Aktivitas Produksi Berita Makanan Tidak Halal Dalam Reportase Investigasi Trans Tv

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

(S.Kom.1)

Oleh:

MEKAR AYU LESTARI

109051100053

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M


(2)

KEPEIETIT{GAI{ EKT}HT}I}TI FOLITIK I}t TRAHS TV

{afia|,rsrs pRsl}uxsr sgstTa til{ffAlriaft TlI}aK Ear,$,L I}Ar.aM XEFORTASE rFfi rESTrGASr rRAltS TV)

Skripsi

Diajukan Untsk Memenuhi Persyaratan Memperaleh Gelar Sarj*na Komunikasi (S.K*n.l)

Oleh: Mekar Ayu Lestari NIM:109051100053

, SS, M.Si 19830610 200912 2001

KONSENTRASI JTIRNALISTIK

FAKT]LTAS ILMU I}AI{WAE I}AN ILMT} K$MT]NIKASI

Ui\{IVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF IIII}AYATTILLAII

JAKARTA

1*34 rrJ?SlSM

Pembimbing:

I

I

i


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "AKTIVITAS PRODUKSI BERITA MAKANAN TIDAK HALAL DALAM REPORTASE INVESTIGASI TRANS TV", telah diujikan dalam Sidang Munaqasah di Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 27 Februari 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S.1) pada jurusan Konsentrasi Jurnalistik.

Ciputat, 27 F ebnsari 2013

Sidang Munaqasah

Selaetaris sidang

A,h-J

t f , u t - w L t / | ' P < ,

t \ ) 0

Ade Rina Farida. M. Si NIP: 19770 513 200701 2 018

Anggota

NIP: 19720606 199803 I 003 N I P : 1 9 7 7 1 1 0 5 2 0 0 1 1 2 2 0 0 2

2 001

Ketua sidang

t99303


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dihari kemudian terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 27 Februari 2013


(5)

i Nim: 109051100053

ABSTRAK

AKTIVITAS PRODUKSI BERITA MAKANAN TIDAK HALAL DALAM REPORTASE INVESTIGASI TRANS TV

Media massa berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak. Media massa yang memiliki peranan paling besar dikehidupan masyarakat saat ini adalah televisi. Televisi telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang. Berbagai tayangan hiburan dan berita menjadi ketertarikan setiap orang untuk mempunyai televisi. Salah satu berita yang disajikan Televisi adalah berita investigasi yang membongkar adanya kecurangan oknum terhadap produk atau permasalahan yang sengaja ditutup-tutupi.

Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan bagaimanakah aktivitas produksi berita makanan tidak halal dalam reportase investigasi Trans TV?

Aktivitas produksi program berita Reportase Investigasi sesuai denganStandard Operasional Procedureyaitu pra produksi, produksi, pasca produksi. Pra produksi yang meliputi pemilihan ide judul berita yang diambil dari tiga sumber informasi yakni data lapangan, vixser, dan internet. Produksi meliputi persiapan tapping, narasumber dan presenter. Pasca produksi yakni penyelesaian hasil tapping yang dibuat oleh editor hingga penayangan berita.

Paradigma dalam penelitian ini menggunakan positivisme dengan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.

Bahwa dalam menayangkan berita pada judul bakso babi dan boraks, Reportase Investigasi menggunakan SOP Standard Operasional Procedureyang meliputi pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Proses pra produksi adalah menentukan judul apa yang akan diberitakan dengan mengambil ide dari tiga sumber yakni data lapangan, vixser, dan internet. Sementara produksi adalah proses shooting presenter dan narasumber, terakhir adalah pasca produksi yang meliputi editing hingga melakukan preview untuk meneliti setiap segmen agar berjalan dengan baik.


(6)

ii

Pertama-tama penulis ucapkan syukur Alhamdulillahrabbil „aalamin, segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat

limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi berjudul “Kepentingan Ekonomi Politik di Trans TV (Analisis Produksi Berita Makanan Tidak Halal Dalam Reportase

Investigasi Trans TV)”. Shalawat serta salam juga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarganya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis yang disusun guna melengkapi salah satu

syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata satu (S1) konsentrasi

jurnalistik fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi Universitas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya dibantu oleh banyak pihak. Oleh karena itu penulis

pelru menghanturkan terima kasih untuk para dosen, keluarga, dan teman-teman.

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal M.A. selaku pembantu Dekan Bidang Kepegawaian,

Drs. Studi Rizal, LK. M.A. selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan,

Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Akademik.

2. Ibu Rubiyanah, M.A. selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan ibu Ade Rina Farida,

M.Si. selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang selalu mendukung.

3. Ibu Fita Fathurokhmah, SS, M.Si. selaku dosen pembimbing terbaik yang telah


(7)

iii

5. Kepada seluruh Dosen, serta para staf-staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khusus

nya Dosen dan para staf fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis. Diantaranya, dosen Bapak Sunandar, Bapak

Helmi Hidayat, Bapak Nanang.

6. Tak lupa kepada kedua orang tua penulis papa dan mama terhebat yang selalu

mendoakan penulis dan berpuasa demi selesainya skripsi ini dengan cepat dan dengan

harapan nilai yang baik.

7. Untuk mami ibu Nur Hayati yang membiayai sekolah penulis hingga skripsi ini

selesai.

8. Untuk kakak dan adik-adik tercinta kak Yeni, kak Epi, kak Mila, bang Ayi, kak Cut,

kak Nurul, kak Ita, kak Maya, kak Santi, bang Yusuf, kak Popi.

9. Kepada seorang laki-laki baik yang senantiasa menghiasi hidup penulis dan

menyempatkan waktu dan kepeduliannya terhadap penulis Emrinko Safinka (Rico

ceper)

10. Untuk para sahabat jurnalistik A dan B, KPI, dan sahabat-sahabat Al-zaytun

international school.

11. Untuk para crew Trans TV Bapak Muhammad Ihwan dan Agus yang selalu

mempermudah observasi penulis demi menyelesaikan skripsi ini.

Ciputat, 27 Februari 2013


(8)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 5

E. Metodologi Penelitian ... 6

1. Paradigma Penelitian ... 6

2. Metode Penelitian ... 6

3. Teknik Pengumpulan Data ... 7

4. Teknis Analisis Data ... 8

5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9

6. Subjek dan Objek Penelitian ... 9

F. Tinjauan Pustaka ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB IILANDASAN TEORI A . KERANGKA TEORI 1. Produksi Program Berita TV ... 13

2. Tahapan Produksi Berita TV ... 15

a. Pra Produksi ... 15

b. Pelaksanaan Produksi ... 17

c. Pasca Produksi ... 17

3. Jurnalisme Investigasi (Investigative Reporting) ... 19


(9)

v

4. Televisi dan Berita ... 28

5. Makanan halal dan tidak halal dalam Islam ... 52

BAB IIIGAMBARAN UMUM TRANS TV DAN BERITA REPORTASE INVESTIGASI A. TRANS TV 1. Sejarah Berdirinya ... 62

2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 64

3. Program ... 65

4. Struktur Direksi Trans TV ... 69

B. PROGRAM BERITA REPORTASE INVESTIGASI 1. Latar Belakang dan Profil ... 76

2. Tujuan ... 77

3. Sasaran Acara ... 77

4. Pengelola Acara ... 77

5. Struktur Organisasi ... 78

6. Data Informan ... 80

BAB IVTEMUAN DATA dan ANALISIS A. Pra Produksi Berita Reportase Investigasi bakso babi dan boraks di Trans Tv ... 81

B. Pelaksanaan Produksi Reportase Investigasi bakso babi dan boraks di Trans Tv ... 87

C. Pasca Produksi Reportase Investigasi bakso babi dan boraks di Trans Tv ... 90


(10)

vi

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96 DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Hasil Wawancara dengan Eksekutif Produser LAMPIRAN II Hasil Wawancara dengan Asistent Produser LAMPIRAN III Hasil Pengamatan/ Observasi


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media massa memiliki peran penting dalam komunikasi. Media massa itu

sendiri sebagai alat yang berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak. Media

massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran

informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula.1

Media massa banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti surat kabar,

radio, televisi, internet atau cyber, yang berguna untuk memberikan informasi,

mendidik, menghibur, memengaruhi sesuai dengan fungsi komunikasi itu sendiri.

Harold D. Lasswel mengatakan fungsi komunikasi adalah sebagai pengawasan

lingkungan, menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakatnya

untuk menanggapi lingkungannya dan menurunkan warisan sosial dari generasi ke

generasi berikutnya.2

Salah satu kelebihan dari media massa pun diantaranya dengan

menggunakan media massa bahwa media massa menimbulkan keserempakan

artinya, suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif

banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif dapat

mengubah sikap, pendapat dan perilaku komunikasi. Media massa memiliki

karakteristik tersendiri yaitu bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan

1

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi( Jakarta: Kencana, 2008), h. 72.

2

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2007), h. 15-16.


(12)

serempak, memakai peralatan teknis dan mekanis, dan bersifat terbuka pesannya

dapat diterima oleh siapa saja, dimana saja, tidak memperdulikan usia, jenis

kelamin, dan suku bangsa.3

Salah satu alat media massa misalnya televisi. Televisi sebagai media

massa elektronik dengan kelebihan audio dan visual menjadi juara bertahan

dibandingkan dengan media massa lainnya. Televisi memiliki kelebihan untuk

menyajikan informasi dalam bentuk audio dan visual yang dinilai sangat efektif

untuk menyampaikan materi pembelajaran, informasi, dan hiburan kepada

khalayak.

