yang cukup atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif Suyono, 2005.
Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan utama di dunia dan mencapai proporsi epidemik. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang
diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation IDF pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM
dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukan adanya peningkatan
jumlah peyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 Anonim, 2011. Menurut laporan terakhir, jumlah penderita DM di dunia telah meningkat secara
mengkhawatirkan dan biaya pengelolaannya pun menjadi 3 kali lipat termasuk biaya pemeriksaan laboratorium yang merupakan bagian penting dalam penanggulangan
mortalitas dan morbiditas DM. Pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan untuk uji saring, diagnosis, pemantauan perjalanan penyakit maupun deteksi dini adanya
komplikasi DM Anonim, 2011; Anonim, 2015 .
2.1.1 Klasifikasi Diabetes Mellitus
Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2011 adalah yang sesuai dengan anjuran klasifikasi diabetes mellitus American Diabetes Association ADA,
yang membagi klasifikasi diabetes mellitus menjadi 4 kelompok yaitu diabetes
mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, diabetes mellitus tipe lain, dan diabetes mellitus gestasional Anonim, 2011. Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan karena
terjadinya destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute seperti autoimun melalui proses imunologik dan idiopatik Anonim, 2011. Diabetes
mellitus tipe 2 bervariasi mulai dari yang dominan resistensi insulin disertai defesiensi insulin relative, sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin Anonim, 2011. Diabetes mellitus tipe lain yang dikarenakan defek genetik fungsi sel beta karena gangguan pada kromosom seperti kromosom 12, HNF
- 1α, kromosom 7, glukokinase, kromosom 20, HNF - 4α, kromosom 13, Insulin
promoter factor, kromosom 17, HNF - 1β, kromosom 2, Neuro D1, DNA
Mitochondria. Defek genetik kerja insulin mengakibatkan resistensi insulin tipe A, Leprechaunism, Sindrom Rabson Mandenhall, diabetes liproatrofik, lainnya. Penyakit
Eksokrin Pankreas seperti pankreatitis, pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus lainnya. Endokrinopati seperti
acromegaly, cushing syndrome, feocromocytoma, hyperthyroidism, somatostatinoma, aldosteronoma. Karena obat zat kimia yang mempengaruhi kerja insulin seperti
vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone tiroi d, diazoxid, agonis β
adrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa, lainnya. Infeksi akibat rubella congenital, cmv, lainnya. Gangguan imunologi seperti sindrom
“stiff-man”, insulin antibody – antireseptor, dan lainnya. Sindrom genetik lain seperti Sindrom Down, Sindrom
Klinefelter, Sindrom Turner, Sindrom Wolfram’s, Ataksia Friedreich’s, Chorea Huntington, Distrofi Miotonik, Porfiria, Sindrom Prodder Willi, lainnya Anonim,
2011. Diabetes kehamilan ialah diabetes yang terjadi pada saat kehamilan yang menyebabkan gangguan hormonal sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula
darah Anonim, 2011.
2.1.2 Diagnosis Diabetes Melitus.