Julianus Joko Utomo, 2014 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement D ivision Stad
D alam Meningkatkan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Pada Anak Tunarungu D i Sd D ewi Sartika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Membuat Rencana Pembelajaran
Proses belajar mengajar yang baik haruslah dilaksanakan secara terencana,
dalam hal ini dapat dirumuskan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. RPP ini dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kelas V SD.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau tahapan-
tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi Pendahuluan
Mengadakan studi lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan sebenarnya dan mencari informasi yang berkaitan dengan subjek yang akan
diteliti. Setelah diketahui dan didapatkan informasi mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan, permasalahan tersebut kemudian dituliskan dalam sebuah
proposal penelitian. Proposal penelitian tersebut kemudian dipersentasikan dalam sebuah seminar proposal. Setelah diseminarkan, proposal tersebut direvisi untuk
diajukan menjadi sebuah revisi. b.
Pengurusan Surat Izin Penelitian 1
Pengurusan surat izin dimulasi dari pembuatan surat keputusan pembimbing dari Fakultas Ilmu Pendidikan FIP dan pengajuan proposal penelitian kepada
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan FIP untuk mendapatkan surat permohonan izin mengadakan penelitian kepada Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.
2 Surat pengantar dari Direktorat Akademik UPI mengenai permohonan izin
penelitian disampaikan kepada Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung yang kemudian dilanjutkan ke Dinas
Pendidikan Kota Bandung.
Julianus Joko Utomo, 2014 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement D ivision Stad
D alam Meningkatkan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Pada Anak Tunarungu D i Sd D ewi Sartika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3 Surat izin mengadakan penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Bandung,
diajukan kepada SD Dewi Sartika.
c. Pembuatan Instrumen Penelitian
d. Melakukan Pengujuan Instrumen Penelitian
2. Pengujian Validitas
Salah satu syarat suatu alat ukur atau instrumen dapat dikatakan baik adalah alat ukur tersebut haruslah valid. “Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” Sugiono, 2012:121.
Hal senada pun dikemukakan Surapranata 2004:50 yang mengemukakan bahwa “validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah
mengukur apa yang seharusnya diukur.” Oleh sebab itu untuk mengukur tingkat
validitas tes, peneliti peneliti menggunakan validitas isicontent validity. Validitas isi ini dilakukan agar tes atau instrumen yang telah dibuat sesuai dengan
tujuan pembelajaran, sehingga dapat mencapai aspek-aspek yang terkandung dalam pembelajaran. Adapun proses validitas yang dilakukan adalah dengan cara
penilaian oleh para ahli judgement. Judgement tersebut dilakukan oleh dua orang dosen pendidikan khusus spesialisasi tunarungu dan satu orang pengajar di
SD Dewi Sartika. Instrumen dinyatakan valid apabila seluruh penilai ahli menyatakan cocok kepada instrumen yang telah dibuat, namun instrumen tersebut
tidak digunakan apabila ada salah seorang ahli yang menyatakan tidak cocok. Data yang diperoleh dari hasil judgement kemudian diukur persentasenya
dengan menggunakan rumus di bawah ini:
P =
� �
X 100
Julianus Joko Utomo, 2014 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement D ivision Stad
D alam Meningkatkan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Pada Anak Tunarungu D i Sd D ewi Sartika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan : F : Jumlah cocok
N : Jumlah penilai ahli P : Persentase
Berdasarkan hasil judgement dapat disimpulkan bahwa instrumen kemampuan membuat kalimat pada anak tunarungu, semuanya cocok digunakan
untuk mengukur kemampuan membuat kalimat tunggal. Hal ini ditunjukan dengan tingkat validitasnya yang mencapai 100.
3. Pengujuan Reliabilitas
Selain valid alat ukur yang baik haruslah reliabel. “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama” Sugiono, 2012:121. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha. Penggunaan
koefisien alpha dalam uji reliabilitas instrumen ini dikarenakan kriteria penilaian dalam butir instrumen ada yang bersifat objektif benar atau salah dan ada juga
yang bersifat gradualisasi penilaian dengan rentang skor. Menurut Arikunto 2005:122:
Barangkali butir soal nomor 1 penilaian terendah o tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai tertinggi hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai
10, dan sebagainya. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk objektif.
