Praktik Jual Beli Telur Tanpa Cangkang di Pasar

81 Dalam jual beli seperti ini yang akan di rugikan adalah yang mengkonsumsi telur tanpa cangkang tersebut, baik yang sudah di olah menjadi makanan siap saji ataupun untuk di buat kue.

B. Pandangan Hukum Islam tentang Jual Beli Telur tanpa

Cangkang di Pasar Tempel Kec. Sukarame Bandar Lampung Penjualan telur ayam tanpa cangkang pada dasarnya tidak dibahas secara rinci dalam Islam, serta tidak ada dalil Al-Quran dan hadits yang menyebutkan hukum dari penjualan telur ayam tanpa cangkang. Masalah hukum boleh atau tidaknya sebenarnya hukum setiap kegiatan mu’amalah adalah boleh, sesuai dengan kaidah fiqh yang berbunyi : أشَأَْا ِِ ُلأصَأَْا .ِأِْرأحىتلا ىَلَع ُلأيِلىدلا ىلُدَي ىََح ُةَحاَبِأْا ِءاَي Artinya: Hukum yang pokok dari segala sesuatu adalah boleh, sehingga ada dalil yang mengharamkannya. Dari kaidah fiqh yang sudah dijelaskan di atas, sebenarnya hukum jual beli pada umumnya tidak ada masalah, karena sejauh ini belum ada dalil yang mengahramkannya. Akan tetapi, dalam transaksi mu’amalah ada ketentuan rukun dan syarat yang harus dipenuhi yang berpengaruh dengan sah atau tidaknya suatu transaksi. Hukum Islam memberikan batasan-batasan yang merupakan sandaran boleh atau tidaknya melangsungkan jual beli. Memang dalam hukum Islam pada dasarnya memandang positif bahwa jual beli adalah diperbolehkan dalam Islam. Dengan demikian dalam jual beli diharapkan tidak berlangsungnya proses transaksi serah terima pihak-pihak tertentu. Secara kontekstual, jual beli yang dibahas oleh peneliti memang ditemukan banyak kejanggalan. Akan tetapi, pada dasarnya dalam jual beli dalam Islam, unsur yang ada dalam jual beli sudah terpenuhi, yaitu suka sama suka. Seperti firman Allah SWT, surat An-Nisaa 4 ayat 82 30, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” Arti dari ayat di atas menerangkan bahwa dalam setiap transaksi jual beli, hendaknya harus disertai perasaan suka sama suka, tidak ada unsur paksaan. Sedangkan pada penjualan telur tanpa cangkang ini, pembeli dan penjual sudah sama-sama suka. Selain itu, apabila kita simpulkan dari objek jual beli, yaitu barang atau benda yang menjadi sebab terjadinya transaksi jual beli, dalam hal ini syarat harus terpenuhi, seperti salah satunya suci atau bersih objeknya. Sedangkan telur ayam tanpa cangkang termasuk objek dari jual beli, tetapi telur ayam tanpa cangkang ini tidak bersih, seperti yang dimaksud pengertian objek haruslah suci atau bersih dari najis seperti telur yang sudah tidak berbau atau busuk terlihat tanpak dalam maupun luar, atau yang diharamkan. Oleh karenanya, telur ayam tanpa cangkang yang dilihat dari aspek syarat sah objek jual beli tidak memenuhi kriteria. Kasus seperti ini sudah ada pada zaman Rasulullah Saw. Rasulullah mengajarkan pada umatnya agar selalu hidup bersih baik dalam hal makanan ataupun yang lainnya. Praktik penjualan telur ayam tanpa cangkang yang dijual sudah dikemas dalam plastik memang menjual telur yang pada umumnya cangkangnya retak tetapi tidak jarang juga pedagang yang nakal, dalam arti pedagang tersebut tidak hanya telur yang retak saja yang dikemas ke dalam plastik tetapi telur yang sudah mulai mau membusuk atau yang bau dicampur dengan telur yang pada umumnya masih bagus untuk dijual, hanya cangkangnya saja yang retak. Penjualan seperti ini seharusnya tidak boleh dilakukan. Berdasarkan penjelasan di atas, perilaku pedagang yang telah mengetahui kerusakan telur tersebut serta mengetahui telur tersebut sudah tidak bagus lagi untuk dijual, itu sangat bertentangan dengan hukum Islam karena 83 mengandung unsur tidak bersih dan dalam Islam hukumnya tidak diperbolehkan apabila telur yang sudah dikemas benar mengandung najis tidak bersih. Apalagi biasanya dijual sudah diolah menjadi makanan yang siap santap. Dalam penjabaran rukun dan syarat jual beli pada bab-bab yang sudah dibahas sebelumnya juga dijelaskan bahwa hal yang berhubungan dengan penjualan telur ayam tanpa cangkang terletak pada objekbarang itu sendiri. Syarat objek jual beli adalah bersihsuci, harus dapat dimanfaatkan, kepemilikan pribadi dan dikuasai, dan dapat diketahui barang tersebut. Salah satu syarat objek yang tidak sejalan dengan telur ayam tanpa cangkang adalah syarat bahwa objek jual beli itu harus bersihsuci. Berbicara tentang definisi telur tanpa cangkang yang sudah jelas rusak cangkangnya dan tidak diketahui jelas telur tersebut bersih atau tidak untuk di konsumsi. Kategori makanan yang wajib dan baik dikonsumsi manusia di dalam Alquran sudah dijelaskan, sebagaimana firman Allah Swt.:        … Artinya : Wahai Manusia Makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi...Q.S. Al Baqarah 2: 168 Penjelasan ayat di atas adalah perintah kepada manusia untuk memakan makanan yang thayyib baik dan halal. Baik dalam hal ini diartikan bahwa makanan yang hendak kita makan harus bermanfaat bagi tubuh, mendatangkan kesehatan, dan tidak mengandung penyakit. Jika dihubungkan dengan makanan yang berbahan dari telur ayam tanpa cangkang, jelas sangat berbeda dan bertentangan dengan perintah Allah Swt. yang memerintahkan kita untuk memakan makanan yang baik. Pendapat Sayyid Sabiq pada bukunya kitab Fiqh Sunnah bahwa diperbolehkannya seorang penjual menjual kotoran yang mengandung najis, karena kotoran itu sangat dibutuhkan untuk keperluan perkebunan sebagai pupuk

Dokumen yang terkait

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SINGKONG DENGAN SISTEM TEBAS Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Singkong Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus di Desa Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah ).

0 2 19

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SINGKONG DENGAN SISTEM TEBAS Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Singkong Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus di Desa Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah ).

0 2 17

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PANJER JUAL BELI TANAH Tinjauan Hukum Islam tentang Sistem Panjer Jual-beli Tanah.

0 1 16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI PACAK KUCING (Studi di Belle Pet Shop Bandar Lampung)

2 27 104

Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli telur puyuh : studi kasus di desa Gedangan Sidayu Gresik.

0 0 79

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI BUMBU DAPUR DENGAN CARA COMOT (Studi di Pasar Tugu Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 89

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KAIN GELONDONGAN (Studi Kasus di Toko Warna Agung Jl Soekarno Hatta Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 95

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TEMPE DENGAN BAHAN DASAR CAMPURAN (Studi Pada Pasar Tradisional Sukarame Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 3 92

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI MAKANAN DENGAN SEBUTAN NAMA-NAMA ANEH (Studi di Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 4 121

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI PAKAIAN BEKAS (Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 0 90