Dalam menyajikan informasi, televisi memiliki jangkauan yang luas. Apalagi

dalam menyajikan berita yang menarik dan hal-hal yang dianggap penting untuk

kehidupan masyarakat seperti halnya berita investigasi yang membahas masalah

kecurangan oknum-oknum dalam menyajikan produk makanan tidak halal

sehingga masyarakat menganggap penting untuk mengetahui seperti apa yang

baik, sehat dan halal berdasarkan perspektif ajaran agama Islam.

Berita investigasi merupakan produk jurnalisme investigasi

yangmengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dibalik peristiwa secara

komprehensif dan selalu berupaya mengungkap sesuatu yang dianggap tidak beres

atau ganjil bahkan dianggap merugikan masyarakat. Berita investigasi tidaklah

bertujuan menjebloskan seseorang ke dalam penjara, melainkan memicu kedalam

suatu perubahan, mengekspos ketidakadilan, menekan kezaliman, tetapi sekaligus

juga memberi pencerahan dan kejelasan atas duduk perkara suatu peristiwa

3

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 126-127.


(13)

kepada masyarakat.4 Pengungkapan kasus makanan bakso yang mengandung

boraks dan daging babi menjadi salah satu ketertarikan penulis dalam melakukan

penelitian lebih lanjut dalam program Reportase Investigasi. Penulis melakukan

penelitian berita di Reportase Investigasi Trans TV dengan menggunakan

perspektif ajaran islam.

Islam adalah agama yang sempurna selalu mengajarkan agar manusia selalu

menyampaikan kebaikan pada sesama umat.Dalam hal ini, berita investigasi yang

disajikan oleh televisi seharusnya menyebarkan kebaikan dan berdakwah sehingga

kebaikan itu menyebar keseluruh umat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah

Al-imron/3: 104 sebagai berikut:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3:104).

Makna dari ayat diatas adalah tidak semua anggota masyarakat dapat

melaksanakan fungsi dakwah. Maka harus ada suatu kelompok yang menyeru

kebaikan agar mencegah banyak orang dari perbuatan yang munkar. Sehingga

semua berjalan pada jalan Illahi sesuai dengan peraturan yang benar.

Tidak hanya itu, Islam selalu mengajarkan untuk bermanfaat bagi orang

banyak sesuai perkataan Rasullullah SAW:

4

Atmakusumah, Maskun Iskandar, Warief Djajanto Basorie, Mengangkat Masalah


(14)

Barangsiapa yang boleh memberi manfaat kepada saudaranya, maka hendaklah ia melakukannya.”

Kecurangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang telah

dilakukan oleh segelintir masyarakat yang kurang memiliki tanggung jawab dan

kepedulian terhadap kesehatan orang lain dan ajaran agama Islam, sedikit demi

sedikit telah berhasil diungkap dari hasil kerja jurnalistik investigasi, yaitu Tim

Reportase Investigasi TransTV dan dipublikasikan dalam acara Reportase

Investigasi TransTV setiap sabtu dan minggu. Reportase Investigasi mengungkap

suatu kasus penyimpangan dari pelakunya langsung.Topik yang dipilih adalah

yang menjadi kepentingan masyarakat.Misalnya, tentang bakso yang mengandung

daging babi dan boraks.

Tentunya dalam hal ini, tim investigasi tidak mudah menyajikan berita

yang langsung dari sumbernya. Walaupun narasumber atau pelaku kecurangan

yang terkait dijaga kerahasiaannya, tetap saja produksi berita investigasi

dipersiapkan secara sungguh-sungguh mulai dari fakta, data pendukung, serta

analisis sampai ke sudut pandang yang dipilihnya.Penelitian ini mengenai

bagaimana Trans TV melakukan produksi Reportase Investigasi tentang makanan

bakso yang merugikan masyarakat yakni mengandung daging babi dan boraks

serta penulis menggunakan standarisasi ajaran agama Islam mengenai jenis

makanan sehat dan halal.

Berdasarkan inilah, penulis mengambil judul penelitian:

AKTIVITASPRODUKSI BERITA MAKANAN TIDAK HALAL DALAM REPORTASE INVESTIGASI TRANS TV


(15)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada analisis produksi Reportase Investigasi makanan

tidak halal (Bakso yang mengandung daging babi dan boraks) di Trans TV.

2.Rumusan Masalah

Proses produksi siaran dari program berita Reportase Investigasitentunya

memiliki tahapan produksi yang diterapkan, dimana setiap tahap ini merupakan

langkah sistematis dalam sebuah proses produksi, yakni tahap Pra-Produksi,

Produksi, dan Pasca-Produksi hingga ditayangkannya berita Reportase Investigasi

di Trans TV. Dari seluruh pemaparan diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah

penelitian sebagai berikut:

Bagaimana proses Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi siaran program berita

Reportase Investigasi makanan bakso daging babi dan boraks?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana proses perancangan produksi siaran program berita

Reportase Investigasi makanan bakso daging babi dan boraks di stasiun Televisi

Trans TV.

D. Manfaat Penelitian a.Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan

masyarakat luas pada umumnya dalam mengkonsumsi dan memahami. Serta

kontribusi berita-berita yang disajikan oleh TV yang baik dan positif pada


(16)

elektronik yaitu televisi khususnya tentang penelitian analisis produksi berita atau

program dari hasil produk jurnalisme investigasi.

b.Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan untuk menambah

wawasan. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan informasi pada

khalayak agar mengetahui hal-hal yang belum diketahui sebelumnya mengenai

praktik produksi siaran atau berita di televisi.Bagi praktisi jurnalis di dunia

kewartawanan dalam melakukan kerja jurnalistik hendaknya menggunakan aturan

kerja jurnalistik dengan baik dan tidak lupa memiliki tanggung jawab secara moril

kepada masyarakat atas kebenaran berita yang disajikan.

E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini menggunakan paradigma positivisme yang

menyatakan bahwa realitas ada (exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai

dengan hukum alam (natural laws).Upaya penelitian ini adalah untuk

mengungkapkan kebenaran realitas yang ada dan bagaimana realitas tersebut

senyatanya berjalan.5

2. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Penulis mengambil metode deskriptif ini karena menggunakan latar

alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

dengan metode wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen secara

5

Agus Salim, Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001), h. 39.


(17)

deskriptif.Bog dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik

tulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati oleh peneliti.Metode

kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam.Yaitu suatu data

yang mengandung makna.Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti

merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.

Pemilihan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasari bahwa penulis

bermaksud mengkaji dan menggambarkan bagaimana proses produksi siaran dari

program berita Reportase Investigasi dimulai dari perencanaan produksi, proses

produksi dan pasca produksi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan observasi dan wawancara

dimana data adalah sesuatu yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang

diteliti untuk menyatakannya dapat disebut juga penelitian langsung ke

lapangan.Untuk memperoleh data objektif, penulis melakukan observasi langsung

ke lokasi penelitian yaitu Trans TV. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk

memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan di

sekelilingnya, sehingga penulis memperoleh informasi mengenai proses syuting

program berita Reportase Investigasi.

Selain observasi, penulis menggunakan teknik wawancara juga untuk

memperoleh informasi mengenai proses produksi siaran dan pandangan tentang

acara. Wawancara dilakukan kepada yang dianggap informan yang menguasai


(18)

wawancara dengan Produser Program Berita Reportase Investigasi, Manager

Produksi Pemberitaan, dan Editor Program. Teknik mengumpulkan data

selanjutnya adalah dengan dokumentasi yang merupakan bagian pendukung

dalam proses mengungkapkan dan mendeskripsikan hasil penelitian. Dokumentasi

yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari bahan-bahan tertulis,

buku-buku yang berhubungan dengan penelitian, internet dan lain sebagainya.Dalam

dokumentasi ini, penulis mengambil foto yang diambil saat melakukan observasi

di Trans TV.

4. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknis dengan cara menganalisis proses produksi program berita reportase

investigasi. Tahapan produksi dalam sebuah program acara adalah SOP standard

operational procedure yakni pra produksi, produksi,pasca produksi. Dalam teknis

analisis data ini, penulis menggunakan model analisis data interaktif Miles dan

Huberman dengan melakukan analisis data dilapangan maupun sesudah meneliti

dilapangan. Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap,

yaitu: Pertama, pengumpulan Data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua

bagian yaitu deskriptif dan reflektif. Kedua, dibuat reduksi data, guna memilih

data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk

memecahkan masalah, untuk menjawab pertanyaan penelitian. Menggolongkan,

mengarahkan dan membuang yang tidak penting, serta mengorganisasikan data,


(19)

Reduksi Data

Ketiga, Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar,

grafik dan tabel.Tujuan sajian data adalah untuk menggabungkan informasi

sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Keempat, Penarikan

Kesimpulan. Penarikan kesimpulandilakukan selama proses penelitian

berlangsung seperti halnya proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup

memadai maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah data

benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir6.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis meneliti langsung ke Trans TV yang terletak di Jalan Kapten

Tendean kavling 12 -14A Jakarta Selatan 12790 dan waktu penelitian pada 5

November 2012- 14Januari 2013.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah tim reportase investigasi Trans TV yakni

eksekutif produser dan assistant produser sedangkan yang menjadi objek

66


(20)

penelitian ini adalah program Reportase Investigasi yaitu bakso yang dibuat dari

daging babi dan boraks.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka

guna pemetaan kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik diperpustakan

utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan di Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, perpustakaan IISIP Isntitut ilmu sosial dan politik Jakarta.

