risiko, tingginya kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan penyakit jantung koroner. Kolesterol yang tinggi terutama Low
Density Lipoprotein LDL akan membentuk plak di dalam pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar
kolesterol total 200 mgdl meningkatkan risiko stroke 1,31 -2,9 kali. Marjono, M et al. 1994
G. Merokok Berdasarkan penelitian Siregar F 2002 di RSUP Haji Adam Malik
Medan dengan desain case control, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 4 kali.Merokok menyebabkan penyempitan dan
pengerasan arteri di seluruh tubuh termasuk yang ada di otak dan jantung, sehingga merokok mendorong terjadinya aterosklerosis, mengurangi aliran
darah, dan menyebabkan darah mudah menggumpal. Marjono, M et al. 1994
H. Alkohol Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme
tubuh, sehingga terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel -sel saraf tepi, saraf otak dan lain -
lain. Semua ini mempermudah terjadinya stroke.Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko terkena stroke 2 -3 kali. Marjono, M et al. 1994
I. Stres
Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat menyebabkan depresi. Jika depresi berkombinasi dengan fa ktor risiko lain
misalnya, aterosklerosis berat, penyakit jantung atau hipertensi dapat memicu terjadinya stroke. Depresi meningkatkan risiko terkena stroke sebesar
2 kali. Marjono, M et al. 1994 J. Penyalahgunaan Obat
Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan akan mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan
dinding pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri akan mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke. Hasil
pengumpulan data dari rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang menangani narkoba, didapatkan bahwa lebih dari 50 pengguna narkoba dengan suntikan
berisiko terkena stroke. Marjono, M et al. 1994
2.2.4 Klasifikasi Stroke
2.2.4.1 Berdasarkan perubahan patologis pada otak
2.2.4.1.1 Stroke Hemoragik
A. Pendarahan Instraserebral PIS
Pendarahan Intraserebral adalah pendarahan yang terjadi di dalam otak karena adanya pembuluh darah yang pecah sehingga darah
keluar dan masuk ke jaringan dalam otak dan menyerap kedalamnya. Pendarahan ini banyak disebabkan oleh hipertensi. Selain itu, beberapa
faktor penyebab lainnya adalah hemoragik yang menyertai embolus, gangguan koagulasi akusisita atau oleh obat , dan idiopatis.
Ginsberg, L, 2008 B.
Pendarahan Subaraknoid PSA Pendarahan Subaraknoid PSA adalah pendarahan yang terjadi
di ruang subaraknoid ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak. Penyebabnya adalah pecahnya
suatu aneurisma sehingga darah masuk kedalam jaringan otak , merusak neuron sehingga bagian yang terkena tidak dapat berfungsi
dengan benar. Darah yang masuk ke otak pada pendarahan subaraknoid akan mulai terurai setelah beberapa jam kemudian zat -zat
hasil penguraian ini bersifat iritatif serta dapat mengakibatkan spasme pembuluh darah sehingga kemungkinan kerusakan otak semakin besar.
Ginsberg, L, 2008
2.2.4.1.2 Stroke Iskemik
a. Transient Ishchemic Attack TIA
b. Trombosis serebri
Menyebabkan stroke dengan menyumbat arteri serebri dan biasanya
didahului oleh TIA Simon, Roger P. et al. 1999. c.
Emboli serebri Ketika arteri serebri tersumbat oleh trombus yang berasal dari
jantung, aorta, atau arteri besar di otak, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya stroke Simon, Roger P. et al. 1999.
2.2.4.2 Berdasarkan stadium klinikpertimbangan waktu
2.2.4.2.1 Trancient Ischemic Attack TIA
Disebut juga gangguan peredaran darah otak sepintas GPDOS adalah timbulnya secara mendadak gejala -gejala defisit neurologik fokal
akibat iskemia otak yang menghilang dalam waktu beberapa m enit atau bebrapa jam akan tetapi tidak lebih dari 24 jam. Biasanya dapat dialami
berulang dalam 1 hari. Trancient Ischemic Attack juga dapat di bagi
menjadi dua golongan, yaitu : a. Trancient Ischemic Attack pada sitem karotis
b. Trancient Ischemic Attack pada sitem vertebro basiler
2.2.4.2.2 Stroke in Evolution
Terjadinya defisit neurologik yang bertambah berat secara kuantitatif atau kualitatif secara bertahap selama jangka waktu tertentu. Harsono,
2003
2.2.4.2.3 Completed stroke
Disebabkan adanya trombus atau oklusi karena emboli, dengan ada - nya defisit neurologik yang relatif stabil atau hanya sedikit sekali pe -
rubahan defisit neurologiknya. Harsono, 2003
2.2.4.2.4 Reversible Ischemic Neurogical Deficits RIND
Adanya defisit neurologik yang berlangsung lebih dari 24 jam dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu, kurangdari 3
minggu. Harsono, 2003
2.2.4.3 Berdasarkan sistem pembuluh darah
2.2.4.3.1 Sistem Karotis bagian anterior
2.2.4.3.2 Sistem Vertebro -basiler bagian posterior 2.2.5
Gejala Stroke 2.2.5.1
Gejala Stroke Hemoragik Marjono,M et al. 1994 dan Harsono 2003 mengelompokkan gejala stroke
hemoragik berdasarkan : a. Gejala Pendarahan Intraserebral PIS
Gejala pendarahan ini timbul mendadak dan membu ruk dengan cepat dalam beberapa menit atau jam, sering sampai koma. Nyeri kepala berat,
nausea, muntah dan mempunyai ciri khas yaitu adanya darah di rongga subaraknoid pada pemeriksaan lumbal Pungsi.
b. Gejala Pendarahan Subaraknoid PSA Pada penderita pendarahan subaraknoid akan di jumpai gejala seperti
nyeri kepala yang hebat, kadang -kadang muntah, leher terasa kaku serta kehilangan kesadaran yang sementara dan setelah sadar kembali terdapat
gejala kaku kuduk, keluhan silau terhadap cahaya, mual dan fot ofobia.
2.2.5.2 Gejala Stroke Iskemik
Sudomo et al. 1980, Sugianto, P. 2001 dan Mulyadi , et al. 2007 memberikan penjelasan mengenai gejala stroke iskemik,yaitu :
1. Gejala penyumbatan arteri serebri anterior
a. Buang air kecil tidak disadari b. Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai yang paling
dapat dilihat c. Kehilangan kesadaran secara tiba -tiba.
d. Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh. e. Secara tidak sadar mengikuti kata -kata orang lain.
f. Sulit untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hati .
2. Gejala penyumbatan arteri serebri media