Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan M anifestasi Klinis Pasien Tabel 5.3. Berdasarkan hasil penelitian pada manifestasi klinis penderita stroke yang
di rawat di RSUP HAM selama tahun 2012, data yang paling banyak di temukan adalah hempirise dengan 48,0 serta yang paling sedikit adalah kejang 0,8. Data
selengkapnya dapat di lihat pada tabel 5.3 Manifestasi Klinis
Frekuensi Persentase
Kesadaran Menurun 54
42,5 Hemiparise
61 48,0
Nyeri kepala 5
3.93 Kejang
1 0,8
Bicara celat pelo 6
4,72
Total 127
100.0
Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Faktor Resiko Pasien
Faktor Risiko Jumlah
Persen Tekanan Darah
Hipertensi 103
81.1 Tek.darah normal
24 18.9
Merokok Merokok
26 20.5
Tidak merokok 101
79.5 Diabetes Mellitus
DM 30
23.6 Normal
97 76.4
Riwayat Stroke Stroke Sebelumnya
11 8.7
Tidak ada 116
91.3 Gangguan Jantung
Kelainan 11
8.7 Normal
116 91.3
Alkohol Alkoholik
3 2.4
Bukan peminum 124
97.6 Kadar Kolestrol
Hiperkolesterolemia 2
1.6 Normal
125 98.4
Total 127
100.0 Tabel 5.4. Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel faktor resiko yang
terbanyak yaitu pada tekanan darah di dapati pasien dengan faktor resiko hipertensi lebih besar berbanding dengan pasien dengan tekanan darah normal yaitu dengan nilai
81,1 berbanding degan 18,9 . Dapat di ketahui bahwa hipertensi menjadi faktor
resiko utama kejadian sementara Hiperkoletrolemia menjadi faktor resiko yang paling rendah dengan1,6
Tabel 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Onset Stroke
Onset Stroke Jumlah Persentase
6 jam 12
9.4 = 6 jam
115 90.6
Total 127
100.0 Tabel 5.5. Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel hanya 9,4 dari
keseluruhan pederita stroke mendapatkan pertolongan medis pada golden period 6 jam . Dan berdasarkan analisa deskriptif waktu berobat pasien sangat bervariasi,
mulai dari 2 jam bahkan sampai 1 bulan setelah gejala mucul
Tabel 5.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Pulan g Pasien
Status pulang Frekuensi
Persentase PBJ
18 14.2
Meninggal 98
77.2 PAPS
11 8.7
Total 127
100.0 Tabel 5.6. Kategori status pulang pada pasien stroke yang di rawat di RSUP HAM
selama tahun 2012 didapati dengan status pasien meninggal dengan jumla h 98 kasus 77,2 , lalu PBJ pulang berobat jalan dengan jumlah kasus 18 44,2 dan
PAPS pulang atas perminttan sendiri dengan jumlah kasus 11 8,7 . Data dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis K elamin Pasien
Jenis kelamin Frekuensi
Persentase Laki-laki
73 55.1
Perempuan 54
42.5 Total
127 100.0
Tabel 5.7. Berdasarkan hasil penelitian didapati jumlah penderita stroke paling banyak pada laki-laki yaitu jumlah kasus 73 55,1 dan pada perempuan sejumlah
kasus 54 42,5 . Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku Bangsa Pasien
Suku Frekuensi
persentase Batak
91 71.7
Non Batak 36
28.3 Total
127 100.0
Tabel 5.6 . Dari hasil penelitian dibagi menjadi dua yaitu suku batak dan non batak. Dapat dilihat pada hasil bahwa suku batak lebih dominan dengan angka 71.7 ..
