commit to user Apabila debitur menerima semua ketentuan dan persyaratan
yang ditentukan oleh bank, maka debitur berkewajiban untuk menandatangani perjanjian kredit tersebut, tetapi apabila debitur
menolak maka tidak perlu untuk menandatangani perjanjian kredit tersebut.
Perjanjian kredit perlu memperoleh perhatian yang khusus baik oleh bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur,
karena perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolahan dan penatalaksanaan kredit tersebut.
Berkaitan dengan itu, menurut Ch. Gatot Wardoyo perjanjian kredit mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok. 2. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batas-
batasn hak dan kewajiban diantara debitur dan kreditur. 3. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan
monitoring kredit.
5. Tinjauan Tentang Pembiayaan Syariah
a. Pengertian Hukum Pembiayaan Bank Syariah
Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Oleh karena itu kita harus mengetahui pengertian dari bisnis itu
sendiri. Bisnis adalah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau
pengolahan barang produksi. Pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal. Jika pelaku tidak
membutuhkan modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain, seperti bank untuk mendapatkan suntikan dana,
dengan melakukan pembiayaan. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
commit to user pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan Muhammad, 2009 : 17. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, yang berbunyi: Pembiayaan
adalah penyediaan
dana atau
tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa: 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna’; 4 Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau Unit Usaha Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah,
tanpa imbalan, atau bagi hasil.
b. Unsur-Unsur Pembiayaan
Menurut Kasmir 2008 : 74 adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah
sebagai berikut : 1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi pembiayaan bank bahwa pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa
akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan Antara pemberi dengan penerima pembiayaan harus ada
kesepakatan. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan
kewajiban masing-masing.
commit to user 3. Jangka Waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian
pembiayaan yang telah disepakati. 4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau
membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak senagaja. Semakin panjang
jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
5. Balas Jasa Balas jasa atas kredit pada bank konvensional dalam bentuk
bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah
atas pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
c. Prinsip dasar pemberian pembiayaan
Menurut Kasmir 2008: 91-95, terdapat beberapa prinsip- prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis
5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci
lebih lanjut dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C.
1. Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon
penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi
kewajibannya. 2. Capacity
commit to user Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan
penerima pembiayaan
untuk melakukan
pembayaran. Kemampuan
diukur dengan
catatan prestasi
penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di
lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.
3. Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki
oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio
finansial dan penekanan pada komposisi modalnya. 4. Collateral
Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu
resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi , maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.
5. Condition Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di
masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan.
Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.
Sedangkan penilaian 7P adalah sebagai berikut : 1 Personally
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannyatingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga
mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama
dengan character dari 5C. 2 Party
commit to user Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongan
ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah, sangat
berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.
3 Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan
untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.
4 Prospect Yaitu untuk menilai usaha bank di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat
jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
5 Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak
sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sector
lainnya. 6 Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitabilitas diukur dari periode ke periode.
Apakah tetap sama atau akan semakin meningkat dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.
commit to user 7 Protection
Tujuannya adalah
bagimana menjaga
kredit yang
dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
asuransi.
d. Asas, Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-
hatian. Menurut Muhammad 2009 : 17 secara umum tujuan
pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk
tingkat mikro. Secara makro pembiayaan bertujuan untuk : 1 Peningkatan ekonomi umat
Masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi.
Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya. 2 Tersedianya Dana bagi Peningkatan Usaha
Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh dengan melakukan
pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan.
3 Membuka lapangan kerja baru Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan
dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.
4 Terjadi distribusi pendapatan Masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas
kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
commit to user Fungsi dalam menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk
menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya : 1 Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang
menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
2 Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh bank konvensional. 3 Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu
dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.
e. Jenis-Jenis Pembiayaan
Menurut Muhammad Syafii, 2001 pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas penyediaan
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut system penggunaannya, pembiayaan dapat
dibagi menjadi 2 hal sebagai berikut : 1 Pembiayaan produktif
Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi
menjadi dua hal berikut : a Pembiayaan modal kerja
yaitu pembiayaan
untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif yaitu jumlah
hasil produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi dan untuk keperluan
pergadangan atau peningkatan utility of place dari
commit to user suatubarang. Unsur unsur pembiayaan modal kerja terdiri
atas komponenkomponen alat likuidcash, piutang dagang receivaable, dan persediaan inventory.
b Pembiayaan investasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
2 Pembiayaan komsumtif. Yaitu pembiyaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh
pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis pakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan
konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer pokok atau dasar dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah
kebutuhan pokok, baik berupa barang seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Adapun kebutuhan
sekunder adalah kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi maupun lebih mewah dari
kebutuhan primer, baik berupa barang seperti makanan dan minuman, pakaianperhiasan, bangunan rumahan, kendaraan
maupun berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan dan sebagainya.
Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan
menggunakan skema sebagai berikut : a Al-bai tsaman ajil salah satu bentuk murabahah atau jual
beli dengan angsuran. b Al-ijarah al-muntahia bit-tamslik atau sewa beli
commit to user c. Al-musyarakah
mutanaqhishah atau
decreasing participation, dimana secara bertahap bank menurunkan
jumlah partisipasinya. d Ar-Rahn untuk memenuhi kebutuha jasa.
f. Perjanjian Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah KPR
Undang-Undang perbankan
syariah menjelaskan
setiap melakukan pembiayaan KPR harus melalui suatu perjanjian, dimana
perjanjian ini sering disebut dengan akad. Dalam Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yang isi Pasalnya sebagai
berikut : Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS
dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah.
Sistem pembiayaan yang digunakan dalam KPR Musyarakah dan Ijarah. Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atau
lebih pegusaha pemilik danamodal bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha baru atau yang sudah berjalan
Ascarya, 2008 : 51. Porsi keuntungan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad sesuai
dengan proporsi modal yang disertakan pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i.
Teknis perbankan, musyarakah adalah kerja sama antara pemilik bank atau bank dengan nasabah, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi modal dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di muka dan apabila rugi ditanggung oleh kedua belah
pihak yang bersepakat. Ijarah adalah hak untuk memanfaatkan barangjasa dengan membayar imbalan tertentu. Teknis dalam
perbankan, Ijarah adalah perjanjian antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barangobyek milik bank, dimana bank
mendapatkan imbalan atas barang yang di sewakannya, diakhir periode nasabah diberi kesempatan untuk membeli barangobyek
commit to user yang disewanya. Pengalihan kepemilikan yang diakadkan di awal,
hanya semata-mata untuk memudahkan bank dalam pemeliharaan asset itu sendiri baik sebelum dan sesudah akhir masa sewa.
6. Tinjauan Umum Tentang Prinsip Kehati-Hatian Prudential