Bea Masuk Dikenakan Terhadap Semua Barang Impor

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ATAS PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI DALAM RANGKA IMPOR BARANG

A. Bea Masuk Dikenakan Terhadap Semua Barang Impor

Setiap barang yang dimasukkan kedalam Daerah Pabean diperlukan atau dianggap sebagai barang impor yang padanya telah terutang Bea Masuk. Maksudnya setiap pemasukan barang dari luar negeri Impor, secara yuridis yaitu pada saat barang memasuki Daerah Pabean dan merupakan barang tersebut wajib Bea Masuk serta merupakan dasar yuridis bagi Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan pengawasan. Untuk memperoleh data dan penilaian yang tepat mengenai Pemberitahuan Pabean yang diajukan, terhadap Barang impor dilakukan Pemeriksaan Pabean dalam bentuk penelitian terhadap dokumen dan pemeriksaan atas fisik barang. Dalam rangka memperlancar arus barang, pemeriksaan atas fisik barang dilakukan secara selektif, dalam arti pemeriksaan barang hanya dilakukan terhadap importasi yang beresiko tinggi, Pasal 3 UU No 17 Tahun 2006 Tentang kepabeanan antara lain: a Barang yang Bea Masuknya tinggi b Barang berbahaya bagi masyarakat c Impor yang dilakukan oleh importir yang mempunyai reputasi serta catatan track record yang kurang baik. Universitas Sumatera Utara Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dilakukan dengan tujuan : a Diimpor untuk dipakai b Diimpor untuk sementara c Diekspor kembali Ad.a Diimpor untuk dipakai Terhadap barang impor yang akan dikeluarkan dari Kawasan Pabean dengan tujuan diimpor untuk dipakai, Importir Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan PPJK, harus menyiapkan pemberitahuan Impor Barang PIB dan dokumen pelengkap pabean lainnya serta menghitung sendiri Bea Masuk, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor yang harus dibayar Self Assessment. Pembayaran dapat dilakukan pada Bank Devisa Pesrsepsi dengan cara pembayaran biasa atau pembayaran berkala. Pembayaran berkala adalah cara pembayaran Bea Masuk, Cukai dan Pajak yang dilakukan secar periodik dan hanya diberikan kepada importir yang mendapatkan fasilitas jalur prioritas. Jalur prioritas tersebut diberikan kepada Importir yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: a Bidang usaha Nature of Business yang jelas ; b Tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di Bidang Kepabeanan selama satu tahun terakhir ; c Tidak pernah memberitahukan jumlah dan jenis barang serta nilai pabean yang berbeda dengan yang diimpor selama satu tahun terakhir ; d Telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik ; Universitas Sumatera Utara e Tidak mempunyai tunggakan utang berupa kekurangan pembayaran Bea Masuk dan Pajak kepada Direktorat Jenderal. Pasal 32 Kep. DJP Nomor Kep-07BC2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Dibidang Impor . Atas pembayaran yang dilakukan importir tersebut, maka Bank Devisa Persepsi menyerahkan bukti pembayaran dengan memberikan nomor serta tanggal pembayaran pada bukti pembayaran dimaksud dan mengirimkan credit advice melalui system PDE Kepabeanan ke Kantor Pabean yang telah menerapkan system PDE Kepabeanan. Berdasarkan criteria yang ditentukan Pejabat Bea dan Cukai menetapkan jalur pengeluaran Barang Impor yang terdiri dari : 1. Jalur merah diberikan untuk impor yang baru, Importir yang termasuk dalam kategori resiko tinggi, barang re-impor dan barang yang terkena pemeriksaan acak, serta barang impor yang termasuk dalam komoditi tinggi dan berasal dari Negara yang beresiko tinggi 2. Jalur hijau, diberikan kepada Importir dan Importasi yang tidak termasuk kepada criteria diatas. Atas Pemberitahuan Impor Barang PIB jalur hijau hanya dilakukan penelitian dokumen 3. Jalur Prioritas, diberikan kepada importir yang ditetapkan sebagai importir jalur priorotas. Pada jalur prioritas ini tidak dilakukan Pemeriksaan Pabean sebagaimana yang dilakukan terhadap jalur merah dan jalur hijau, kecuali Universitas Sumatera Utara terhadap barang impor sementara, barang re-impor dan barang-barang yang ditetapkan Pemerintah. Ad.b Impor Sementara Barang impor dapat dikeluarkan sebagai barang impor sementara jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali. Barang impor sementara sampai saat diekspor kembali berada pada pengawasan Pabean dan barang siapa yang tidak mengekspor kembali barang impor sementara dalam jangka waktu yang telah ditentukan dikenai denda sebesar 100 dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar. Tujuan pengaturan impor sementara adalah untuk memberikan kemudahan atas pemasukan barang dengan tujuan tertentu seperti barang pameran, barang perlombaan, barang penelitian yang digunakan untuk penelitian sains dan teknologi serta pendidikan, yang digunakan untuk