Populasi Sampel Populasi dan Sampel

Ervan Kastrena, 2014 Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Gerak Lompat Jauh Gaya Jongkok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengacu pada uraian tersebut, varibel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas, yaitu metode pembelajaran parsial dan kebugaran jasmani. Metode pembelajaran parsial adalah variabel bebas aktif dan dibagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu metode bagian dan metode bagian progresif. Sedangkan kebugaran jasmani termasuk ke dalam variabel bebas atribut dan dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu kebugaran tinggi dan rendah. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar gerak lompat jauh gaya jongkok.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dan sampel merupakan bagian yang penting dari sebuah penelitian. Ketelitian dalam menentukan sampel dari sejumlah populasi sangat menentukan hasil penelitian yang dilakukan. Populasi merupakan individu atau objek yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Sugiyono 2010: 80 menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ” Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMK Pasundan 2 Cianjur yang berjumlah 120 siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu objek di dalam penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2010: 8. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada atau metode pengambilan sampel menggunakan Purposive Ervan Kastrena, 2014 Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Gerak Lompat Jauh Gaya Jongkok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sampling. Sedangkan mengenai aturan yang pasti harus berapa jumlah sampel yang diambil, sesuai dengan yang dikatakan Arikunto 2006:134 bahwa: Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subyek penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas subyek dalam populasi. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek penelitian dalam populasi. Adapun pernyataan lain yang diungkapkan Arikunto 1996: 120, tent ang penentuan sampel penelitian bahwa “untuk sekedar ancer- ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. ” Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian tidak selalu menghasilkan penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada subyek penelitian dalam populasi dan juga sampel yang diambil dari populasi dapat pula dengan mempertimbangkan kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan biaya. Dalam suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, berdasarkan teknik tersebut di ambil sebanyak 60 orang yang dijadikan sampel, sebagai kebutuhan peneliti dalam penelitian ini. Menurut Abduljabar 2010: 46 Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sejalan dengan apa yang Ervan Kastrena, 2014 Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani Terhadap Hasil Belajar Gerak Lompat Jauh Gaya Jongkok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan peneliti didalam pemilihan sampel yang dibutuhkan yaitu kelompok kebugaran tinggi dan kelompok kebugaran rendah sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa, dengan rincian 30 siswa kelompok yang diajar melalui metode bagian dan 30 siswa yang diajar melalui metode bagian progresif. Kemudian dibagi lagi ke dalam kategori kebugaran tinggi dan rendah menjadi 4 kelompok, yang masing- masing berjumlah 15 siswa.

C. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH : Studi Eksperimen di SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon.

0 4 38

PENGARUH PEMBELAJARAN SENAM IRAMA TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA SDN PAGELARAN 3 DI KABUPATEN CIANJUR.

4 26 31

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH.

0 3 34

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH.

0 5 37

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET : Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 1 Cibadak.

0 3 47

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Pendekatan Tidak Langsung dan Langsung Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 16

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOMPAT JAUH GAYA MELENTING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LOMPAT DAN RASIO PANJANG TELAPAK KAKI : TINGGI BADAN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK (Studi Eksperimen Pembelajaran Lompat Melewati Rintangan dan Meraih Sasaran Atas Ditinjau dari Rasio Panjang Telapa

0 0 17