Karakteristik Siswa SD, SMP dan SMA a. Karakteristik Siswa SD

Wahyu Purnama, 2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Gerakan prehension yaitu kombinasi dari beberapa refleks dan koordinasi dengan kemampuan pengamatan dengan kegiatan pengertian. Contoh bayi memegang suatu benda akibad adanya kerja sama antara refleks fleksi, menggenggam, dan refleks inhibiotory. 2. Gerakan dekteritas adalah kemampuan tangan dan jari-jari seperti menyusun dadu, menggambar, dan mempermainkan bola. Berdasarkan uraian di atas dapat dsimpulkan bahwa anak tingkat sekolah menengah atas yang termasuk fase remaja sudah bisa melakukan gerakan-gerakan motorik dengan baik, baik itu motorik halus maupun kasar karena pada fase ini pertumbuhan fisik serta perkembangan psikis anak beranjak matang sehingga dengan begitu anak dapat mengkoordinasikan gerakan-gerakannya dengan sangat baik.

4. Karakteristik Siswa SD, SMP dan SMA a. Karakteristik Siswa SD

Periode ini adalah masa perkembangan yang terentang dari usia sekitar 6 hingga 11 tahun. Masa ini sering juga disebut tahun-tahun sekolah dasar. Anak pada masa ini sudah menguasai keterampilan dasar membaca, menulis dan metematika. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, Yusuf dan Sugandhi 2012:59 memaparkan mengenai karakteristik perkembangan yang terjadi pada masa anak usia sekolah, sebagai berikut : 1. Perkembangan Fisik-Motorik Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Yusuf dan Sugandhi 2012:59 menjelaskan bahwa “Fase atau usia sekolah dasar 7-12 tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. ” Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar. Wahyu Purnama, 2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam perkembangan motorik anak, Yusuf dan Sugandhi 2012:60 memaparkan perbedaan antara motorik halus dan motorik kasar sebagai berikut : Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Anak Motorik Halus Motorik Kasar 1. Menulis 2. Menggambar atau melukis 3. Mengetik komputer 4. Merupa seperti membuat kerajinan dari tanah liat 5. Menjahit 6. Membuat kerajinan dari kertas 1. Baris berbaris 2. Seni bela diri seperti pencak silat, dan karate 3. Senam 4. Berenang 5. Atletik 6. Main sepak bola Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. 2. Perkembangan Intelektual Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan inteletual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kempampuan kognitif seperti membaca, menulis dan menghitung. Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut piaget yang dikutip oleh Yusuf dan Sugandhi 2012:61 menjelaskan bahwa : Masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan 1 mengklasifikasikan mengelompokan banda-benda berdasarkan ciri yang sama; 2 menyusun atau mengasosiasikan menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan; dan memecahkan masalah problem solving yang sederhana. Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. 3. Perkembangan Bahasa Wahyu Purnama, 2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Yusuf dan Sugandhi 2012:62 menjelaskan bahwa “Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai pembendaharaan kata vocabulary .” Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita yang bersifat kritis. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju. 4. Perkembangan Emosi Pada usia sekolah khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5 dan 6, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Menurut Yusuf dan Sugandhi 2012:64 menjelaskan bahwa karakteristik emosi anak terbagi menjadi dua, yaitu : Tabel 2.2 Karakteristik Emosi Anak Karakteristik Emosi Yang Stabil sehat Karakteristik Emosi Yang Tidak Stabil Tidak Sehat 1. Menunjukan wajah yang ceria 2. Mau bergaul dengan teman secara baik 3. Bergairah dalam belajar 4. Dapat berkonsentrasi dalam belajar 5. Bersikap respek menghargai terhadap diri sendiri dan orng lain 1. Menunjukan wajah yang murung 2. Mudah tersinggung 3. Tidak mau bergaul dengan orang lain 4. Suka Marah-marah 5. Suka mengganggu teman 6. Tidak percaya diri 5. Perkembangan Sosial Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga di artikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Menurut Yusuf dan Sugandhi 2012:66 menjelaskan bahwa “Perkembangan sosial pada anak SDMI ditandai dengan adanya perluasan Wahyu Purnama, 2014 Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri Se-Kecamatan Ujungberung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya peer group, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.” Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri egosentris kepada sikap bekerja sama atau sosiosentris mau memerhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok gang, dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.

b. Karakteristik Siswa SMP