sementara waktu dan pada saat pengimpornya telah jelas bahwa, barang tersebut akan diekspor kembali. Ad.c Diekspor kembali Terhadap barang impor yang masih berada didalam Kawasan Pabean dapat diekspor kembali apabila: • Tidak sesuai pesanan • Tidak boleh diimpor karena adanya perubahan-perubahan • Salah kirim • Rusak, Universitas Sumatera Utara • Tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis Importir mengajukan permohonan re-ekspor kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dengan menyebutkan alas an sebagaimana tersebut diatas. Sanksi administrasi adalah sanksi berupa denda yang dikenakan terhadap setiap orang yang melakukan pekanggaran administrasi yang secara nyata telah diatur dalam Undang- Undang. Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tanggal 11 April 2008. Adapun proses timbulnya sanksi administrasi yakni tambah bayar berupa Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk SKPPBM antara lain: a. Kesalahan dalam pengklasifikasian penggolongan jenis barang kedalam tarif pos yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia BTMI, dikenakan sanksi administrasi berupa denda setinggi-tingginya 500 dan serendah-rendahnya 100 dari jumlah Bea Masuk yang seharusnya dibayar. b. Kesalahan dalam hal pemberitahuan Nilai Pabean yakni, pihak importir membuat menetapkan harga pembelian barang impor yang terlalu rendah dari harga yang telah ditetapkan berdasarkan Data Base Harga DBH yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dikenakan sanksi administrasi berupa denda setinggi-tingginya 500 dan serendah-rendahnya 100 dari jumlah Bea Masuk yang seharusnya dibayar. c. Karena kesalahan dalam pemberitahuan jumlah dan berat tonase barang, dikenakan sanksi administrasi administrasi berupa denda setinggi-tingginya Universitas Sumatera Utara 500 dan serendah-rendahnya 100 dari Jumlah Bea Masuk yang seharusnya dibayar. Jenis – jenis sanksi administrasi menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2006, pasal 7 ayat 7 dan 8 , Pasal 8A ayat 2 dan 3, Pasal 8C ayat 3 dan ayat 4, Pasal 9A ayat 2 dan 3, Pasal 10A ayat 3, ayat 4, dan ayat 8 adalah: a. Denda berdasarkan nilai rupiah b. Denda berdasarkan persentase c. Denda berdasarkan tingkat minimum dan maksimum dalam rupiah d. Denda berdasarkan tingkat minimum dan maksimumdalam persentase. Dari Laporan Kegiatan Impor Harian menunjukan: Nilai Pelunasan SPKPBM tahun 2007 : Bea Masuk : Rp 34 .568.325 Cukai : - Denda Administrasi : Rp 27.988.218 PPN : Rp 48.210.178 PPNBM : Rp 73.258.549 PPh Pasal 22 : Rp 13.743.149 Nilai Pelunasan SPKPBM tahun 2008 : Bea Masuk : Rp 81.574.672 Universitas Sumatera Utara Cukai : - Denda Administrasi : Rp 138.788.606 PPN : Rp 37.018.637 PPNBM : Rp 1.604.340 PPh Pasal 22 : Rp 8.853.570 Nilai Pelunasan SPKPBM tahun 2009 : Bea Masuk : Rp 42.836.492 Cukai : - Denda Administrasi : Rp 90.546.241 PPN : Rp 26.731.779 PPNBM : - PPh Pasal 22 : Rp 6.682.946 Surat Penetapan Tarif DanAtau Nilai Pabean SPTNP Tahun 2010, Periode Januari – Oktober 2010 : Uraian Diberitahukan Ditetapkan Kekurangan Kelebihan Bea Masuk Rp 27.046.000 Rp 43.228.000 Rp 16.182.000 - Cukai - - - - PPN Rp 106.858.000 Rp 124.855.000 Rp 17.997.000 - PPNBM - - - - PPh Pasal 22 Rp 27.380.000 Rp 31.216.000 Rp 3.836.000 - Denda - Rp 443.000 Rp 15.531.000 - Universitas Sumatera Utara Sanksi administrasi berupa denda lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan importer dalam hal : 1. Penetapan Nilai Pabean, yakni pihak importir membuat atau menetapkan harga pembelian barang impor yang terlalu rendah dari harga yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 2. Kesalahan dalam hal pengklasifikasian penggolongan jenis barang kedalam tarif yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

B. Cara Penghitungan Bea Masuk dan Sanksi Administrasi dalam Rangka Impor Barang.

Dokumen yang terkait

MEKANISME PENANGANAN BARANG HASIL PENEGAHAN HINGGA PROSES PELELANGAN ATAU PEMUSNAHAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA

0 4 64

TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA

2 56 98

EFEKTIFITAS PROSES PENYELESAIAN BARANG IMPOR MELALUI DOKUMEN PEMBERITAHUAN IMPOR BARANG (PIB) SECARA MANUAL DENGAN JARINGAN PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN TIPE MAD

2 21 116

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

8 60 140

EVALUASI PENERIMAAN NEGARA DARI PEMUNGUTAN PPN ATAS IMPOR BARANG KENA PAJAK DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA

1 7 97

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 1 11

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 1

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 50

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 5

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 2