Ketidakaktifan Fisik Stress Umur

e.Diabetes Mellitus

24 Menurut American Diabetes Association ADA 2003, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah hiperglikemi secara terus menerus akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun kualitatif yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau oleh karena kedua-duanya yang berdampak pada kerusakan, disfungsi, dan kegagalan kerja beberapa organ tubuh, terutama mata,ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi normal. Menurut ADA 1997 kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa tidak melebihi 126 mgdl pada 2 jam sesudah minum glukosa oral 75 gram tidak melebihi 200 mdl. 25 Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah .Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50 lebih tinggi pada orang normal, sedangkan pada perempuan resikonya menjadi dua kali lipat, walaupun mekanismenya belum jelas. 21,22

f. Ketidakaktifan Fisik

Sejumlah penelitian epidemiologi mendukung hipotesis bahwa aktifitas fisik yang giat menurunkan resiko PJK. Aktifitas fisik exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol, memperbaiki kolteral koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi, memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miocard, menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan KGD pada penderita DM,menurunkan tekanan darah. 22 Sri Damai Yanti : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 Hasil penelitian di harvard selama 10 tahun 1962-1972 terhadap 16.936 alumni Universitas harvard, USA, menyimpulkan orang dengan exercise fisik yang adekuat kemungkinan menderita serangan PJK lebih kecil dibandingkan dengan yang kurang melakukan aktifitas. 21

g. Stress

Stress, baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK. Pada masa sekarang, lingkungan kerja telah menjadi penyebab utama stres, dan terdapat hubungan yang saling berkaitan antara stres dan abnormalitas metabolisme lipid. 13 Perilaku yang rentan terhadap terjadinya penyakit koroner kepribadian tipe A antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk mencapai sesuatu. Kepribadian tipe B antara lain orang yang lebih mudah merasa beruntung, tidak terlalu ambisius, dan mudah puas memiliki risiko yang lebih kecil untuk menderita PJK dibandingkan mereka yang berkepribadian tipe A. 20 Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan spasm arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. 13

h. Umur

21 Telah dibuktikan adanya hubungan antar umur dengan kematian akibat PJK. Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 tahun keatas, tetapi juga pada usia dibawah 40 tahun sudah ditemukan. Pada laki-laki, kasus kematian PJK mulai dijumpai pada usia 35 tahun, dan terus meningkat dengan bertambahnya usia. Sri Damai Yanti : Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2009. USU Repository © 2009 Di AS kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada usia 20 tahun . Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai usia 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki. Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambahnya usia. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan, sedangkan kadar kolesterol LDL cenderung meningkat.

i. Jenis Kelamin