Studi Gatekeeping Dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isi Isu Penyimpangan Publik Di Program Berita Kompas Tv)

(1)

STUDI

GATEKEEPING

DALAM PRODUKSI BERITA

INVESTIGASI (ANALISIS ISI ISU PENYIMPANGAN

PUBLIK DI PROGRAM BERITA KOMPAS TV)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh:

Dewi Febriyanti

NIM: 109051100047

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syari Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah penulis cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penulis atau merupakan hasil jiplakan dari karya orag lain, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Juli 2013


(5)

i

ABSTRAK

Dewi Febriyanti (109051100047)

Studi Gatekeeping dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isi Isu

Penyimpangan Publik di Program Berita Kompas TV)

Dengan banyaknya arus berita informasi di era ini, membuat media memiliki banyak cara untuk membuat berita dalam tayangannya dapat menarik perhatian masyarakat, salah satunya yaitu bagaimana mereka memproduksi berita tersebut dengan keaslian, kebenaran serta sesuai dengan etika penyiaran Indonesia. Informasi yang sampai kepada kita merupakan hasil seleksi dari penyaringan berita yang dilakukan berdasarkan kebijakan yang telah disepakati serta beberapa hal yang mempengaruhi isi media. Penyaringan berita itulah yang kemudian disebut gatekeeping. Berkas Kompas merupakan salah satu program berita dengan liputan mendalam dan investigasi, tak ayal banyak beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilahan atau penyeleksian dalam produksinya serta hal-hal yang mempengaruhi isi berita tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian di Kompas TV serta mengkhususkan pada program Berkas Kompas, dengan rumusan pertanyaan Bagaimana proses gatekeeping dalam produksi berita isu penyimpangan publik di program Berkas Kompas? Serta Berita investigasi apa saja yang diangkat oleh Berkas Kompas sebagai news current affairs?

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Serta menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif yang menggunakan varian pendekatan pada metodologi kualitatif studi kasus yang merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.

Teori yang digunakan adalah teori gatekeeping. Ini menjelaskan tentang penyeleksian atau pemilahan dari arus berita atau saluran informasi yang mengalir. Cakupan teori ini tidak hanya sebagai memilih tetapi pengendalian serta memutuskan segala informasi. Dan kemudian dengan menambahkan konsep dari pamela J. Shoemaker yaituh hierarchy of Influence atau hirarki pengaruh.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan, bahwa studi gatekeeping yang dilakukan dalam program Berkas Kompas memiliki banyak tahapan mulai dari gatekeeping pra produksi, produksi dan pasca produksi. Dalam tahapan seluruh mekanisme gatekeeping produksi berita investigasi tersebut, juga dipengaruhi oleh lima level hierarchy of influence yang terdiri dari level individual, rutinitas media, organisasi, ekstamedia serta ideologi.

Kata kunci: Gatekeeping, hierarchy of influence, Informasi, Produksi, investigasi.


(6)

ii

Maha Agung yang dengan kekuasaan dan limpahan anugerah serta nikmat yang tak terukur kepada saya selaku penulis, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Gatekeeping dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isi Isu Penyimpangan Publik di Program Berita Kompas TV)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amien.

Penulis menyadari kekurangan serta kelemahan yang terdapat pada diri penulis, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan kekuasaan serta keridhoan ALLAH SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud melainkan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak, Oleh karena itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pembantu Dekan I bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan II bidang Administrasi umum, Drs. Studi Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan III bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

2. Dra. Rubiyanah, MA selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswa/I Jurnalistik. 3. Ade Rina Farida, M. Si selaku sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang

selalu memberi saran dan tak henti-hentinya memberi semangat dan kemudahan terhadap mahasiswa/I nya di Jurnalistik.

4. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta wawasan ilmu dalam membuat skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya terima kasih kepada Dosen Jurnalistik yang telah mendidik penulis dengan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. 6. Ucapan terimakasih yang sangat dalam dan tulus kepada seluruh keluarga

kepada Ayahanda, ibunda serta seorang kakak, yang selalu mendoakan, membimbing, serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.

7. Seluruh kawan-kawan mahasiswa/I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu banyak moment berharga bersama kalian saat-saat masa perkuliahan. Semoga tetap menjadi keluarga jurnalistik yang utuh. Semangat untuk kawan-kawan dan semoga sukses!

8. Keluarga Besar KMM (Komunitas Musik Mahasiswa) RIAK, yang telah memberikan semangat, motivasi dan menjadi keluarga yang memberikan


(8)

iv

tidak bisa disebutkan satu persatu. Tetap semangat berorganisasi.