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompuk Umur
Umur Frekuensi
Persentase 64.0
4 3.1
65.0 17
13.4 66.0
10 7.9
67.0 10
7.9 68.0
3 2.4
69.0 5
3.9 70.0
5 3.9
73.0 16
12.6 74.0
12 9.4
76.0 3
2.4 77.0
9 7.1
79.0 5
3.9 80.0
2 1.6
81.0 10
7.9 82.0
6 4.7
86.0 4
3.1 88.0
6 4.7
Total 127
100.0
Tabel 5.7. Dari hasil penelitian didapati distribusi karakteristik pasien berdasarkan kategori umur sebagai berikut: kategori umur penderita penyakit stroke terbanyak
adalah pada usia 65 tahun dengan jumlah 17 kasus 13,4 kdan yang paling sedikit adalah pada usia 80 tahun dengan jumlah 2 kasus 1,6 . Data distribusi frekuensi
karakteristik sampel berdasarkan umur selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.9.
5.2 Pembahasan
Jenis stroke terbanyak yang di rawat di RSUP HAM Medan selama tahun 2012 adalah stroke hemoragikdengan jumlah 65 kasus 51,2 di bandingkan
dengan stroke iskemik dengan jumlah 62 kasus 48,8 . Hal ini berbeda dengan hasil penelitian dari Bachrudin 2009 dari jumlah peneltian oleh Bachrudin yang di
lakukan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya terdapat 101 kasus 59,1 stroke iskemik dan 70 kasus 49,1 stroke hemoragik. Pada penelitian Misbach,2001
mendapatkan hasil stroke iskemik 43 dan stroke hemoragik 59 stroke hemoragik. Pada hasil penelitian ini, lokasi stroke terbanyak yang terlihat pada gambaran
head CT Scan adalah tampak lesi pada subkorteks,pons,serebellumyaitu dengan frekuensi 114 89,8 .Pada yang di lakukan oleh Yastroki pada tahun 2009
menunjukkan bahwa pasien dengan lokasi infark pada hemisfer kanan sebanyak 32,5 , lalu ada 25 pasien dengan lokasi infark pada hemisfer kiri. Pada penelitian lain
di temukan 12,2 pasien dengan lokasi infark hanya di ganglia basalis..Penelitian Misbach,2001menunjukkan bahwa pasien dengan lokasi hasil head ct-scan pada
ganglia basalis 7,batang otak 2,serebellum 1 dari 18 kasus ,SAH 1 dari 29 kasus , lobar 9.
Pada penelitian yang di lakukan menunjukkan bahwa pada pasien stroke dengan jumlah 54 kasus 42,5 mengalami kesadaran yang menurun,hemiparise 48
, nyeri kepala 3,93, kejang 0,8 dan bicara celat pelo 4,72 . Hasil ini cukup sesuai dengan pustaka bahwa pada pasien stroke pendarahan lebih cenderung untuk
mengalami penurunan kesadaran, hal ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak akibat berbagai faktor, se hingga timbul suatu gumpalan darah hematoma yang
berakhir dengan peningkatan tekanan intrakranial TIK. Dengan tingginya tekanan intrakranial tersebut akan menekan dan merusak substansio retikularis diensefalon
yang pada akhirnya akan terjadi penuruna n kesadaran yang sangat cepat Lamsudin, 1996, Qureshi, 2001. Juga pada penelitian Misbach,2001,manifestasi klinis yang
ditemukan pada pasien stroke adalah gangguan motorik 90, penurunan kesadaran 36, kejang 9, nyeri kepala 40, muntah 22 dan bicara celat 35.
