Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P2.7 selama selang waktu tunda. Jika logika pada P2.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian juga
sebaliknya jika logika pada P2.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya. Logika low akan mengaktifkan transistor sehingga LED akan menyala dan logika
high akan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip terus menerus
sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian mikrokontroller telah berfungsi dengan baik.
4.4 Pengujian Rangkaian Penguat
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada input dari Op-Amp dan tegangan pada outputnya. Dari hasil pengukuran didapat nilai
tegangan sebagai berikut :
Kondisi Input
Output
Tidak ada sinyal 0,9 mV
172,2 mV Ada sinyal
18,3 mV 1,93 V
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Tegangan Input dan Output pada Op-Amp
Dari data pada table di atas didapatkan penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian sebesar 191 kali untuk kondisi tidak ada sinyal dan 105 kali penguatan untuk kondisi
ketika ada sinyal penekanan pada salah satu tombol HP.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Pengujian Rangkaian DTMF Dekoder.
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan input dari rangkaian ini ke rangkaian penguat, kemudian menghubungkannya dengan kabel speaker
pada HP. Selanjutnya tombol pada HP ditekan dan dilihat outputnya. Dari hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut :
Tombol LED1
LED2 LED3
LED4
1 ON
OFF OFF
OFF
2 OFF
ON OFF
OFF
3 ON
ON OFF
OFF
4 OFF
OFF ON
OFF
5 ON
OFF ON
OFF
6 OFF
ON ON
OFF
7 ON
ON ON
OFF
8 OFF
OFF OFF
ON
9 ON
OFF OFF
ON OFF
ON OFF
ON ON
ON OFF
ON OFF
OFF ON
ON
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Rangkaian DTMF Dekoder
Universitas Sumatera Utara
4.6 Pengujian Rangkaian Relay
Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 Volt dan 0 Volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,
transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt dan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan relay. Pada
alat ini relay digunakan untuk menghidupkan mematikan lampu beban, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open NO, dengan demikian jika relay tidak
aktip maka lampu beban akan mati, sebaliknya jika relay aktif, maka lampu beban akan menyala.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktif dan lampu beban menyala maka rangkaian ini telah berfungsi dengan
baik. Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke
mikrokontroller pada P0.1, kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT89S51. Program yang diberikan adalah:
Setb P0.1 . . . . . .
Perintah diatas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan tegangan 5 Volt. Tegangan 5 Volt ini akan mengaktifkan transistor,
sehingga relay juga menjadi aktif dan hubungan lampubeban dengan kunci terputus. Berikutnya memberikan program sederhana untuk menonaktofkan relay. Programnya
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Clr P0.1 . . . . . .
Perintah diatas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan mendapatkan tegangan 0 Volt. Tegangan 0 Volt ini akan menonaktifkan transistor, sehingga relay juga
menjadi tidak aktif dan hubungan bebanlampu dengan kunci terhubung.
4.7 Pengujian Rangkaian Buzzer