berita tersebut menjadi berita layak yang kemudian akan dikirimkan kepada consumers audiens, konsumen disini berupa penonton,
pendengar, pembaca. Dalam mengemas pemberitaan dapat dilihat rutinitas pekerja media,
bagaimana segala mekanisme yang terbentuk menjadi prosedur standar sebuah pengelola media atau kebijakan perusahaan. Bagaimana berita
dipilah berdasar ciri dan kriteria, proses peliputan reporter, kemudian editing , dari pra produksi, proses, dan pasca produksi, deadlineatau
batas waktu dan seterusnya yang kemudian berulang-ulang menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan pekerja media.
3. Level Organisasi
Ketika melihat sebuah organisasi media, kita mempertanyakan peran yang dilakukan, strukturisasi mereka, kebijakan yang mengalir dari
struktur tersebut dan metode yang digunakan untuk menegakkan kebijakan tersebut.
Bagi kebanyakan organisasi media, tujuan utama mereka adalah ekonomi keuntungan. Tujuan lainnya adalah menghasilkan produk
yang berkualitas, melayani masyarakat, dan mendapat pengakuan professional dibangun mengikuti tujuan mencari keuntungan.
Organisasi berita khususnya, telah menghadapi tekanan ekonomi yang berkembang dalam memainkan perananan lebih besar dalam mendikte
keputusan jurnalistik. Cara organisasi yang terstrukturmempengaruhi isi dengan mempengaruhi budaya kerja dan dengan menentukan
tingkat kemandirian organisasi media menjadi perusahaan perusahaan besar. Dibanding dengan level sebelumnya level individual dan level
rutinitas media, level organisasi memiliki pengaruh yang sangat besar. Mengingat level ini dipegang oleh perusahaan pemilik media. Segala
kebijakan media dalam penentuan berita dipegang penuh oleh pemilik media.
26
4. Level Ekstramedia
Dalam level ekstramedia ini menyinggung faktor yang mempengaruhi isi media yang berasal di luar lingkungan media itu sendiri. pengaruh
dari luar media itu biasanya berasal dari sumber berita, pengiklan, penonton, kontrol dari pemerintah, pasar dan teknologi.
27
5. Level Ideologi
Menurut Becker Ideologi adalah seperangkat terintegrasi kerangka acuan dimana masing-masing dari kita melihat dunia atau realitas dan
bagaimana kita menghadapinya. Pada level ini membahas kekuatan di masyarakat serta kekuatan yang berpengaruh di luar media. Ide
memiliki hubungan atas kepentingan dan kekuasaan, kekuasaan yang menciptakan simbol merupakan kekuasaan yang tidak netral.
28
26
Ibid, hlm. 165.
27
Ibid,hlm. 181.
28
Ibid, hlm. 212.
D. Berita
1. Pengertian Berita
Berita adalah informasi yang penting dan atau menarik bagi khalayak audien. Dalam hal ini seseorang membutuhkan tolak ukur atau
standar yang kurang lebih sama untuk menentukan suatu informasi itu penting dan menarik. Secara sederhana dapat dikatakan informasi yang
dapat dipilih sebagai berita harus memenuhi aspek penting dan aspek menarik.
29
Dalam berita televisi, ada perencanaan sebelum membuat berita, perencanaan tersebut tersusun berdasarkan kategori asal, yakni
berita berdasarkan peristiwa momentum moment news, berita berdasarkan peristiwa teragenda event news, berita lanjutan follow up
news dan berita berdasarkan peristiwa fenomena.
30
2. Jenis Berita
Program informasi merupakan segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan informasi kepada khalayak
audien. Daya tarik program adalah informasi, dan informasi itulah yang „dijual‟ kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu berita keras hard news dan berita lunak soft news.
31
a. Berita keras hard news
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran
29
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Kencana 2010, hlm. 8.
30
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita, Jakarta: Indeks,hlm.16.
31
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Kencana 2010, hlm. 25.
karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama
hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam
menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling
dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan.
32
b. Berita lunak soft news
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam indepth namun
tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang termasuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar
program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk
show. 3.
Format Berita Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu
cara bagaimana suatu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat
sejunlah criteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita
32
Ibid.
dalam suatu program berita televisi. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu
33
: a.
Reader. format berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar video. Format ini biasanya digunakan untuk
melaporkan peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya.
b. Voice Over. Format berita dengan video yang keseluruhan
narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil didepan kamera setelah itu muncul
gambar berita namun suara presenter tetap terdengar mengiringi gambar.
c. Reader SOT. Format ini terdiri dari presenter yang muncul
membacakan intro dan kemudian muncul sound on tape SOT dari narasumber berita. SOT adalah cuplikan suara dari narasumber
atau cuplikan dari wawancara panjang dengan narasumber. d.
Voice Over-SOT. Format berita ini merupakan gabungan antara formay VO dan SOT yang mana VO mengenai peristiwa atau isu
yang relevan atau ada kaitannya denga apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan SOT adalah bagian pernyataan sumber
yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa event atau isu bersangkutan
33
Ibid, hlm. 33.