sampai beberapa MHz. dan jangkauan nilai Q resonansi pararel-nya yang beberapa ribu sampai beberapa ratus ribu data diperoleh secara komersial.
Dengan nilai Q yang sangat tinggi dan dari kenyataan bahwa karakteristik quartz sangat stabil terhadap waktu dan temperature, maka kristal akan menghasilkan stabilitas
frekuensi pada osilator-osilator yang dibangun dengan menggunakan kristal. Pada hakikatnya frekuensi dari suatu osilator kristal hanya ditentukan oleh
kristalnya dan tidak oleh komponen lainnya.
Gambar 2.18 Lambang Kristal
2.8 Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari sebuah catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi tegangan
catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple -nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naikturun,
maka tegangan outputnya juga akan naikturun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan DC keluarannya juga ikut turun. Untuk beberapa
aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Ada beberapa alasan yang mungkin diperlukannya sebuah regulator, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Fluktuasi tegangan jala-jala
2. Perubahan tegangan akibat beban loading
3. Perlu pembatasan arus dan tegangan untuk keperluan tertentu
Ada 4 jenis regulator ,yakni:
1. Regulator dengan Zener
2. Regulator Zener Follower
3. Regulator dengan op-amp
4. Regulator dengan IC Integrated Circuit
Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator karena saat ini sudah banyak
dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX
yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif.
Gambar 2.19 Bentuk IC Regulator
Bahkan komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus current limiter dan juga pembatas suhu thermal shutdown . Komponen ini mempunyai tiga
pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu
Universitas Sumatera Utara
daya yang ter-regulasi dengan baik. Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX
misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan negatif 5 dan 12 volt.
2.9 DTMF Dual Tone Multiple Frequency
DTMF adalah piranti semikonduktor yang dirancang untuk digunakan pada sistem dial pada pesawat telepon. Dual Tone Multiple Frequency DTMF yakni suatu sinyal yang
berasal dari keypad handphone pada saat kita melakukan panggilan
Dual Tone Multiple Frequency DTMF adalah teknik mengirimkan angka-angka pembentuk nomor telepon yang dikodekan dengan 2 nada yang dipilih dari 8 buah
frekuensi yang sudah ditentukan. 8 frekuensi tersebut adalah 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz, 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz,
Tabel 2.4 frekuensi DTMF
Seperti terlihat dalam tabel 2.4, angka 1 dikodekan dengan 697 Hz dan 1209 Hz, angka 9 dikodekan dengan 852 Hz dan 1477 Hz. Kombinasi dari 8 frekuensi tersebut bisa
dipakai untuk mengkodekan 16 tanda, tapi pada pesawat telepon biasanya tombol ‘A’ ‘B’ ‘C’ dan ‘D’ tidak dipakai.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Tombol dan frekuensi DTMF
Teknik DTMF meskipun mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan cara memutar piringan angka, tapi secara tehknis lebih sulit diselesaikan. Alat pengirim kode
DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing-masing membangkitkan frekuensi di atas, ditambah dengan rangkaian pecampur frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang
terpilih. Sedangkan penerima kode DTMF lebih rumit lagi, dibentuk dari 8 buah filter yang tidak sederhana dan rangkaian tambahan lainnya.
Beberapa pabrik membuat IC khusus untuk keperluan DTMF,diantaranya yang banyak dijumpai adalah IC MT8870 sebagai decoder DTMF
IC MT8870 merupakan IC penerima DTMF yang didalamnya terdapat dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai filter band pass dan penerjemah data digital digital decoder.
Pada bagian filternya menggunakan tehnik switch dari kapsitor untuk kelompok filter high pass dan filter low pass. Pada bagian dekodernya menggunakan tehnik penghitungan
1 2
3 A
4 5
6 B
7 8
9 C
D
697 Hz 770 HZ
852 HZ 941 HZ
1209 1336
1477 1633
Hertz
Universitas Sumatera Utara
digital untuk mendeteksi dan menerjemahkan 16 pasangan nada DTMF menjadi 4-bit kode. IC MT 8870 ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Gambar 2.21 IC MT8870
IC MT8870 ini akan menterjemahkan sinyal yang ada diberikan pada inputnya, yang merupakan sinyal DTMF, menjadi 4 bit data digital pada outputnya.
Fungsi kaki IC MT8870: PIN1: IN+Non inverting op-amp input
PIN2: IN-Inverting input PIN3: Gain mengatur pembesaran diferensial amplifier yang dihubungkan dengan R
umpan balik PIN4: VRef Referensi tegangan keluaran setengah tegangan catu daya
Universitas Sumatera Utara
PIN5: INH IC hubungan internal, harus duhubungkan ke Vss PIN6: PWDN IC hubungan internal harus dihubungkanke Vss
PIN7: OSC1 Masukan detak osilator PIN8: OSC2 Keluaran detak osilator, sebuah kristal 3,579545 MHz dihubungkan antara
pena OSC 1 dan OSC 2 untuk melengkapi rangkaian data internal PIN 9: catu daya negative
PIN 10: TOE logika tinggi enable output Q1-Q4. Pin ini di pull up ke masukan PIN 11-14: Three State Data Output. Ketika dienabel oleh TOE berubah ke logik rendah
keluaran data mempunyai impedansi tinggi. PIN 15: StD Delayed Streering Output. Menghasilkan logika tinggi ketika keluaran latch
up date, dan akan berlogika rendah ketika tegangan pada StGt jatuh dibawah VTST PIN 16: ESt Early Streering Output. Menghasilkan logika tinggi setiap logaritma digital
dideteksi secara sah oleh pasangan frekuensi. Pada saat kondisi kehilangan sinyal akan mengakibatkan ESt kembali ke logika rendah
PIN 17: StGt Steering Input Gitard Time Output Bidirectional. Tegangan yang lebih besar dari VTST dideteksi oleh St dan menyebabkan sinyal deteksi oleh pasangan frekuensi dan
akan mengupdate keluaran latch. PIN 18: VDD Tegangan power supply positif
Universitas Sumatera Utara
2.10 Bahasa Assembly MCS-51