Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Alasan Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Pajak Daerah

25 b. Kewajiban Wajib Pajak 1. Mendatangani bukti tanda terima SPPT dan menyerahkannya kembali kepada LurahDispendaKantor penyuluhan pajak untuk diteruskan ke kantor pelayanan PBB yang menerbitkan SPPT. 2. Melunasi PBB sebelum tanggal jatuh tempo ke tempat yang telah ditentukan.

1.5.2.6 Sistem Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Pemungutan pajak bumi dan bangunan masih menggunakan Official Assesment System mengingat sangat luasnya pajak bumi dan bangunan yang akan meliputi sebagian besar dari rakyat yang memiliki harta tidak bergerak, baik berupa tanah maupun bangunan. Dan mengingat pula sebagian besar rakyat Indonesia tingkat pendidikannya masih dianggap belum memadai untuk diserahi self assessment system wajib pajak yang menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Pengertian official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang pada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya : a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib pajak bersifat pasif c. Utang paajk timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. Dengan demikian timbulnya utang pajak akan memberi kewajiban kepada wajib pajak setelah menerima ketetapan fiskus. Dalam rangka pendataan, subjek pajak harus mendaftarkan objek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP.

1.5.2.7. Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan

Universitas Sumatera Utara 26 Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar terhadap kepemilikan atas pajak bumi dan bangunan. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan, dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah nilai jual objek pajak NJOP. Besarnya nilai jual objek pajak NJOP ditetapkan setiap 3 tiga tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya. Dalam penetapan besarnya nilai jual objek pajak NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan sebagai berikut : 1. Untuk NJOP sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah ditetapkan sebesar 0,2 nol koma dua persen pertahun. 2. Untuk NJOP diatas Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah ditetapkan sebesar 0,3 nol koma tiga persen pertahun. Besaran Pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak setelah dikurangi Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak. Hasil perhitungan besaran Pokok Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang ditetapkan minimal sebesar Rp. 20.000,00 dua puluh ribu rupiah.

1.5.2.8 Alasan Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Pajak Daerah

1. Kondisi pelayanan sektor publik di Indonesia masih jauh dari memuaskan, sehingga pendaerahan PBB akan membuat pemerintah daerah bersikap lebih transparan dan akuntabel. 2. Secara fisik, Indonesia merupakan wilayah yang sangat luas, sehingga menyulitkan untuk sentralisasi pengelolaan PBB dengan hasil yang optimal Universitas Sumatera Utara 27 3. Kondisi setiap wilayah adalah untuk dimana ada yang sangat kaya dengan sumber daya alam di satu titik ekstrem sementara ada wilayah yang sama sekali tidak memiliki sumber daya alam, dengan mengalihkannya menjadi pajak daerah, maka daerah-daerah akan terdorong lebih kreatif dalam melakukan pengembangan PBB 4. Pemerintah pusat lebih memfokuskan usahanya untuk memikirkan hal-hal yang strategis bagi kepentingan nasional, dan tidak terlibat lagi pada hal-hal yang dapat dilakukan oleh daerah- daerah. 5. PBB bukanlah dan tidak dapat digunakan sebagai alat pemerataan fiskal yang dapat digunakan sebagai alat pemerataan fiskal adalah DAU.

1.5.2.9 Keuntungan PBB Menjadi Pajak Daerah

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

2 92 74

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kelurahan Tanjung Sari Kota Medan

2 52 67

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

0 34 83

Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan di Kecamatan Medan Selayang

5 85 116

Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan di Kecamatan Medan Selayang

12 90 115

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PEDESAAN DI KE

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PEDESAAN DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN.

0 1 8

(ABSTRAK) PENGARUH PENGHASILAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 3

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 11

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 44