Beberapa skripsi yang penulis temukan tentang jurnalistik investigasi antara lain: “Relasi Jurnalis Dengan Sumber Berita pada Komodifikasi Reportase

Investigasi” (Studi kasus ‘berita investigasi’ di trans tv) ringkasan tesis oleh

Irwan Siregar (npm: 2008810004), Analisis Produksi Acara Makna Kehidupan

di Trans Tv yang di tulis oleh Minarsih fitriasari mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2010, dan Pengaruh Tayangan Reportase

Investigasi Trans TV Terhadap Motivasi Belajar Jurnalisme Investigasi yang

ditulis oleh Ummu Rahmi mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

angkatan 2005.

Dari beberapa skripsi tersebut maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

belum ada mahasiswa yang meneliti tentang AKTIVITAS PRODUKSI

BERITA MAKANAN TIDAK HALAL DALAM REPORTASE

INVESTIGASI TRANS TV

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi ke dalam lima bab yang memiliki pembahasan


(21)

BAB I: PENDAHULUAN

Penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan

BAB II: LANDASAN TEORI

Penulis menguraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam

kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Berisi tentang

perkembangan televisi, desain program televisi, pelaksanaan

program televisi, dan evaluasi program televisi berikut juga konsep

berita, pengertian berita,nilai berita, komposisi berita, kategori

berita.

BAB III: GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM BERITA

REPORTASE INVESTIGASI

Penulis menguraikan sejarah berdirinya TRANS TV, latar belakang

program berita reportase investigasi, desain program reportase

investigasi,komponen penunjang produksi program berita reportase

investigasi, dan struktur organisasi perusahaaan TRANS TV.

BAB IV: PRODUKSI PROGRAMBERITA REPORTASE INVESTIGASI

DI TRANS TV

Penulis menguraikan tentang pelaksanaan produksi program


(22)

BAB V: PENUTUP

Penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang telah diteliti


(23)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Produksi Berita

Aktivitas produksi berita adalah suatu kegiatan yang menghasilkan suatu

produksi berita. Aktivitas produksi berita trans TV khusus nya dalam program

berita reportase investigasi sama hal nya seperti proses produksi stasiun TV

lainnya hanya saja dalam menggali informasi, reportase investigasi menggali

secara mendalam dan membongkar sesuatu yang dianggap terdapat unsur

kecurangan. Proses produksi program berita reportase investigasi sesuai dengan

standard operational procedure (SOP) yang meliputi tiga tahapan yaitu: pra

produksi, produksi, dan pasca produksi yang masing-masing saling berkaitan.

1. Produksi Program Berita TV

a. pengertian Analisis Produksi Berita TV

Analisis adalah sebagai sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah

atas berbagai bagiannya. Analisis sepadan dengan kata analisys, yaitu membuat

atau menganalisa perancangan alur, sehingga menjadi mudah dan gamblang untuk

dibuat maupun dibaca, dapat berarti juga analisa, pemisahan, pemeriksaan, yang

teliti.Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah penelitian guna

meneliti struktur kegiatan tersebut secara mendalam.Kata analisa atau analisis

dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan dilapangan untuk memeriksa seberapa

pengaruh kegiatan itu dilakukan.


(24)

Produksi adalah barang yang dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu

barang atau jasa atau produksi (peliputan) adalah semua kegiatan liputan

(shooting) baik di studio dan dilapangan.Proses ini juga disebut taping.7Ketika

tahap perencanaan dan persiapan sudah selesai proses produksi dimulai.

Sutradara bekerjasama dengan para crew atau tim yang terkait mewujudkan apa

yang direncanakan.

Media massa khususnya televisi memiliki berbagai macam program untuk

ditayangkan kepada khalayak luas melalui berbagai proses agar tercipta sebuah

program yang utuh dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Proses tersebut

dinamakan proses produksi yang terdiri dari rangkaian tindakan, perencanaan, dan

pengolahan terarah untuk menghasilkan sebuah program.

Dalam produksi program televisi diperlukan proses yang panjang untuk dapat

membuat acara yang akan ditayangkan termasuk sebuah acara program berita.

Dalam proses produksi berita, organisasi penyiaran bertindak sebagai tempat

pengolahan siaran yang tiap harinya menyelenggarakan program siaran. Sebelum

diproduksi, sebuah berita harus dicari, dikumpulkan, diseleksi, dan diolah.Setelah

itu produksi berita harus melalui tiga langkah, yakni pra produksi, produksi, dan

pasca produksi.

7

J.B Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992). Cet ke 1, h. 75.


(25)

2. Tahapan Produksi Berita TV

Tahapan produksi program televisi terdiri dari tiga bagian yang lazim

ditemukan disebutstandard operation procedure (SOP), sebagai berikut:

a. Pra-Produksi (ide, perencanaan, dan persiapan)

b. Produksi (pelaksanaan)

c. Pasca Produksi (penyelesaian dan penayangan)8

a.Pra Produksi

Tahap pra produksi meliputi tahap perencanaan ide dan persiapan yaitu

semua kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan

pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi

proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang

tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan

di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di

atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan apa yang direncanakan di

atas kertas itulah yang nantinya akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai. Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi

antara lain:

1. Penemuan ide

Penemuan ide dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau

gagasan dalam membuat riset dan menuliskan naskah lalu penulis naskah bertugas

mengembangkan gagasan menjadi naskah setelah riset.Semua acara televisi baik

8

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi(Yogyakarta:Pinas Book


(26)

dari bentuk yang paling sederhana, pasti didahului oleh timbulnya sebuah ide. Ide

merupakan buah pikiran setelah mendapatkan rangsangan dari masyarakat dan

ide timbulnya dari seorang produser, atau orang lain. Ide merupakan rencana

pesan yang akan disampaikan kepada para komunikan melalui televisi dengan

tujuan tertentu. Oleh karena itu, sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk

naskah program siaran, produser harus memperhatikan faktor penonton, agar yang

disajikan memenuhi harapan mereka.9Ide peliputan juga muncul dalam sebuah

rapat redaksi.Rapat yang terdiri dari produser program, koordinator peliputan,

koordinator kamerawan, presenter dan produser eksekutif.

2. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja atau time schedule,

penyempurnaan naskah, pemilihan naskah, pemilihan penyiar, estimasi biaya,

penyediaan biaya, waktu siaran, dan recana lainnya merupakan bagian dari

perencaan yang dibuat sangat teliti.

3. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua hal dalam perencanaan, latihan

penyiar, dan pembuatan setting suara, meneliti dan melengkapi semua peralatan

yang diperlukan.Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka

waktu yang sudah ditentukan.

9

Darwanto, S.S, Televisi Sebagai Media Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).Cet 1, h. 233.


(27)

b. Pelaksanaan Produksi

Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar baik di

studio maupun diluar studio.Proses ini disebut juga dengan taping.Ketika tahap

perencanaan dan persiapan sudah selesai, barulah pelaksanaan produksi dimulai.

Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa

yang direncanakan dalam kertas dan Shooting script menjadi susunan gambar

yang dapat bercerita. 10Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan

pengambilan gambar selesai dilakukan.Jika terdapat kesalahan maka pengambilan

gambar dapat diulang kembali.

c. Pasca Produksi

Tahap pasca produksi adalah seluruh kegiatan setelah pengambilan

gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar

kembali.Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi antara lainEditing. Dalam

hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu: pertama, yang disebut

Editingdengan teknik analog atau linear. Kedua,Editing dengan teknik digital atau non linear dengan komputer, mixing (pencampuran gambar dan suara).

1. Editingoffline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat

kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam

logging time codenomer kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian

berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut

10

Morissan, Manejemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi,


(28)

Editing offline (dengan copy video VHS). Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya akan dilihat dengan seksama dalam screening setelah dirasa memuaskan, barulah

dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk

narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik dengan format

sama dengan skenario. Di dalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu,

tertulis jelas untuk memudahkan pekerja editor.Kemudian hasil shooting asli dan

naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.

2. Editingonline dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.

Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan dibuat tepat berdasarkan catatan

time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses

berlanjut dengan mixing.

3. Mixing (pencampuran gambar dan suara)

Narasi dan ilustrasi musik sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing

online sesuai dengan ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.

Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik harus dibuat

bagus agar tidak saling menggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing

selesai, secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai

biasanya diadakan preview untuk melihat bagian-bagian mana yang masih

terdapat kesalahan. Preview dilakukan oleh produser. Jika tidak ada kesalahan

tidak ada lagi yang harus diperbaiki.Apabila semua sudah siap maka program ini


(29)

4. Editing offline dengan teknik digital atau non-linear

Editing non linear atau editing digital adalah editing yang menggunakan

komputer dengan peralatan khusus untuk editing.Dalam editing offline dengan

system digital, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam

system analog.Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar

shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh. Proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu dikoreksi, maka koreksi dapat dilakukan dengan menambah, mengurangi,

atau menyisispi shoot yang diperlukan. Setelah semua dikatakan memuaskan,

barulah dapat dikatakan proses editing offline selesai dan bahan offline dalam

komputer dibuat menjadi online.

5. Editingonline dengan teknik digital

Editingonline dengan teknik digital sebenarnya hanya penyempurnaan

hasil editingoffline dalam komputer sekaligus mixing dengan musik seperti

ilustrasi atau efek gambar misalnya perlu animasi atau wipe efek dan suara sound

effectyang harus dimasukkan.11

3. Jurnalisme Investigasi (Investigative Reporting) a) Pengertian Jurnalisme Investigasi

Atmakusumah menyidiknya dari asal kata Latin Reporting berasal dari

kata reportare, yang berarti “membawa pulang sesuatu dari tempat lain”.Bila dikaitkan ke dalam dunia jurnalisme, menjelaskan seorang wartawan yang

membawa laporan kejadian dari sebuah tempat dimana telah terjadi

11


(30)

sesuatu.Sementara investigative berasal dari kata Latin Vestigum, yang berarti “jejak kaki”.Pada sisi ini, menyiratkan berbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta, berbentuk data dan keterangan dari sebuah peristiwa. Dengan demikian bila

digabungkan reportase investigative secara harfiah diartikan membawa pulang

jejak kaki dari tempat lain. Dalam kegiatan pers atau jurnalis bisa

mengkonotasikan berbagai bukti yang dapat dijadikan fakta bagi upaya

menjelaskan adanya kesalahan atau pelanggaran atau kejahatan yang telah

dilakukan oleh seseorang atau pihak-pihak tertentu.

