3. Abortus Inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.
4. Abortus Kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
5. Missed Abortion adalah abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan dalam kandungan. 6. Abortus Habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut. 7. Abortus Infeksious ialah abortus yang disertai infeksi pada alat genitalia.
8. Abortus Terapeutik adalah abortus dengan induksi medis Prawirohardjo, 2009.
2.2 Abortus Spontan 2.2.1 Pengertian
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran miscarriage Cunningham, 2000.
Keguguran adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan. Sebuah keguguran secara medis disebut sebagai aborsi
spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin usia
kehamilan dari 20 hingga 22 minggu atau kurang.
2.2.2 Gejala-Gejala Abortus Spontan
Adapun gejala-gejala dari abortus spontan sebagai berikut: 1.
Pendarahan mungkin hanya bercak sedikit, atau bisa cukup parah. Dokter akan bertanya tentang berapa banyak pendarahan yang terjadi-biasanya
jumlah pembalut yang telah dipakai selama pendarahan. Anda juga akan
Universitas Sumatera Utara
ditanya tentang gumpalan darah atau apakah Anda melihat jaringan apapun.
2. Nyeri dan kram terjadi di perut bagian bawah. Mereka hanya satu sisi,
kedua sisi, atau di tengah. Rasa sakit juga dapat masuk ke punggung bawah, bokong, dan alat kelamin.
3. Anda mungkin tidak lagi memiliki tanda-tanda kehamilan
seperti mual atau payudara bengkak nyeri jika Anda telah mengalami keguguran Vicken Sepilian, 2007.
2.2.3 Diagnosis Abortus Spontan
1. Anamnesis a.
Adanya amenore pada masa reproduksi.
b.
Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi.
c.
Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan panggul. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah
leher rahim sudah mulai membesar. 3. Pemeriksaan penunjang:
a Pemeriksaan USG Ultrasonografi. Hal ini membantu dokter
untuk memeriksa detak jantung janin dan menentukan apakah embrio berkembang normal.
b Pemeriksaan darah. Jika mengalami keguguran, pengukuran
hormon kehamilan, HCG beta, kadang-kadang bisa berguna dalam menentukan apakah Anda telah benar-benar melewati semua
jaringan plasenta. c
Pemeriksaan jaringan. Jika telah melewati jaringan, dapat dikirim
ke laboratorium untuk mengkonfirmasi bahwa keguguran telah terjadi - dan bahwa gejala tidak berhubungan dengan penyebab lain
dari perdarahan kehamilan Vicken Sepilian, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:
a
Threatened Miscarriage Abortus Iminens. Yang pertama kali
muncul biasanya adalah perdarahan, dan beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus
mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis; nyeti dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan
tertekan di panggul; atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.
b
Inevitable Miscarriage Abortus Tidak Terhindarkan. Abortus
tidak terhindarkan inevitable ditandai oleh pecah ketuban yang nyata disertai pembukaan serviks.
c
Incomplete Miscarriage Abortus tidak lengkap. Pada abortus
yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan plasenta biasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu ini keluar secara
terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda
utama abortus inkomplet.
d
Missed Abortion. Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk
konsepsi yang telah meninggal in utero selama beberapa minggu. Setelah janin meninggal, mungkin terjadi perdarahan per vaginam
atau gejala lain yang mengisyaratkan abortus iminens, mungkin juga tidak. Uterus tampaknya tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi
perubahan-perubahan pada payudara biasanya kembali seperti semula.
e
Recurrent Miscarriage Abortus Berulang. Keadaan ini
didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan urutan, tetapi definisi yang paling luas diterima adalah abortus spontan berturut-
turut selama tiga kali atau lebih Cunningham, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Komplikasi Abortus Spontan