Tinjauan Tentang Bank Umum

commit to user tuntutan-tuntutan; semua ini kadang menjangkau dan kadang tidak menjangkau proses hukum karena bergantung pada kulturnya. Suatu sistem hukum dalam operasi aktualnya merupakan sebuah organisme kompleks dimana struktur, substansi, dan kultur berinteraksi lawrence M. Friedman, 2009 : 12-19

2. Tinjauan Tentang Bank Umum

a. Pengertian Bank Umum

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau bardasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.Bank umum merupakan bank yang bertugas memberikan melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya Kasmir, 2008 : 5. Sifat jasa yang diberikan oleh bank umum adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum juga sering disebut bak komersial. Kegiatan bank umum bersifat luas, artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum sangat beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Dalam Undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, mengenai bentuk hukum dari bank umum diatur dalam Pasal 21 yaitu dapat berbentuk perusahaan persero persero, Perusahaan Daerah, Koperasi atau Perseroan Terbatas. Bentuk hukum yang banyak dipakai oleh bank umum adalah Perseroan Terbatas. Hal ini dikarenakan lebih memudahkan dalam mempelancar dan memperluas usaha. Bentuk bank umum seperti ini dapat manjual saham-sahamnya di bursa efek, sehingga akan memperkuat jumlah dana yang masuk dan masyarakat pun cenderung memiliki kepercayaan lebih kepada bank umum yang commit to user mempunyai tingkat kesehatan yang baik. Karena sasaran operasional bank adalah masyarakat umum dari berbagai lapisan Kasmir, 2008 : 33 .

b. Kegiatan-Kegiatan Bank Umum

Kegiatan bank umum terdapat dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang isi Pasalnya sebagai berikut : Usaha bank umum meliputi : 1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 2 Memberikan kredit 3 Menerbitkan surat pengakuan hutang 4 Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya : a Surat-surat wesel termasuk yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud; b Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud; c Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan perintah; d Sertifikat bank Indonesia; e Obligasi; f Surat dagang berjangka waktu sampai dangan 1 satu tahun; g Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai 1 satu tahun; 5 memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun nasabah; 6 Menempatkan dana pada peminjam dari atau meminjamkan dana kepada bank lain dengan mengunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya; 7 Menerima pembayaran dari tagihan atau surat berharga dan melakukan dengan atau antar pihak ketiga; 8 Menyediahkan tempat untuk menyimpan barang dansurat berharga; 9 Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; commit to user 10 Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat pada bursa efek; 11 Ditiadakan 12 Melakukan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; 13 Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapakan oleh bank Indonesia; 14 Melakukan kegiatan lain yang lazim oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan peraturan perundang-undang yang berlaku. Dalam Pasal 7 yang lebih lanjut ditambahkan usaha-usaha Bank Umum sebagai berikut: 1 Melaksanakan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indoneia; 2 Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 3 Melaksanakan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali pernyataannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 4 Bertindak sebagai pendiri dana pension dan pengurus dana pension sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dan peraturan perundang-undang yang berlaku. Sementara Pasal 8 ayat 2 disebutkan : “Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman kreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia”. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan: commit to user a Melaksanakan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf b dan c; b Melaksanakan usaha perasuransian; c Melaksanakan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dan 7. 3. Tinjauan Tentang Unit Usaha Syariah a. Unit Usaha Syariah Pengertian Unit Usaha Syariah terdapat pada Pasal 1 Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah danatau unit usaha syariah.

b. Kegiatan Unit Usaha Syariah

Kegiatan Unit Usaha Syariah terdapat dalam Pasal 19 ayat 2 dan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah isi Pasalnya sebagai berikut : Usaha bank Unit Usaha Syariah meliputi : 1 Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2 Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 3 Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 4 Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; commit to user 5 Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6 Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah danatau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7 Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8 Melakukan usaha kartu debit danatau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 9 Membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10 Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah danatau Bank Indonesia; 11 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; 12 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; 13 Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 14 Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan 15 Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Pasal 20 ayat 2 yang isi Pasalnya sebagai berikut : usaha-usaha Bank Unit Usaha Syariah sebagai berikut: 1 Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah; 2 Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; 3 Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya; 4 Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik; menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang; dan commit to user menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum Syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah. 5 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Tinjauan Tentang Kredit