Reportase investigasi memang merupakan sebuah kegiatan peliputan yang

mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran,

kesalahan, atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau

masyarakat.12Pekerjaan jurnalisme investigasi menurut Chris White dari The

Parliament Magazine di Brussels adalah pertama, tertuju untuk mengungkapkan

dan mendapatkan sebuah kisah berita yang bagus.Kedua, menjaga masyarakat

untuk memiliki kecukupan informasi dan mengetahui adanya bahaya di tengah

kehidupan mereka.Ada sejumlah garis yang mesti dipatuhi tim investigasi.

Pertama, setiap anggota harus membeberkan secara transparan semua temuan

yang diperoleh di lapangan, termasuk informasi of the record.Kedua, menolak

segala bentuk iming-iming dari semua narasumber. Karakter reporter fighter dapat

diketahui dengan melihat file record dalam setahun terakhir. Indikasinya yaitu

berapa banyak rata-rata sumber yang berhasil ditembusnya selama sepekan, siapa

12

Septiawan Santana, Jurnalisme Investigasi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 135.


(31)

saja sumber itu, berapa banyak berita dan sumber ekslusif yang pernah

ditembusnya.

Tim investigasi umumnya memiliki bakat tertentu dalam hal penyelidikan,

yakni gabungan antara jurnalis dan petualang mempunyai karakter tidak mudah

putus asa, selalu ingin tahu, dan yang terpenting ia adalah seorang

penyidik.Reportase tertuju pada penelusuran dan penemuan sesuatu yang

dianggap tertutup.Arah kerjanya liputannya menjadi arah kegiatan, bagaimana

para pencari info mendapatkan informasi yang dibutuhkan, bagaimana dan

dimana informasi dapat dievaluasi.Pada titik ini, kegiatan reportasenya terlibat

dengan upaya yang berbahaya, dikarenakan upaya menembus pengaturan yang

sengaja ditutup-tutupi.13Jadi Jurnalisme investigasi bisa disebut juga sebagai

sebuah metode peliputan untuk menyibak kebenaran suatu kasus atau peristiwa.

Jurnalisme investigasi juga merupakan upaya mencari dan mengumpulkan data,

informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui kebenaran atau bahkan kesalahan

sebuah fakta.

b) Cara Jurnalis Investigasi Menggali Informasi dan Memberitakan dari Data dan Narasumber.

Dalam membuat berita diperlukan kepandaian untuk menggali data

yang bisa diambil dari sumber berita.Untuk mendapatkan berita yang bagus, data

harus diperoleh dari bahan-bahan yang serba prima. Artinya, bahan berita yang

diperoleh harus dari kejadian atau peristiwa yang mempunyai nilai tinggi (news

value) jika bahan berita dihasilkan dari sumber yang rendah, hasilnya akan melahirkan penyajian berita bermutu rendah.

13


(32)

Berita harus dibuat dalam bentuk sederhana, lugas, langsung, namun

kaya akan data Berita harus mendapatkan dukungan otentik, kejelasan dan segala hal yang diperkuat “authority”. Misalnya, isu bisa dibuat berita, asal ada “authority” yang menanggapinya.Contohnya, ada isu yang ditanggapi oleh bupati, ulama, atau lembaga lainnya.Tetapi jangan sampai isu tersebut diracuni dengan

opini diri sendiri.

Berita-berita yang berdasarkan investigasi ini sering disebut dengan

istilah berita eksklusif.Artinya, berita tersebut jarang terjadi, tetapi kejadian itu

pada akhirnya diketahui orang banyak.Misalnya seorang pejabat memberikan

keterangan pers pada beberapa orang wartawan tentang kejadian yang jarang

terjadi. Ketika keterangan itu diberikan pada banyak orang dan semua surat kabar

memuatnya maka berita itu tidak disebut eksklusif. Hanya kejadian atau

peristiwanya yang memang eksklusif.Tetapi jika kemudian ada seorang wartawan

yang mengembangkan berita tersebut dengan melakukan penelitian sendiri untuk

melengkapi informasi dari pejabat itu, maka berita yang dihasilkan menjadi berita

yang eksklusif. Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang

valid data dapat diperoleh dengan cara menggali data dari berbagai pihak dengan

melakukan penelitian sendiri.14Data juga bisa bersumber dari pembicaraan hangat

yang sedang dibicarakan masyarakat, internet, maupun riset.

Dalam proses kerja investigative reporting dipakai beberapa langkah dan

penekanan yang membedakannya dengan liputan regular. Secara umum ada

14

Drs Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,


(33)

beberapa teknik yang biasanya dipakai seorang investigator dalam mengumpulkan

data yaitu:

1. Pertama ialah menangkap informasi awal. Biasanya diperoleh dari

jaringan yang memang sudah terbangun dan dibina. Dengan dokumen

informasi kita menemukan latar belakang masalah.

2. Kedua, mencari data sekunder, yakni data hasil riset tentang isu yang

sedang kita garap. Bisa melalui media yang pernah lebih dulu

menulisnya, atau dari sumber-sumber tak resmi.

3. Ketiga ialah mengontak sumber pendukung. Semakin banyak sumber

pendukung yang kita temui, semakin baik karena informasi awal bisa

teruji.

4. Keempat ialah riset literatur. Cara paling mudah dan efisien ialah dengan

mengakses internet. Riset literature sangat penting terutama untuk

mengetahui fenomena kasus serupa. Setelah permasalahan dipahami

barulah melakukan maping atau pemetaan persoalan. Hal ini untuk

melakukan evaluasi dan melengkapi informasi dari semua orang yang

ikut terlibat dalam tim investigasi. Pemetaan itu berisi mengenai pokok

persoalan, siapa saja yang terlibat, hubungan mereka satu sama lain, apa

yang sudah jelas dan apa yang masih kurang lengkap. Pemetaan harus

dilakukan serinci mungkin. Biasanya begitu peta digelar, muncullah

hal-hal baru yang saling terkait. Kita tinggal memutuskan bagian mana yang


(34)

Dalam menggali data membutuhkan metodologi yang dipakai, diantaranya

mencakup penelitian survey, sampel acak (random sample), teknik-teknik

mewawancarai sesuatu yang sensitif, dan eksperimen lapangan.15 Data lain juga

bisa diambil dengan menggunakan metode kuantitatif seperti perhitungan statistik

mengukur opini khalayak melalui sebuah poling. Hal ini terkait dengan upaya

simplikasi pengukuran aspek sosial kemasyarakatan agar tidak bertele-tele dan

rumit melalui angka-angka dari hasil statistik.16

Dalam menggali data yang paling besar dan banyak dilakukan adalah

dengan melakukan riset. Riset dianggap penting karena mengenalkan reporter ke

dalam bahasa topik yang kompleks, memperkenalkan reporter pada orang-orang

yang telah menjadi sumber berita, membantu reporter membuat daftar

pertanyaan.Para reporter menjadi mengenali subjek yang yang hendak di

investigasi.Dengan memahaminya, reporter tidak sulit membuat daftar pertanyaan

untuk mengharapkan jawaban dari pelaku atau narasumbernya.Selain itu, riset

membantu seorang reporter untuk mendapatkan data dari berbagai bahan artikel

lain, yang memiliki kesamaan topik.Strentz membedakan dua sumber berita yang

biasa dilacak wartawan yaitu sumber berita konvensional dan sumber berita non

konvensional.

Sumber berita konvensional merupakan sumber informasi yang biasa di

dapat wartawan dari kantor-kantor berita, humas, lembaga sosial yang dihormati

masyarakat.Sementara sumber berita non konvensional adalah sumber berita yang

15

Herbert Strentz, Reportase dan Sumber Berita: persengkokolan dan mengemas dan menyesatkan berita (Jakarta,1993 PT Gramedia Pustaka Utama), h. 151.

16

Septiawan Santana, Jurnalisme Investigasi (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003),


(35)

di dapat dari sumber-sumber informasi dari berbagai kelompok minoritas, atau

kelompok tersembunyi.17Keterkaitan investigative reporting dengan sumber berita

non konvensional terletak pada upaya menembus data informasi yang belum

terjelaskan.Sifat investigatif tertuju pada pencarian data atau sumber berita yang

terkait dengan soal-soal yang sengaja disembunyikan atau di tutup-tutupi oleh

pihak tertentu.

Didalam pencarian data untuk menjadi bahan pemberitaannya, wartawan

investigatif akan menelusurinya melalui berbagai sumber informasi. Sumber

informasi atau data wartawan adalah berbagai bahan atau tempat yang menjadi

rujukan wartawan dalam mengembangkan pemberitaan yang meliputi data dari

para petugas (officials), para pembicara, partisipan daris ebuah kejadian, berbagai

dokumen, catatan, rekaman tape, majalah, film dan buku.