Pada penelitian menunjukkan pasien dengan faktor resiko hipertensi 81,1, merokok 20,5, diabetes mellitus 23,6, pasien dengan riwayat stroke sebelumnya
8,7, gangguan jantung 8,7, pengkonsumsi alkohol 2,4, dan koleterol 1,6.Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya stroke baik stroke
iskemik maupun stroke hemoragik.Terdapat hubungan linear antara tinggi tekanan darah dan insidensi primer stroke.Pada orang Asia hubungan antara tekanan darah
tinggi dan stroke menunjukkan keterk aitan yang lebih erat Susilo, 2000. Hipertensi sistolik saja isolated systolic hypertension ,hipertensi diastolik maupun gabungan
hipertensi sistolik dan diastolik jelas akan meningkatkan resiko stroke. Resiko relatif adalah 1,5 sampai 2 kali berarti r esiko stroke naiksebanding dengan naiknya tekanan
darah Susilo, 2000 ; Widjaya,2000. Pustaka ini menunjukkan suatu keterkaitan antara meningkatnya faktor resiko stroke adalah hipertensi,hasil ini cukup cocok
dengan hasil penelitian yaitu faktor resiko y ang paling tinggi menyebabkan stroke adalah Hipertensi dengan 103 kasus 81,1. Adapun dari penelitian Misbach,2001,
hipertensi merupakan faktor resiko yang paling banyak di jumpai dengan 79,lalu merokok dengan 21, diabetes mellitus 23, riwayat stroke sebelumnya 21 ,
gangguan jantung 8, pengkonsusmsi alkohol 1 dan kolesterol 16. Dari sample penelitian mendapatkan bahwa penderita stroke yang di tangani
di bawah 6 jam yaitu 9,4 dan yang lebih dari 6 jam 90,6. Menurut Misbach, bahwa pasien di Indonesia sebanyak 27 menerima pertolongan medis di bawah 6
jam dan 69 di atas 6 jam. Hal ini cukup buruk mengingat sangat minimnya angka penanganan awal pasien dari pertama kali nya terkenan serangan hingga di bawa
kerumah sakit. Pada hasil penelitian menun jukkan angka tertinggi dari status pulang pasien
yang terkena stroke adalah meninggal,dengan frekuansi 98 pasien 77,2. Menurut American Heart Association
2007 dan WHO 2005, di China 2005, terdapat 1,5 juta penderita stroke dan 1 juta penderita s troke meninggal dunia dengan CFR 66,66
persen. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25 dan yang mengalami cacat
ringan atau berat dengan proporsi 75 375.000 oran g. Stroke menjadi penyebab
kematian dari 5,7 juta jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.Pada penelitian
Misbach, di Indonesia pasien stroke yang pulang atas perm intaan sendiri didapati dengan jumlah 9 , status pasien dengan pulang berobat jalan didapati dengan jumlah
57 dan yang meninggal 23 . Pada penelitian misbach ini menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan,namun memicu dari data yang di
temukan WHO dan American Heart Association angka kematian yang terjadi yang disebabkan oleh stroke cukup tinggi.
Pada hasil penelitian yang tertera pada tabel bahwa laki laki yang terkena stroke dengan 55,1 lebih besar di bandingkan dengan jumla h wanita yang terkena
yaitu 42 .Insiden stroke meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia dan 1,25 kali lebih besar pada pria dibanding wanita. Sustrani, 2006 .Dikatakan
bahwa insidensi wanita lebih rendah daripada pria adalah karena estrog en yang berfungsi memberikan proteksi pada prosesaterosklerosis. Dilain pihak pemakaian
hormon estrogen dosisi tinggi menyebabkan peningkatan kematian akibat penyakit kardiovaskular pada pria Japardi,2002. Menurut Misbach dari 2052 jumlah kasus
yang di teliti tedapat 54 persen laki -laki dan 46 perempuan. Penelitian ini di ambil dari jumlah total 127 data dengan seluruh total pasien
yang di teliti adalah pasien dengan umur non produktif. Angka kejadian stroke menurut data dasar 63,52 per 100.000 pendudu k pada kelompok usia di atas 65 tahun
. Secara kasar setiap hari ada dua orang Indonesia mengalami serangan stroke. Diperkirakan hampir setengah juta penduduk beresiko tinggi terserang
stroke,sedangkan jumlah yang meninggal mencapai 125.000 jiwa Rasyid, 2007. Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan
Penanggulangan Stroke Nasional P3SN RSUP Bukit Tinggi 2002 , terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20 -30 tahun sebesar 3,59, usia 31 -50 tahun sebesar
20,76, usia 51-70 tahun sebesar 52,69 dan usia 71 -90 tahun sebesar 22,95. Lansia adalah tahun dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan
fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemundura n” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia WHO menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Dari 19 juta jiwa penduduk Indon esia 8,5 mengalami stroke yaitu lansia. Kalim. et al. 2009. Menurut Misbach,2001, di Indonesia pada tahun