10.Kawan-kawan NG regional Jakarta dan Bandung, terimakasih atas sharing dan berbagi ilmunya.

11.Redaksi Kompas TV, khususnya bagian News Magazine program Berkas Kompas, ka nima, bang odit, bang pepep, bang anton, bang arya, ka mercy, bang adit, yang telah membantu penulis dalam penelitiannya. 12.Untuk dea, bang marlin, Tania, jauhari, dul, linda, Yusuf gandang,

Khaeru, terima kasih sudah memberi semangat dan membantu penulis dalam skripsi ini. Jalan masih panjang, tetap semangat untuk masa depan. Sukses guys!

13.Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 11 Juli 2013


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

1. Pendekatan dan Paradigma ... 7

2. Metode Penelitian ... 7

3. Subjek dan Objek Penelitian ... 8

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 8

5. Teknik Pengumpulan Data ... 9

6. Teknik Analisa Data ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN A. Gatekeeping... 13

1. Definisi Gatekeeping Kurt Lewin ... 13

2. Model Gatekeeping David White Manning ... 14


(10)

vi

3. Pasca Produksi ... 19

C. Hierarchy Of Influence Pamela J. Shoemaker ... 20

1. Level Individual ... 20

2. Level Rutinitas Media ... 21

3. Level Organisasi ... 22

4. Level Ekstramedia ... 23

5. Level Ideologi ... 23

D. Berita ... 24

1. Pengertian Berita ... 24

2. Jenis – Jenis Berita ... 24

3. Format Berita ... 25

E. Jurnalisme Investigasi ... 27

1 BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM BERKAS KOMPAS A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Kompas TV ... 30

B. Visi dan Misi Kompas TV ... 31

C. Struktur Organisasi Kompas TV ... 32

D. Program – Program Kompas TV... 33

E. Program Berita Berkas Kompas ... 34

F. Visi dan Misi Program Berkas Kompas ... 37

G. Tim Program Berkas Kompas ... 37

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Proses Gatekeeping dalam Program Produksi berita isu Penyimpangan Publik di Program Berkas Kompas ... 39


(11)

vii

a. Sumber Pemberi Tema Pada Program Berkas Kompas 41

b. Rapat Redaksi ... 45

c. Pelaksanaan Riset Program Berita Berkas Kompas .... 47

2. Gatekeeping Pada Proses Produksi ... 50

3. Gatekeeping Proses Pasca Produksi ... 66

B. Analisis Isi Berita Investigasi ... 72

1. Episode Raja Jalanan... 72

2. Episode Bali Not for Sale ... 80

3. Episode Hukum dan Narkoba ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

viii

Tabel 2 Susunan Tim Program Berkas Kompas ... 37

Tabel 3 Tema dalam Beberapa Episode Program Berkas Kompas... 44

Tabel 4 Potongan Naskah Program Berkas Kompas ... 63


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Gatekeeping White ... 14

Gambar 2.2 Model Gatekeeping Westley dan MacLean ... 16

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kompas TV ... 32

Gambar 4.1 Bagan Alur Sumber Pemberi Tema Sampai Tema Terseleksi 43 Gambar 4.2 Bagan Rapat Redaksi ... 47

Gambar 4.3 Bagan Kegiatan Riset Program Berkas Kompas ... 50

Gambar 4.4 TOR (Term of Reference) Berkas Kompas... 57

Gambar 4.5 Bagan Proses Produksi Program Berkas Kompas ... 65


(14)

x Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 3 Wawancara Pribadi dengan Produser Program Berkas Kompas Lampiran 4 Wawancara Pribadi dengan Reporter Program Berkas Kompas Lampiran 5 Wawancara Pribadi dengan kamerawan Program Berkas Kompas Lampiran 6 Wawancara Pribadi dengan Editor Program Berkas Kompas Lampiran 7 Dokumentasi Program Berkas Kompas


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kompas TV merupakan televisi pendatang baru, yang keberadaannya dapat bersaing dengan televisi yang telah lama mengudara di Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia ini mengemas program tayangan news, adventure & knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas. Dengan memperhatikan kualitas program tayangan yang ditampilkan, Kompas TV sebagai bagian dari Kompas Gramedia Group tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang sangat ketat berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan program tayangan inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik.1

Keseriusan televisi yang mengudara pada 9 September 2011 ini dapat dilihat dari penayangan program-programnya yang berkualitas, seperti program karya jurnalistik yang dimiliki diantaranya: Kompas 100, Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam, Kabar Kompas, Local News, Kata Kita, Kompas Update dan Kompas Sport. Terbukti dengan penerapan program-program informatif tersebut Kompas TV berusaha menjadi televisi yang mengedepankan kualitas.

