Alasan Memilih Judul Latar Belakang Masalah
5
bentuknya berbeda. Jual beli mengalami perkembangan bentuk dan cara operasionalnya seiring pemikiran dan
pemenuhan kebutuhan manusia.
Jual beli dan perdagangan memiliki permasalahan dan liku-liku yang rumit, jika di laksanakan tanpa aturan-
aturan dan norma yang tepat maka akan menimbulkan permasalahan, kerugian, dan kerusakan dalam masyarakat.
13
Dalam melakukan jual beli juga ada etikanya hal ini sebagaimana firman Allah dalam
QS. Asyura‟ ayat 183, sebagai berikut :
Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
”
14
Pada intinya jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai sukarela
diantara kedua belah pihak, yang satu menyerahkan benda dan pihak yang lain menerimanya sesuai dengan ketentuan
atau perjanjian yang telah dibenarkan sya ra‟ dan telah
disepakati. Telur merupakan makanan yang kaya gizi yang
hampir semua orang menyukainya, telur umumnya dibagi menjadi 2 yaitu telur untuk konsumsi atau telur segar dan
telur untuk ditetaskan. Untuk telur segar umumnya yang biasa kita konsumsi, begitu ayam bertelur maka telur akan
langsung dijual. Sedangkan untuk telur tetas oleh peternakan akan dilakukan peneropongan tujuannya untuk mengetahui
apakah bakal jadi anak ayam atau tidak, maka dilakukan peneropongan pada hari ke 7 dan hari ke 18. Sedangkan
13
Hamzah Yaquh, Kode Etik Dagang Menurut Islam Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi, Bandung: CV.Diponogoro, 1983,
h. 13.
14
Mardani, Ayat-Ayat d an Hadist Ekonomi Syari’ah, Cet. 2,
Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h. 11.
6
apabila pada hari ke 18 ditemukan telur gagal berkembang maka telur tersebut umumnya akan dibuang oleh peternak.
Begitu pula dengan telur yang pecah, baik pecah dalam proses bertelur maupun telur yang pecah dalam perjalanan
untuk di jual atau di pasarkan tersebut juga seharusnya di pisahkan dan di buang.
15
Realitanya justru banyak pedagang yang membeli telur seperti ini untuk langsung di olah atau bisa
dimanfaatkan kembali untuk dijual kepada pembelinya, salah satu pembeli dan sekaligus sebagai penjual telur ini
kembali, berbicara bahwasannya justru banyak konsumen yang mencari telur seperti ini yaitu telur yang dijual tanpa
cangkangnya atau kulitnya yang biasanya di jual dengan mengunakan plastik yang di dalamnya berisikan 10 butir
telur, karena dijual dengan harga lebih rendah di bandingkan harga telur yang masih utuh pada umumnya.
16
Berdasarkan uraian di atas, penulis berargumen bahwa proses jual beli yang di lakukan oleh oknum tersebut
bisa di katakan sebagai hal yang unik tetapi tidak pantas untuk di ikuti, karena penjualan telur seperti ini tidak jelas
telur yang di bungkus itu telur seperti apa, apakah telur yang benar-benar baik untuk dikonsumsi atau tidak. Padahal
mengenai syarat atas jual beli adalah barang yang di perjualbelikan tidak cacat. Adapun alasan yang lain yaitu
karena penjual dari telur tersebut merupakan orang muslim, yang seharusnya tahu tentang bagaimana tata cara
bermu‟amalah yang baik dan benar serta sesuai syari‟at Islam.
Berdasarkan uraian di atas sangat relevan apabila penulis meneliti tentang pelaksanaan jual beli telur ayam
tanpa cangkang. Dalam hal ini pelaksanaan yang terjadi masih sangat banyak di masyarakat tanpa mengetahui
akibatnya, sehingga penulis mengangkat judul penelitian
15
https:lordbroken.wordpress.com. Published: 17 April 2013. Di akses tanggal 17 April 2016, jam 8:38.
16
Wawancara dengan Ibu Darsih pedagang telur tanpa cangkang di Pasar Tempel.
7
“
Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Telur Ayam Tanpa Cangkang Studi Kasus Pasar Tempel Kec.
Sukarame Bandar Lampung ”.