deviden merupakan kebijakan yang kontroversial, karena: · Bila deviden ditingkatkan, arus kas akan meningkat bagi investor, akan
menguntungkaninvestor. · Bila deviden ditingkatkan, laba ditahan yang direivestasi menurun,
pertumbuhan masa depan menurun, akan merugikan investor.
Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.
Kebijakan deviden suatu perusahaan dihadapkan pada 2 masalah utama,yaitu:
1. Pengaruh dari deviden, berkaitan dengan pertanyaan apakah jumlah atau tingkat deviden yang dibayarkan mempengaruhi nilai saham suatu
perusahaan atau hasil yang dinikmati oleh pemegang saham.
2. Informasi yang terkandung pada deviden, masalah ini mempertanyakan apakah kebijakan deviden terutama perubahan-perubahan pada kebijakan
tersebut misalnya membayar deviden berupa saham bonus memberikan indikasi kepada pasar mengenai prospek laba di tahun yang akan datang.
2.1.3 Teori Kebijakan Deviden
Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :
1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller :
Modigliani dan Miller MM berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi
ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak EBIT dan kelas risiko
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning
power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini didasarkan pada
beberapa asumsi seperti :
a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional. b. Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan
saham baru. c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan
perusahaan. d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individ
Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan dengan menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Jika modal sendiri berasal
dari laba ditahan, biaya modal sendiri sebesar Ks Biaya modal sendiri dari laba ditahan. Tapi bila berasal dari saham biasa baru, biaya modal
sendiri adalah Ke biaya modal sendiri dari saham biasa baru.
Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains kenaikan harga saham akan dikenai pajak. Seandainya tingkat
pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung
Universitas Sumatera Utara
lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui.
2. Teori The Bird in The Hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih
suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu
diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan Ks adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada
saham. Ks adalah keuntungan dari dividen dividend yield ditambah keuntungan dari capital gains capital gains yield.
3. Teori Perbedaan Pajak