Menurut Mencher dalam bukunya yang berjudul News Reporting and Writing,

sumber-sumber pemberitaan pers itu dibagi dalam dua tipe yaitu pertama, sumber

yang bersifat fisikal (physical source) seperti rekaman, dokumen,kertas kerja,

kliping koran. Tipe kedua adalah sumber berita yang bersifat human (human

source) seperti otoritas dan orang-orangyang terlibat dengan sebuah kejadian. Sumber human memiliki nilai kurang reliable dibanding sumber physical,

dikarenakan oleh kemungkinan kepentingan untuk melindungi dan

menyimpangkan amatan serta sering pula menyampaikan sesuatu yang mereka

pikir dibutuhkan oleh wartawan (bukan materi yang terkait dengan subjek

permasalahan sehingga berkemungkinan untuk menghilangkan data yang amat

17


(36)

penting bagi keperluan investigatif). Maka itulah, dalam mempergunakan

sumbernya informasi yang bersifat human, para wartawan mesti mendapatkan

orang yang memiliki kualifikasi untuk berbicara, memiliki otoritas terhadap

subjek permasalahan, seorang saksi mata, para petugas yang terkait, dan

partisipan yang berhubungan erat dengan topik yang tengah diteliti18.

Kemampuan yang harus dikuasai oleh reporter investigasi antara lain

teknik wawancara, observasi, undercover, dan cara memperoleh dokumen.

Investigator harus memiliki kemampuan multi terhadap semua hal itu. Kunci

wawancara yang baik adalah ketenangan dalam menguasai diri dan materi.Ada

sebuah teknik memperoleh informasi yang popular di kalangan intel,

yakni ellicting. Ini merupakan teknik mewawancarai seseorang dengan terlebih

dahulu berempati pada orang yang kita wawancara agar mereka merasa aman dan

mau memberikan informasi sejujurnya dengan begitu data dan sumber akan

mudah didapat.

Narasumber merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam investigative

reporting. Mereka adalah orang yang tidak akan mendapat resiko ketika memberikan keterangan. Narasumber juga bisa sebagai pelaku dalam materi berita

investigatif.Narasumber sangat berkaitan dengan wawancara.Kegiatan wawancara

dalam jurnalisme investigasi menekankan pada upaya yang gigih dari

wartawannya untuk dapat menjaring fakta. Tertuju pada jawaban-jawaban yang

bersifat langsung memuat apa yang ditanyakan, dan terkait dengan motivasi

memuaskan kebutuhan sensasi khalayak umum. Kegiatan wawancara para ahli

18


(37)

atau narasumber yang mempunyai informasi tergantung pada bentuk materi yang

akan disampaikan serta kebutuhan khalayak ramai atas pengkuan narasumber

tesebut.

Didalam kegiatan jurnalistik, wawancara memang merupakan salah satu

kegiatan kewartawanan yang sangat penting.Melalui wawancara, wartawan

mendapatkan keterangan. Untuk itu, menurut Roy Paul Nelson dalam bukunya

article and features, wawancara dinilai sebagai salah satu bagian dari kerja riset jurnalistik (pencarian data dan keterangan) yang menuntut kerja keras.19Bagi

dunia jurnalisme investigasi, setiap melakukan wawancara, wartawan

investigative memerlukan pendekatan dan penanganan yang berbeda pada tiap

kasusnya.Setiap individu narasumber yang diwawancara, memiliki segi-segi

personal, kepribadian, dan kejiwaan yang berbeda.Untuk itu, reporter harus bisa

menghadapi kriteria yang berbeda tersebut.Dari sumber berita, reporter atau

wartawan harus bisa memperhitungkan kemungkinan terjadinya manipulasi

keterangan yang disengaja maupun tidak disengaja disebabkan karena human

eror. Namun demikian setiap pelaporan wawancara mesti mempresentasikan impresi-impresi dari apa yang dikemukakan narasumber, segala perkataan yang

dinyatakannya, dan segala pengertian yang dijelaskannya.

Dalam banyak hal, investigative reporting harus menekankan

keberadaan narasumber yang hendak diwawancara sebagai sumber informasi yang

sama tiap personalitasnya. Wartawan investigasi harus memberikan perhatian

yang sama pada setiap narasumbernya. Tidak boleh member kekhususan kepada

19


(38)

narasumber disebabkan jabatannya. Kepada narasumber yang berkedudukan

sebagai khalayak umum pun, ia harus tetap menjaga penghargaan dan

penghormatannya.

3. Televisi dan Berita

Budaya menonton televisi memang sudah menjadi konsumsi masyarakat

kita. Tidak peduli di desa atau di kota, kalangan atas atau menengah dan bawah.

Kini mereka menjadikan televisi sebagai kebutuhan pokok.Dalam arti ritme

kehidupan masyarakat kita lama kelamaan terpengaruh tayangan televisi.Televisi

dengan tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari kehidupan.Dengan sifatnya

yang immediaty, media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat

kejadian dengan penontonnya.Dewasa ini televisi boleh dikatakan telah

mendominasi hampir semua waktu luang setiap orang.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, televisi

adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak disertai dengan

bunyi (suara) melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya

(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi

berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi dapat didengar, digunakan untuk

penyiaran pertunjukan berita dan sebagainya. Meskipun percobaan awal pesawat

TV sebelumnya lebih banyak dilakukan di Eropa, namun peneliti lanjutan lebih

banyak dilakukan di Amerika, terutama setelah pesawat TV berhasil

didemonstrasikan dengan memakai broadcasting pada tahun 1923.

Penggunakan TV di Eropa baru bisa didemonstrasikan pada tahun 1935. Akan

tetapi, dengan pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1941, usaha untuk


(39)

laboratorium elektronik di Eropa dan Amerika Serikat diminta untuk

memproduksi senjata. Pada tahun 1950-an TV baru di produksi dan dipasarkan.

Sementara di Asia berhasil didemonstrasikan pemakaian pesawat televisi oleh

para mahasiswa Fakultas Teknik Featy Universitas di Manila pada tahun 1952.20

Di Indonesia, televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962,

ketika Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga

Asian Games di Jakarta. Waktu itu jangkauan siaran TVRI baru mencakup Jakarta

dan Bogor serta daerah sekitarnya yang berada pada radius 80 km, sedangkan

waktu siaran baru 2 jam per hari. Tetapi dengan penambahan jaringan 200 km

dengan kapasitas transmitter 25 watt, maka liputan TVRI telah dapat diterima di

Bandung dan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat. Tiga tahun sesudah

beroperasinya TVRI stasiun Jakarta, stasiun TVRI Yogyakarta diresmikan

pemakaiannya pada tahun 1965, menyusul pembangunan stasiun TVRI daerah

lainnya, seperti Medan (1970), Ujung Pandang (1972), Balikpapan (1973) dan

Palembang (1974).

Pemilik media TV di Indonesia menanjak sangat tajam.Sekarang ini

boleh dikata hampir semua rumah tangga yang memiliki aliran listrik pesawat

Televisi, bahkan ada yang mempunyai lebih dari satu pesawat televisi.21Penemuan

baru dibidang teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong terus

berkembangnya media elektronik.Berbagai kemajuan dan perubahan terjadi dalam

percepatan yang semakin meningkat.Sejak ditemukannya radio sampai televisi

20

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2007),

h. 142-143.

21

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2007), h. 145.


(40)

hitam putih dibutuhkan waktu yang cukup lama.Tapi pada perkembangan

berikutnya, mulai dari TV berwarna sampai pada penemuan teknologi komunikasi

interaktif lewat internet, misalnya, perubahannya menjadi sangat

cepat.22Membicarakan televisi maka sangat erat kaitannya dengan program siaran

televisi.Output setiap stasiun penyiaran adalah salah satu tanyangan di layar kaca

pesawat televisi yang tersusun rapi dalam urutan yang teratur.Disebut program

acara. Dampak yang ditimbulkan oleh tayangan program acara tersebut di

masyarakat pemirsa sangat luas, baik dampak positif maupun negative. Oleh

karena itu, para broadcaster atau pengelola stasiun penyiaran seyogyanya

memiliki secara moral satu tanggung jawab yang melekat sesuai aturan yang telah

dituangkan dalam kode etik penyiaran.Salah satunya ialah, siaran harus dapat

meningkatkan kehidupan keluarga yang harmonis, toleransi beragama, melahirkan

ide-ide alisme untuk meningkatkan nasionalisme, dan pengenalan budaya dalam

kerjasama internasional.23

Pembagian jenis program televisi umumnya dapat dikelompokkan dalam

tiga kelompok besar, yaitu hiburan, infomasi, dan berita. Tetapi dari ketiganya

dapat diperinci lagi menjadi jenis-jenis program yang lebih spesifik dan dengan

nama yang bervariasi seperti: talent show, kompetitif show. Pembagian jenis

program tersebut dibuat dengan cermat agar mudah di pahami oleh audiensi dan

professional penyiaran.

22

Asep Saiful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik (Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h.95.

23

Hidajanto Djamal & Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 159.


(41)

Perkembangan kreativitas program televisi saat ini telah melahirkan bentuk

program TV yang sangat beragam. Keunikan program TV berjalan seiring dengan

tren gaya hidup masyarakat di sekitarnya yang saling memengaruhi. Sehingga

muncullah ide- ide yang menampilkan format baru pada program TV agar

memudahkan produser, sutradara, dan penulis naskah menghasilkan karya

spektakuler.

Insan televisi berusaha menempatkan program yang dapat disaksikan oleh

beberapa unsur audiensi yang ada.Setiap sutradara mengnginkan program yang

disaksikan banyak orang dan menyebabkan audiensi seolah-olah sebagai pelaku di

dalamnya, yaitu provokasi pola pikir dan mengimajinasikan audiensi.

Oleh sebab itu, siapapun yang ingin menghasilkan karya TV yang baik,

mereka harus bekerja sama dalam satu tim produksi. Mereka juga harus

memahami format TV apa yang akan dieksekusi. Setelah mengetahui dengan jelas

format yang ditentukan, maka akan dapat dihasilkan kenyamanan dalam bekerja

sama serta ketepatan waktu produksi yang efektif.