Skor untuk masing-masing dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya. Rumus yang diginakan adalah rumus Alpha ...
Proses uji reliabilitas dilakukan dengan cara mengujikan instrumen kemampuan membuat kalimat tunggal pada responden, kemudian hasil yang
diperoleh dari pengujian tersebut dianalisis dan dicari varians dari tiap-tiap soal dengan menggunakan rumus berikut ini:
�
2
= ∑�
2
− ∑�
2
� �
Julianus Joko Utomo, 2014 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement D ivision Stad
D alam Meningkatkan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Pada Anak Tunarungu D i Sd D ewi Sartika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
2
= varian yang dicari ∑
2
= jumlah kuadrat dari suatu item ∑
2
= jumlah skor dari setiap item N
= jumlah responden
Setelah varians dari setiap soal didapatkan, untuk menghitung besarnya reliabilitas digunakan rumus Koefisien Alpha seperti di bawah ini:
Keterangan: = reliabilitas yang dicari
∑
2
= jumlah varians skor tiap –tiap item
2
= Varians total n
= jumlah item soal
Dari hasil perhitungan dengan rumus Koefisien Alpha tersebut, nilai yang diperoleh dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kriteria. Menurut Arikunto
2012:89 mengatakan: Kriteria reliabilitas antara 0,00 s.d 0,40 mengandung arti reliabilitas
rendah. Kriteria reliabilitas antara 0,41 s.d 0,60 mengandung arti reliabilitas cukup.
Kriteria reliabilitas antara 0,61 s.d 0,80 mengandung arti reliabilitas tinggi. Kriteria reliabilitas antara 0,81 s.d 1,00 mengandung arti reliabilitas sangat
tinggi.
�
=
� � − 1
1 − ∑�
� 2
�
� 2
Julianus Joko Utomo, 2014 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement D ivision Stad
D alam Meningkatkan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Pada Anak Tunarungu D i Sd D ewi Sartika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan reliabilitas dengan rumus Koefisien Alpha diketahui bahwa reliabilitas dari instrumen kemampuan
membuat tunggal adalah 0,69. Maka instrumen tersebut dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi, sehingga instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk
kepentingan penelitian.
4. Pelaksanaan Penelitian
a.
Pelaksanaan Pre Tes
Pre tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam membuat
kaliamt tunggal.
b. Perencanaan pembelajaran meningkatkan kemampuan membuat kalimat
tunggal dengan model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams
Achievement Division STAD.
c. Implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams
Achievement Division STAD.
Prosedur-prosedur model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division STAD adalah sebagai berikut:
1
Presentasi kelas.
a Memberikan pengenalan dan pengarahan tentang pembelajaran
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Student
Teams Achievement Division STAD.
b Memberikan penjelasan yang mengarah kepada melengkapi kalimat
tunggal yang tidak lengkap, menyusun kata menjadi kalimat tunggal
dengan pola yang benar, dan membuat kalimat tunggal
2
Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
Dalam kelompok
siswa membahas
permasalahan, membandingkan
jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan anggota kelompoknya.
3
Kuis.
Setelah bekerja dengan kelompoknya siswa diberikan kuis yang harus
dikerjakan secara individual.
4
Skor kemajuan individual.
Julianus Joko Utomo, 2014 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement D ivision Stad
D alam Meningkatkan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Pada Anak Tunarungu D i Sd D ewi Sartika Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Peneliti mencatat skor kemajuan siswa dari hari ke hari.
5
Rekognisi tim.
Memberikan penghargaan kepada tim. d.
Pelaksanaan Post Test
Pelaksanaan post test dilakukan setelah treatment dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh dari treatment yang telah dilaksanakan.
e.
Mengumpulkan dan mengolah data hasil penelitian.
F. Analisis Data