1

Terdapat di dalam: http://www.kompas.tv/index.php/front/profil, pada tgl 7 Januari 2013,pukul.21.30 WIB.


(16)

Televisi yang beralamat di Jalan Palmerah Selatan Jakarta Pusat ini memiliki program dengan format yang tidak kalah menarik dalam penyajian karya berita jurnalistik, salah satunya ialah program Berkas Kompas. Program yang tergolong dalam current events (Peristiwa yang sedang terjadi) tersebut merupakan program informatif dan solutif yang dicirikan pada penekanan analisis satu peristiwa yang baru terjadi atau sedang berlangsung ketika topik berita ini disiarkan, yang meliputi persoalan politik atau kontroversi kebijakan publik. Program Berkas Kompas membahas isu-isu yang ada di masyarakat. Seperti skandal publik, kemiskinan dan dampaknya, sampai kejahatan kerah putih dijabarkan secara mendalam dengan tuntas.

Berkas Kompas yang hadir pada Kamis malam pukul 21.30 ini tergolong dalam program depth news (berita mendalam) yang titik pembahasannya menyoroti permasalahan yang melatarbelakangi dari sebuah peristiwa. Program dengan investigative report (liputan investigatif) ini membongkar sebuah kejahatan atau kasus yang kontroversial menyangkut publik atau penyimpangan yang terjadi di masyarakat. Salah satu kasus yang pernah diangkat dalam program tersebut mengupas tentang kebakaran yang marak terjadi di Jakarta beberapa tahun silam. Tim investigasi menemui narasumber yang memberikan pengakuan bahwa dirinya pernah terkait dalam sekelompok anggota yang sengaja melakukan pembakaran di Jakarta. Ia menjelaskan bagaimana modus operasi yang dilakukannya bersama sekelompoknya tersebut. Meskipun polisi tidak dapat membuktikan namun operasi pembakaran tersebut setidaknya dapat memberikan perhatian kepada


(17)

3

pemerintah agar semakin berhati-hati serta waspada dalam melindungi masyarakatnya. Berkat kualitas serta kemasan yang baik dalam programnya tersebut, Berkas Kompas mendapat penghargaan anugerah Adinegoro pada

Februari 2012 dalam kasus “Menggarami Lautan Garam”, serta Piala

Adiwarta pada Desember 2012 dengan kasus “Riuh Karena Minyak”.2

Program yang membingkai peristiwa dengan menguak fakta secara mendalam tersebut tak ayal membuat banyak hal seperti baik atau tidaknya tayangan menjadi bahan pertimbangan untuk mengemas program tersebut tetap dalam koridor penyiaran. Dibutuhkan proses pemilahan atau penyeleksian dalam proses produksi agar program tersebut dapat tersiarkan secara baik untuk dikonsumsi khalayak. Bagi redaksi, tanggung jawab yang paling dasar dalam masyarakat media adalah melaporkan berita secara akurat dan adil untuk melakukan jurnalisme yang etis.

Proses pemilihan berita layak atau tidak untuk ditayangkan inilah yang disebut dengan kegiatan gatekeeping. Seperti dikutip Nurudin, John R. Bittner mengistilahkan gatekeeper (orang yang melakukan gatekeeping) sebagai

“individu-individu atau sekelompok orang yang memantau arus informasi

dalam sebuah saluran komunikasi (massa)”.3

Dapat dikatakan bahwa mereka yang melakukan kegiatan gatekeeping tersebut merupakan orang-orang yang berperan penting dalam menjalankan arus informasi.

2

Terdapat di dalam: http://www.kompas.tv/index.php/front/profil, pada tgl 7 Januari 2013,pukul.21.30 WIB.

3


(18)

Dalam melakukan kegiatan gatekeeping seorang gatekeeper memiliki fungsi untuk: 1) menyiarkan informasi; 2) membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan; 3) memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan 4) untuk menginterpretasikan informasi.4 Tugas seorang gatekeeper tidak hanya melakukan pembetulan atau menyelaraskan naskah suatu berita tetapi ia juga memiliki kekuatan, tugas dan wewenang yang lebih luas dibandingkan itu.5

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse membingkai nilai-nilai yang memengaruhi isi media ke dalam sebuah konsep yang dinamakan konsep Hierarchy of Influence. Konsep ini terbagi menjadi lima level yaitu, level individual, level rutinitas media, level organisasi, level extramedia, dan level ideologi. Dari level-level tersebutlah dapat terlihat bagaimana gatekeeping dari program Berkas Kompas dengan nilai-nilai yang mempengaruhi isi dari program tersebut.6