Menurut Naratama, kunci keberhasilan suatu program televisi ialah

penentuan format acara TV tersebut. Adapun definisi format acara TV menurut

Naratama adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara TV yang akan

menjadi landasan kreativitas dan desain produksi akan terbagi dalam berbagai

criteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.24

Format acara TV terdiri atas;

24

Naratama, Menjadi Sutradara Televisi (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,


(42)

 Drama/fiksi(timeless dan imajinatif) seperti: tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme,legenda, horror.

 Nondrama (timeless dan faktual) seperti: musik, magazine show, talk show,variety show, repackaging, game show, kuis, talent show,competition show.

 Berita/ news (aktual dan faktual) seperti: berita, current affairs program, sport, magazine news, feature.

Berita berasal dari bahasa Sangsekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa

Inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah adalah ada atau terjadi. Sebagian ada

yang menyebut dengan Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita

atau Warta. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita di perjelas menjadi “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Berita terdiri dari beberapa bagian.Bagian terkecil dari berita adalah

data.Data berasal dari datum, sedangkan datum diambil dari semua kejadian atau

peristiwa.Untuk bisa jadi berita, data harus dibuat atau diolah lebih

dahulu.Seseorang yang kebetulan melihat suatu kejadian atau peristiwa, orang

tersebut tidak bisa dikatakan mendapat berita, tetapi disebut orang yang melihat


(43)

tersebut kepada orang lain secara lisan atau tertulis, orang itulah yang disebut

mendapat atau mendengarkan berita. 25

Pengertian berita menurut Dean M. Lyle spencer berita dapat didefinisikan

sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi

sejumlah besar pembaca, sedangkan menurut Mitchel V. Charnley dalam bukunya

reporting New York 1975 menyatakan bahwa berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau

kedua-duanya bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta

dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun

penonton.26Tujuan utama dalam penyajian berita adalah menginformasikan

peristiwa penting sebagai upaya untuk memberikan daya tarik agar orang mau

membaca, mendengar atau menonton sajian berita tersebut.

Secara sederhana dapat dikatakan informasi yang dapat kita pilih sebagai

berita harus memenuhi dua aspek yaitu aspek penting dan aspek menarik.Aspek

penting adalah dimana suatu informasi dapat dikatakan penting jika informasi itu

memberikan pengaruh atau memilki dampak kepada penonton.Semakin banyak

pemirsa yang terkena dampaknya maka semakin penting berita tersebut.Berita

terbaik biasanya adalah berita yang bersentuhan langsung dengan kehidupan

pemirsa.Seperti berita mengenai nyawa seseorang yang terancam.Peristiwa

semacam pemboman, bencana alam, atau kerusuhan massa. Aspek menarikadalah

25

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 46-47.

26

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 21-22.


(44)

dimana beberapa berita dipilih karena hal-hal tersebut akan menarik perhatian

sebagian atau seluruh pemirsa. Adapun yang dimaksud berita menarik adalah jika

informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan rasa kagum, lucu/ humor

atau informasi mengenai pilihan hidup dan informasi mengenai sesuatu atau

seseorang yang bersifat unik dan aneh.27

Dalam berita televisi terdapat nilai dan kualitas berita yang dimana untuk

menguji apakah suatu informasi layak menjadi berita televisi.Mencher

membaginya dalam tujuh nilai berita televisi.

1. Timeless: event that are immediate recent.

Artinya, kesegaran waktu.Berita yang baru-baru ini terjadi atau aktual.

2. Impact: event that are likely to effect many people.

Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang

banyak

3. Prominence: event involving well-know people or institutions.

Bahwa suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang

maupun lembaga.

4. Proximity: event geographically or emotionally close to the reader, viewer or listener

Suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara

geografis maupun emosional.

27


(45)

5. Conflict: event that reflect clashes between people or institutions.

Suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung pertentangan antara

seseorang, masyarakat, lembaga.

6. The unusual: event that deviate sharply from the expected and the experiences of every day life.

Artinya suatu kejadian atau peristiwa biasanya terjadi dan merupakan

pengecualian dari pengalaman sehari-hari.

7. The currency: that event and situations that are being talk about

Hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak.

(Mencher, 1997)28

Sementara itu Charnley lebih menyoroti aspek kualitas beritatelevisi(the

qualities of news television). Menurutnya ada beberapa standar yang dipakai untuk mengukur suatu kualitas berita televisi:

a. Accurate: all information is verified before is used.

Artinya, sebelum berita itu disebarluaskan harus dicek dulu

ketepatannya.

b. Properly attributed: the reporter indentifies his or her source of information.

Semua saksi atau narasumber harus mempunyai kapabilitas untuk

memberikan kesaksian atau informasi tentang yang diberitakan.

c. Balanced and fair: all sides in a controversy are given.

Bahwa semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang.

28


(46)

d. Objective: the news writer does not inject his or her feeling or opinion. Penulis berita harus objektif sesuia dengan informasi yang didapat dari

realitas, fakta, dan narasumber.

e. Brief dan focused: the news story gets to the point quickly.

Artinya, materi berita disusun secara ringkas, padat, dan langsung

sehingga mudah dipahami.

f. Well written: stories are clear, direct, interesting.

Kisah beritanya jelas, langsung dan menarik (Charnley, 1965).29

Tidak hanya membahas mengenai nilai dan kualitasnya, jenis- jenis

berita juga berbeda-beda. JB Wahyudi membagi jenis-jenis berita

televisi menjadi dua, yakni

a. Berita Terkini

Berita terkini adalah uraian peritiwa atau pendapat yang

mengandung nilai berita dan terjadi pada hari ini (news of the day).

Berita terkini bersifat time concern, yaitu penyajiannya sangat

terikat pada waktu. Makin cepat disajikan makin baik.Dengan

syarat, nilai beritanya harus kuat. Berita terkini disajikan dalam

dua bentuk yakni;

1. Berita langsung (straight news) atau berita kuat (hard/ spot/ soft

news)

29


(47)

Yaitu uraian fakta yang mengandung inti-inti 5 W dan 1 H dan

cara uraiannya dimulai dari yang terpenting sampai yang kurang

penting.

2. Berita mendalam (Indepth news)

Yaitu uraian fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita,

dengan menempatkan fakta dalam konteks permasalahan yang

lebih luas.Fakta atau pendapat itu dilihat dari banyak sudut atau

aspek sehingga bersifat multilinier. Ada beberapa bentuk berita

mendalam yaitu:

a. Berita komprehensif

b. Berita interpretatif

c. Berita investigative

Perbedaan khas antara ketiga bentuk berita tersebut adalah bahwa pada

berita komprehensif fakta yang diuraikan diletakkan pada suatu sistem sosial

tertentu, sedangkan berita interpretatif fakta yang diuraikan tidak ditempatkan

pada sistem sosial tertentu. Dengan kata lain, berita komprehensif merupakan

uraian terperinci yang selain memperhatikan segi konteks dan kaitan langsung

dengan fakta yang diuraikan juga dikaitan dengan nilai-nilai yang berlaku.

Sedangkan dalam berita interpretatif fakta yang diuraikan hanya dikaitan dengan

fakta yang berkaitan langsung.

Ciri khas berita investigatif terletak pada pencarian fakta tersembunyi


(48)

Dengan demikian sifat uraiannya lebih banyak membandingkan antara fakta di

permukaan dan fakta tersembunyi yang berhasil ditemukan.

b. Berita Berkala

Termasuk dalam jajaran berita berkala adalah:

1. Laporan eksploratif, disini topik bahasan sudah ditentukan,

lalu digali berbagai permasalahan yang ada dengan cara terjun

langsung ke lapangan.

2. Laporan khas (feature), adalah uraian fakta yang bersifat khas

atau unik seperti membahas masalah pemulung, pengemis

dengan membahas apa yang dikerjakan pemulung, apa yang

dicari, dijual kemana sampah yang dipilih, berapa pendapatan

perhari, berapa jam bekerja setiap hari dan untuk apa

penghasilan itu.

3. Berita Analisis, adalah uraian fakta dan pendapat yang bersifat

analisis. Dengan kata lain uraian yang disusun setelah fakta

dan pendapat utama serta fakta dan pendapat yang timbul

sebagai akibat adanya fakta dan pendapat utama tersebut.

4. Human Interest, berita Human Interest adalah uraian fakta

yang dapat memberikan sentuhan rasa insani atau rasa

kemanusiaan. Fakta disini bisa apa saja, asalkan mengandung


(49)

Majalah Udara (gabungan berbagai jenis dan bentuk berita) yang

dirangkai dalam satu wadah atau mata acara.Pada radio dan televisi disebut

majalah udara.30

Berita televisi terdiri atas gambar, naskah, audio/ suara.Gabungan ketiga unsur

itulah yang membedakan berita televisi dengan berita radio dan media cetak.

