaksanaan PJJ di Asia Tenggara, maka seluruh program SEAMOLEC ditujukan untuk menjalankan beragam program responsif dan relevan
terhadap berbagai tantangan nasional maupun regional dalam bidang PJJ.
Untuk mencapai tujuan tersebut, program yang dijalankan SEAMOLEC berfungsi untuk: 1.
Mendiseminasi informasi tentang PJJ serta pemanfaatan teknologi dalam PJJ. 2.
Mengembangkan kerjasama dengan institusi nasional dan regional dan dengan pusat- pusat lain di bawah SEAMEO.
3. Menyediakan beragam pelatihan dalam bidang PJJ yang berbasis TIK.
4. Melakukan analisis kebutuhan, penelitian dan pengembangan, serta evaluasi dalam bi-
dang PJJ yang berbasis TIK. 5.
Memfasilitasi pengembangan dan adopsi sistem pembelajaran PJJ berbasis TIK
di In- donesia dan di Asia Tenggara.
6. Memfasilitasi kerjasama antar ahli bidang PJJ berbasis TIK.
Salah satu program SEAMOLEC yang memanfaatkan TIK dalam sistem PJJ untuk Asia Tenggara adalah SEA EduNet Southeast Asian Education Network, yang merupakan
pengembangan network, konten pembelajaran dan mekanisme pelaksanaan program-program PJJ berbasis TIK dan berwawasan nasional dan regional Asia Tenggara. SEA EduNet terdiri
dari tiga komponen sebagai berikut.
1. Jejaring Institusi
Jejaring institusi yang terlibat dalam dunia pendidikan dan pelatihan formal, informal, non formal, pada berbagai jenis dan jenjang dapat memanfaatkan SEA EduNet. Jejaring
institusi tersebut disebut sebagai Mitra SEAMOLEC.
12
Program kemitraan jejaring institusi dengan SEAMOLEC diantaranya: a. Program 500K yaitu pelatihan TIK bagi guru SD, SMP, SMA dan SMK.
b. Program SMS SEAMOLEC Multi Studio, yang merupakan pelatihan
pengembangan materi dan studio pembelajaran. c. Program SEA Cyberclass yang merupakan latihan ujian nasional berbasis web.
d. Program Pendidikan Vokasi Berkelanjutan PVB yang merupakan program Diploma 1 bagi Siswa SMKSMA untuk berbagai kompetensi keahlian.
e. Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Alih Jenjang D3 ke D4 model PJJ. f. Konsorsium Institusi yang menawarkan Program Gametechnology model PJJ.
g. Konsorsium perguruan tinggi di Asia Tenggara yang berminat menawarkan program-
program pembelajaran model PJJ ke Asia Tenggra.
2. Konten Pembelajaran
Konten pembelajaran dapat merupakan program-program pembelajaran yang menunjang berbagai program PJJ, seperti:
a. Program-program pelatihan dari berbagai lembaga.
b. Program-program pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan
profesionalisme guru, dosen atau masyarakat umum yang berminat. Saat ini sudah ada berbagai konten pembelajaran untuk program pertanian, perikanan,
perkebunan, pengembangan permainan edukatif elektronik game untuk pembelajaran matematika, IPA, dan bahasa Inggris untuk berbagai jenjang pendidikan.
3. Mekanisme Pelaksanaan
a. Mekanisme perencanaan dan pengembangan materi program-program pembelajaranpelatihan.
b Mekanisme proses pelaksanaan program-program pembelajaranpelatihan secara Hybrid, dengan kombinasi, tatap muka dan jarak jauh secara online dengan
menerapkan sistem multicast, live streaming, web-based, mobiledesktop game. c. Mekanisme evaluasi hasil dan proses.
d. Monitoring dan evaluasi program. e. Revisi dan pemeliharaan keberlangsungan program tracer study.
13
BAB 3 Standar PJJ SEAMOLEC