Dalam program siaran pertelevisian memiliki karakteristik yang tentunya dapat memengaruhi, memprovokasi dalam hal positif maupun negatif, dan mampu mengubah sikap seseorang. Hal ini disebabkan oleh daya rangsang televisi sangat tinggi. Oleh sebabnya, bagi penyelenggara penyiaran harus mempunyai rasa bijak dan pertimbangan matang dalam menyajikan

4

Ibid, h. 125. 5

Roger D. Wimmer & Joseph R. Dominick, Mass media research an introduction 7th.

(Amerika: 2003), hlm. 131. 6

Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content 2nd. (USA: longman 1996).


(19)

5

programnya.7 Berkas Kompas sebagai program yang menelisik lebih dalam sebuah peristiwa dengan investigasi dalam pencarian kebenaran memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam produksi pembuatan program berita tersebut. Banyak data atau bahan yang masuk ke meja redaksi yang harus dipilah atau diseleksi sebelum diproduksi.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui gatekeeping dalam program televisi di Indonesia yang dalam hal ini menggunakan program Berkas Kompas sebagai obyek penelitian. Berdasarkan dasar pemikiran tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan mengangkat judul Studi Gatekeeping dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isi Isu Penyimpangan Publik di Program Berita KompasTV).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Cakupan batasan pembahasan penelitian yang menjadi permasalahan adalah hanya meneliti proses gatekeeping produksi berita isu penyimpangan publik dalam program Berkas Kompas dan meneliti isi dari tiga episode isu penyimpangan publik dalam episode hukum dan narkoba, raja jalanan, dan Bali not for sale.

Dari pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana proses gatekeeping dalam produksi berita isu penyimpangan publik di program Berkas Kompas?

7

Hidajanto Djamal dan Fachruddin Andi. Dasar-dasar penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011), hlm. 162.


(20)

2. Berita investigasi apa saja yang diangkat oleh Berkas Kompas sebagai news current affairs?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu, mengetahui bagaimana gatekeeping yang dilakukan oleh bagian redaksi dan Tim di program Berkas Kompas dalam produksi berita investigasi isu penyimpangan publik serta berita apa saja yang diangkat sebagai program news current affairs.

2. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Akademis

Skripsi ini diharapkan mampu menambah kajian ilmu pengetahuan khususnya Konsentrasi Jurnalitik dan Komunikasi serta memberikan konstribusi tentang studi gatekeeping pada sebuah program televisi, yang dalam penelitian ini di khususkan pada Kompas TV.

b) Manfaat praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam pembelajaran jurnalistik dalam hal ini media massa. Selain itu, dapat menambah pengetahuan kepada pembaca tentang gatekeeping dalam sebuah program televisi.

2) Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelusuran koleksi skripsi pada perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu


(21)

7

Komunikasi, sehubungan belum adanya penelitian khusus tentang gatekeeping.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Paradigma

Paradigma dalam buku Filsafat Ilmu Komunikasi oleh Dani vardiansyah dilihat sebagai cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhin dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku. 8 Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis yang memandang realitas sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi.9

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa instrument, wawancara, observasi, serta dokumentasi. Menurut Kirk dan Miller yang dikutip Lexy J. Moleong, bahwa penelitian kualaitatif adalah tradisi tententu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.10

2. Metdoe Penelitian

Kemudian penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tapi tidak

8

Dani vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Indeks, 2005), hlm. 27.

9

Terdapat di dalam:www.terinspirasikomunikasi.blogspot.com. 10

Lexy j. Moleong, Metodolgi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda, 2007), hlm. 4.


(22)

kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasai dipakai hanya sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul selama proses riset.11

penelitian ini menggunakan varian pendekatan pada metodologi kualitatif studi kasus. Studi kasus Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.12

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini ialah Kompas TV, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini ialah gatekeeping program Berkas Kompas, khususnya tim redaksi yang ada dalam program tersebut.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu April-Juni di kantor Kompas TV. Tak jarang peneliti melakukan observasi langsung ke

11

Terdapat pada:http://komunikasi-indonesia.org/2009/09/analisis-isi-kualitatif/

12

Terdapat pada: http://aflahchintya23.wordpress.com/2008/02/23/metode-penelitian-studi-kasus/


(23)

9

lapangan bersama tim liputan Berkas Kompas. Kemudian ke berbagai tempat yang dapat dijadikan sumber data, seperti perpustakaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber data yang dijadikan penelitian yaitu instrumen wawancara, observasi, serta dokumentasi. Sedangkan model deskriptif, penelitian ini akan mendeskripsikan atau memberikan gambaran bagaimana proses gatekeeping dalam program Berkas Kompas.