Beberapa unsure dalam berita televisi yaitu:

1. Gambar

Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi.Gambar itulah yang

menjadi kekuatan berita televisi, karena gambar ikut berbicara, bahkan kadang

lebih berbicara dari pada naskah dan audio. Tetapi gambar berita televisi harus

memiliki sejumlah unsur agar menarik;

a. Aktualitas

Maksudnya gambar yang ditampilkan dalam berita televisi harus

aktual dan baru. Kalau bisa, gambar yang belum pernah diambil oleh

stasiun- stasiun televisi lain.

b. Sinkronisasi

Gambar berita televisi harus sinkron dengan peristiwa yang

diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambarnya.

c. Simbolis

Gambar simbolis berarti bukan gambar yang sesungguhnya, tetapi

hanya menggambarkan kejadian yang diberitakan.Ini terjadi karena

gambar yang sesungguhnya sulit didapat, sedangkan kalau berita itu

30


(50)

sangat penting, maka harus diusahakan untuk tayang, walaupun gambar

yang sinkron dan aktual tidak tersedia.Berita yang biasanya bernasib

seperti ini adalah berita ekonomi.

d. Ilustrasi

Ilustrasi ialah gambar berita yang dibuat atau direkayasa berdasarkan

suatu peristiwa yang memang terjadi\, tetapi gambarnya yang aktual,

sinkron dan simbolis tidak tersedia.Ilustrasi itu bisa berupa gambar

hidup, animasi atau grafik.

e. Dokumentasi

Dokumentasi gambar adakalanya diperlukan kalau peristiwa itu

sangat penting, sementara tidak tersedia gambar yang aktual, sinkron

dan simbolis.Ini juga menunjukkan bahwa berita yang sangat penting

harus tayang, walaupun tidak tersedia gambar yang aktual, sinkron dan

simbolis. Dokumentasi gambar berita televis ada beberapa macam;

1. Dokumentasi peristiwa, yaitu gambar dokumentasi dari suatu

peristiwa yang pernah ditayangkan dan hendak ditayangkan

kembali.

2. Dokumentasi simbolis, yaitu gambar dokumentasi yang bersifat

simbolis dari berita yang disampaikan.

3. Dokumentasi foto, yaitu berita yang menampilkan foto tidak

bergerak. Musalnya wartawan yang melaporkan peristiwa hanya

melalui telepon, gambarnya tidak live sehingga gambarnya yang


(51)

4. Dokumentasi profil, yaitu dokumentasi gambar seseorang yang

tidak sesuai dengan kejadian yang dialami.

5. Estetika yaitu, Gambar berita televisi harus bersifat estetis supaya

enak dipandang mata. Estetika itu meliputi komposisi, fokus dan

warna. Tetapi, estetika gambar berita tidak mutlak. Dalam kondisi

darurat unsure estetika dapat diabaikan.

2.Naskah

Unsur kedua dalam berita televisi ialah naskah.naskah berita televisi sebagaimana

naskah berita pada umumnya yang juga harus memenuhi unsur berita 5 W + 1 H

(what, who, where, why, dan how).

3. Audio atau Suara

Unsur terakhir dalam berita televisi adalah audio.Audio tidak kalah pentingnya

dengan suara dan gambar.Walaupun suatu berita ada naskah dan gambarnya,

namun jika tidak ada bunyi (on), maka bisa jadi beita tersebut tidak jelas

maksudnya.Ada dua unsur audio dalam berita televis yaitu atmosfir yaitu suatu

suasana dari suatu peristiwa yang gambarnya diberitakan.Kedua, narasi.Narasi

audio adalah suara reporter, baik berdasarkan naskah yang dibaca maupun

melaporkan tanpa naskah dan suara narasumber yang diwawancarai.31

Sumber Berita TV pada sebuah stasiun TV tidak dapat hanya menunggu

berita yang datang.Stasiun TV harus mengejar berita dan untuk itu mereka harus

memiliki reporter TV.Namun, selain berita stasiun TV membutuhkan gambar dan

untuk itu diperlukan juru kamera (camera person). Kredibilitas stasiun TV yang

31


(52)

dibangun susah payah akan turun drastis dalam semalam, jika tim peliputannya

gagal mendapatkan gambar suatu peristiwa penting. Pada bagian ini akan dibahas

mengenai sumber berita TV yang terdiri dari: Reporter, pelayanan darurat, kontak

pribadi, kontak publik, kantor berita, siaran pers, jumpa pers, pemirsa, saksi mata,

dan media lainnya.

a. Reporter merupakan sumber berita terpenting bagi stasiun TV reporter dan

juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar

dilapangan. Beberapa stasiun televisi besar dengan skala international

mempunyai reporter dan juru kamera yang ditempatkan di berbagai negara

di seluruh dunia.

b. Pelayanan darurat yakni reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap

peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Reporter tidak hanya menunggu

penugasan yang akan diberikan kepadanya namun ia juga harus mencari

informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting. Untuk

itu, reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan

darurat seperti: polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit (gawat darurat),

pusat informasi cuaca; terutama saat musim hujan, badan SAR (search and

rescue), dan lain-lain.

c. Kontak publik adalah orang-orang atau narasumber yang dapat dihubungi

oleh semua orang (public) untuk dimintakan keterangan terkait dengan

organisasiatau profesi mereka. Narasumber ini dapat berasal dari organisasi

pemerintah, non pemerintah, serikat buruh, kelompok-kelompok oposisi


(53)

d. Kontak pribadi adalah milik berharga seorang reporter. Reporter biasanya

memiliki kontak pribadi dengan sumber-sumber berita yang terdiri atas para

pejabat, tokoh masyarakat, atau orang-orang yang bekerja pada berbagai

lembaga pemerintah dan non pemerintah. Orang-orang tersebut tidak harus

pejabat penting atau pemimpin dari suatu lembaga tetapi bisa juga orang

kedua, ketiga dan seterusnya, namun ia dapat dipercaya. Seorang reporter

biasanya dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan yang cukup lama

dengan sumbernya sehingga mereka sudah saling mempercayai.

e. Kantor berita hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan

bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber

berita paling penting dan paling utama bagi program beritanya. Stasiun

televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau beberapa

kantor berita. Kantor berita terbesar di Indonesia adalah Kantor Berita Antara

yang memiliki reporter di seluruh Indonesia di mana stasiun TV mungkin

tidak mempunyai akses ke setiap provinsi.

f. Siaran pers(press release) adalah informasi atau pernyataan yang dikirmkan

ke media massa dengan tujuan untuk dapat dipublikasi. Siaran pers dapat

datang dari berbagai lembaga seperti: organisasi local dan internasional,

lembaga pemerintahan, pejabat pemerintah, kantor-kantor asing, lembaga non

pemerintah, dan lain0lain. Siaran pers yang dikirmkan terkadang juga

didampingi dengan kaset video yang berisi gambar penunjang. Meskipun

siaran pers dan kaset video itu merupakan sumber berita yang berguna, namun


(54)

atau promosi gratis bagi suatu perusahaan atau lembaga tertentu. Stasiun TV

harus berhati-hati untuk memisahkan antara fakta dan opini dalam suatu siaran

pers.

g. Jumpa pers sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferensi pers

biasanya mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan

menguntungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Stasiun TV

hendaknya selektif dalam memilih konferensi pers mana yang akan diliput.

h. Pemirsa yakni pemirsa televisi yang suka menghubungi stasiun televisi untuk

memberikan informasi mengenai suatu peristiwa. Informasi dari masyarakat

harus diperiksa ulang. Informasi dari pemirsa itu penting bagi stasiun TV

karena biasanya cepat disampaikan. Berdasarkan informasi dari pemirsa

reportase dan juru kamera dapat segera berada dilokasi secepat mungkin

sehingga tidak kehilangan peluang untuk mengambil gambar yang terbaik.

i. Saksi mata yakni para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang

sangat baik sebab saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat

sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun, sering kali para saksi mata ini masih berada dalam kondisi emosional atau terguncang dengan

peristiwa yang baru saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan

yang objektif.

j. Media lainnya merupakan siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok

dunia dapat juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruang berita (newsroom) perlu memiliki penerima siaran radio


(1)

ogging Pascaprodu ksi Editing danmemasuk kansofwareed ius

editor Hasildisambungke

dalam pita VHS, kemudiandiscreeni ngataubiasadisebut dengan editing off linekemudianhasil dicaptureke computer oleh editor danmemasukkanm enjadi editing online dilanjutkandengan proses Software ediusdigunakanuntukmem blurdanmerusaksuaradanw ajahpelaku SOP (Standard Operational Procedure) ASPEK YANG DIAMATI

OBYEK TEMUAN KETERANGAN

Mixing dan software edius

Pascaprodu ksi

Preview Preview

dilakukanol ehproduser untukmelih atulanghasi lberita. Dalamtayanganbak sobabidanboraksti mtidakmelakukan preview (sudahsesuaikeingi naneksekutifprodu ser) Apabiladalampreview terdapatkesalahantimhanya mempunyaiwaktusehariunt ukmembetulkanhasileditan nya. Pascaprodu ksi

tayang Materi di

print kedalamkas et MOA, ME, LSF tayang

Di print kedalam 3 kasettersebut

Kaset MOA

danLSFdiserahkanke QC untukditayangkan, selanjutkankaset ME diserahkanke library khususmilikreportaseinvest igasi


(2)

(3)

N

t ! Tl ' ' i t , t .

@*

TRAN$

W

PT. TELEVISI TRANSFoRMASI

INDONESIA

SURAT KETERANGAN

NO: KET

Dengan ini kami menerangkan bahwayangtercantum dibawah ini:

Nama : Mekar Ayu Lestari

Perguruan Tinggi : Univ. Islam Negeri Jakarta

Jurusan : Jurnalistik

NIM : 109051100053

Telah melaksanakan penelitian pada PT Televisi Transformasi Indonesia pada tanggal 5 novemb er 2012 sampai dengan 14 Januari 2013. Sehubungan dengan skripsinya yang berjudul

AKTIVITAS PRODUKSI BERTTA MAKANAN TIDAK HALAL DALAM REPORTASE INVESTIGASI TRANS TV

Demikian surat keterangan ini dikeluarkan untuk melengkapi syarat perkuliahan. Jakarta, 24 Apil 2013

PT Televisi Transformasi Indonesia

Gatot Trivanto

Kepala Divisi News


(4)

Reviews & Highlights

REPORTASE INVESTIGASI PERFORMANCE WEEK 1250 MINGGU 9 DESEMBER 2012 DAN SABTU 15 DESEMBER 2012

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA/ NEWS DIVISON/ RESEARCH CREATIVE & DEVELOPMENT/2012

• Reportase Investigasi week 1250 adalah sebesar 1.5/11.6 mengalami penurunan rating dan share sebesar -0.5/-1.3 jika dibandingkan dengan capaian pekan lalu.

• Penonton Reportase Investigasi adalah Adult 25-29 F, Adult 30-34 F, Mature 40-44 F, Mature 40-44 M dan Kid 10-14 F.

• By cities :

TVR TVS TVR TVS TVR TVS

All Market 1.5 11.6 2.0 12.9 -0.5 -1.3

Jakarta 1.3 10.1 1.8 11.1 -0.5 -1.0

Bandung 2.8 13.3 3.0 11.6 -0.2 1.7

Medan 1.1 9.4 1.1 9.1 0.0 0.3

Surabaya 1.5 13.3 2.6 20.8 -1.1 -7.5

Semarang 2.9 18.7 2.4 15.3 0.5 3.4

Makassar 0.7 4.7 0.7 4.4 0.0 0.3

Yogyakarta 2.1 18.8 2.1 17.6 0.0 1.2

Palembang 2.3 14.9 1.8 16.3 0.5 -1.4

Denpasar 2.2 13.5 1.7 11.4 0.5 2.1

Banjarmasin 2.9 15.3 2.4 11.1 0.5 4.2

CITY WEEK 1250 WEEK 1249 SELISIH

• Breakdown by minute :

REPORTASE INVESTIGASI : WASPADA BERAS BERPEMUTIH (1.4/9.7)

Review :

Tantangan utama Rep Investigasi adalah Bollywood Movie yang dibintangi Shah Rukh Khan di MNCTV dan PSPS VS PERSITA di ANTV.

Topik yang diangkat adalah WASPADA BERAS BERPEMUTIH. Grafik performanya sendiri meningkat tapi tidak begitu signifikan peningkatannya. Peak share terjadi di segmen tiga saat TIPS MEMBEDAKAN. Break satu penonton bermigrasi ke RCTI, TRANS7 dan MNCTV.

Break dua penonton bermigrasi ke MNCTV dan banyak melakukan TV OFF.

REPORTASE INVESTIGASI : WASPADA BAKSO DAGING BABI (1.7/14.8)

Review :

Durasi Rep Investigasi hari ini cukup singkat dan diisi dengan dua segmen sehingga paketnya padat. Mengangkat tentang BAKSO DAGING BABI. Kasus bakso daging babi ini memang sedang naik lagi setelah ditemukannya pabrik bakso daging oplosan babi di Jakarta. Responnya cukup baik terutama dari penonton Surabaya dengan capaian share 17% (Jakarta 13.2% danBandung 15.1%).

Segmen satu mendapat penonton dari RCTI, TV ON, channel lokal dan IVM. Memasuki Break penonton bermigrasi ke GTV, ANTV, TRANS7 dan TV OFF.

Performa share melambung tinggi di segmen dua. Peaknya saat uji secara kimia; closing, mendapat banyak penonton dari TV ON.

SEMOGA BERMANFAAT DAN TETAP SEMANGAT RCD- ers


(5)

KRONOLOGI BERITA BUKAN BAKSO BIASA

Bermula ketika aparat suku dinas peternakan perikanan Jakarta Selatan menemukan lapak penggilingan daging. Hasilnya, 50 kg daging babi dtemukan sebagai bahan pembuatan bakso babi di pasar Cipete 12 Desember 2012. Aksi ini dikarenakan naiknya harga daging sapi dua bulan terakhir. Harga daging sapi perkilonya Rp 90.000 sedangkan harga daging babi Rp 40.000 perkilonya. Untuk menyiasati harga tersebut mereka pun mengoplosnya dengan daging babi. Penjual yang disamarkan namanya menjadi S-H mengakui belum lama menjual bakso dari daging babi dipasaran. Mencengangkan aksi pelaku terorganisir dengan rapi. Mereka memiliki pabrik dengan sejumlah pegawai. Setelah digrebek, pabrik bakso yang menggunakan daging babi ini berhenti beroperasi.

Kejadian ini berdampak negative bagi penjual bakso yang jujur menggunakan bahan dari daging sapi. Ketua asosiasi mie dan bakso Indonesia Trisetyo Budiman mengungkapkan bahwa penjualan bakso babi hanya dilakukan oleh segelintir orang. Pelaku yang disamarkan namanya menjadi Brutus mengakui menjual bakso babi dikarenakan harga daging sapi yang mahal. Tidak hanya menggunakan daging babi sebagai bahan baksonya, Brutus menggunakan boraks agar bertahan lama dan tidak cepat basi. Bumbu lainnya pun dicampurkan minyak babi pada bumbu kuah bakso dengan tujuan agar menghasilkan aroma dan lemak yang nikmat bagi para pembelinya. Tidak hanya Brutus, Yoyo yang juga disamarkan namanya juga menjual bakso nya dengan bahan daging babi dan boraks dan menjual nya dengan harga Rp 5.000.

Cara membuat bakso yang dilakukan Brutus dan Yoyo adalah dengan cara mencampurkan daging babi dengan boraks, sagu, lada halus dan bawang putih, garam. Setelah semua bahan diaduk rata barulah daging babi diolah menjadi bakso. Perbedaan daging babi dan


(6)

sapi memang jelas terlihat, daging sapi berwarna merah dan segar sementara daging babi berwarna putih dan tampak pucat. Untuk mengelabui pembelinya, Brutus mencampurkannya dengan daging babi dan nekat mencampurkannya dengan boraks agar bertahan lama. Brutus sadar bahwa daging babi memang diharamkan dalam Islam dan boraks dapat merusak kesehatan. Secara umum daging babi sulit dibedakan dengan daging sapi, yang membedakannya adalah terlihat dari daging babi lebih kenyal dari daging sapi.

Seorang penjual bakso yang jujur menggunakan daging sapi mengakui kekecewaan yang dilakukan pihak oknum-oknum nakal karena dengan begitu akan mengurai pelanggan mereka. Salah seorang pembeli bakso Agus mengakui ada kekhawatiran ketika membeli bakso dimanapun dan lebih berhati-hati dimana sebaiknya membeli bakso.

Perbedaan laiinya dapat dilakukan dengan uji sederhana seperti uji sampel pada seekor kucing. Buatlah dua sample daging sapi dan babi, lihat apakah seekor kucing memakan sampel yang mana patut dicurigai jika salah satu sample enggan di makan oleh seekor kucing tersebut karena itulah daging babi. Berikutnya, dapat dilakukan dengan uji kimia yang sederhana. Ambillah bakso yang dicurigai beri sedikit air, ulek hingga halus tuangkan cairan ini pada suatu wadah dan campurkan 3 mili methanol. Methanol dapat diperoleh ditoko kimia terdekat, kemudian bakar, jika api berwarna hijau berarti mengandung boraks. Pada sesi akhir penayangan, presenter Anie Rahmi memberikan pesan kepada penonton yaitu Jadilah konsumen cerdas saat mengkonsumsi makanan jangan tertipu dengan penampilan makanan apalagi dengan harga yang murah.


Dokumen yang terkait

Kupas Tuntas Produksi Berita Jurnalisme Investigasi Bersama Pemred Trans Tv

0 21 1

Analisis Wacana Pada Pemberitaan Investigasi Episode “Geliat Psk Abg” Di Reportase Investigasi Trans Tv

0 11 133

Motivasi dan Perilaku Menonton serta Kepuasan Ibu-ibu terhadap Program Acara Reportase Investigasi Trans TV

0 4 234

PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM BERITA REPORTASE SIANG DI TRANS TV

0 7 53

SKRIPSIPENGARUH TERPAAN BERITA PENGARUH TERPAAN BERITA REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP SIKAP PENONTON (Penelitian Eksperimental Mengenai Pengaruh Terpaan Berita Reportase Investigasi Episode “Jebakan Kawat Gigi Murah” di Trans TV Terhadap Sikap

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH TERPAAN BERITA REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP SIKAP PENONTON (Penelitian Eksperimental Mengenai Pengaruh Terpaan Berita Reportase Investigasi Episode “Jebakan Kawat Gigi Murah” di Trans TV Terhadap Sikap Siswi SMA Santa Ma

2 13 36

PENUTUP PENGARUH TERPAAN BERITA REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV TERHADAP SIKAP PENONTON (Penelitian Eksperimental Mengenai Pengaruh Terpaan Berita Reportase Investigasi Episode “Jebakan Kawat Gigi Murah” di Trans TV Terhadap Sikap Siswi SMA Santa Maria

0 3 26

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN “REPORTASE INVESTIGASI” TRANS TV TERHADAP KECEMASAN PENGARUH TERPAAN TAYANGAN “REPORTASE INVESTIGASI” TRANS TV TERHADAP KECEMASAN MASYARAKAT SLEMAN DI YOGYAKARTA (Studi Eksplanatif Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi

0 4 17

PENDAHULUAN PENGARUH TERPAAN TAYANGAN “REPORTASE INVESTIGASI” TRANS TV TERHADAP KECEMASAN MASYARAKAT SLEMAN DI YOGYAKARTA (Studi Eksplanatif Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi Trans TV Episode “Abon Ayam Limbah dan Ayam Tiren Rekondisi” terh

0 6 39

PENUTUP PENGARUH TERPAAN TAYANGAN “REPORTASE INVESTIGASI” TRANS TV TERHADAP KECEMASAN MASYARAKAT SLEMAN DI YOGYAKARTA (Studi Eksplanatif Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi Trans TV Episode “Abon Ayam Limbah dan Ayam Tiren Rekondisi” terhadap

0 6 28