Kategori pengumpulan data yang digunakan sebagai penunjang terbagi menjadi dua kategori yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak redaksi Berkas Kompas, yaitu Produser Berkas Kompas Nima Sirait, Reporter Harfin Naqsabandy, Kamerawan Anton Magaski dan Editor Arya Paksi. Kemudian, dengan menggunakan data sekunder yaitu penelitian yang diperoleh dari studi kepustakaan dan pengumpulan data-data yang mendukung penelitian ini untuk kemudian di analisis.

5. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dari hasil pengumpulan data di atas kemudian dianalisis secara mendalam dengan menggunakan model analisis isi dengan pendekatan studi kasus yang penelitiannya dilakukan secara mendalam tentang satu program kegiatan (Berkas Kompas) dalam waktu tertentu untuk memperoleh deskripsi yang utuh. Kemudian menggunakan konsep Hierarchy of influence dari Pamela J. Shoemaker yang terdiri dari


(24)

lima level yaitu, level individual yang melihat faktor latar belakang, pengalaman, sikap, nilai-nilai, keyakinan, peran, etika, dan kekuasaan, level rutinitas media yang membahas kebiasaan dari suatu media dalam mengemas media berita, kemudian level organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, melayani masyarakat, dan mendapat pengakuan professional, level ekstramedia yang menyinggung faktor yang mempengaruhi isi media yang berasal di luar lingkungan media itu sendiri, serta level ideologi yang membahas seperangkat terintegrasi kerangka acuan dimana masing-masing dari kita melihat dunia atau realitas dan bagaimana kita menghadapinya.13

E. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan penelususran literatur penelitian sebelumnya di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan kampus-kampus lainnya. Dalam penelitiannya, penulis menemukan skripsi senada dalam melakukan metode analisanya di Perpustakaan Universitas Indonesia, namun tetap memiliki perbedaan pada objek atau media dan fokus objek yang diteliti. Beberapa tinjauan pustaka tersebut ialah:

1. Skripsi milik Dwi Syilfiriani mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi Ilmu Komunikasi dengan judul “Proses gatekeeping dalam Program Oasis Sebagai Tayangan feature

13

Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content 2nd. (USA: longman 1996). Hlm 88-212


(25)

11

di Metro TV.” Dalam penelitiannya dwi memfokuskan pada penelitian suatu program oasis di metro TV dengan menggunakan teroi gatekeeping dan hierarchy of influence dari pamela J. shoemaker. Dalam penelitiannya dwi lebih memfokuskan kepada bagaimana proses dari awal produkis/ pra produksi, produksi, dan pasca produksi dengan observasi dan wawancara yang dilakukannya terhadap tim dari program oasis.

2. Tesis milik Mansyur Semma mahasiswa program pasca Sarjana bidang Ilmu Sosial program studi Ilmu Komunikasi. Dengan judul “Studi Gatekeeping dalam Pemberitaan Surat Kabar Indonesia (Analisis Isi Informasi Peristiwa Timor timur dan Situbondo di Harian Kompas, Suara Pembaruan dan Republika).” Dalam penelitiannya Studi tersebut diilhami suatu kegelisahan, mengapa ketika terjadi peristiwa Timor Timur, pemberitaan harian Republika dan surat kabar nasional lainnya sangat intensif, sementara harian Kompas cenderung tidak tertarik memberitakannya. Sebaliknya ketika terjadi peristiwa Situbondo, Kompas sangat intensif memberitakannya. Secara umum studi ini membandingkan secara kuantitatif penonjolan tampilan informasi dan isu-isu tentang kedua peristiwa tersebut dan sekaligus ingin mengetahui kecenderungan sikap obyektivitas dan keberpihakan "gatekeeper".


(26)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Uraian pembagian bab

tersebut antara lain pada bab I “Pendahuluan” bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Pembatasan, dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Kemudian pada bab II “Kerangka Pemikiran” mengkaji mengenai Gatekeeping, Tahapan Pelaksanaan Produksi, Hierarchy Of Influence, Berita, serta jurnalisme investigasi.

Berlanjut pada bab III yaitu “Gambaran Umum” penulis akan menjelaskan sejarah singkat Kompas TV, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, program - program Kompas TV, Program Berkas Kompas, Visi Misi, dan Tim program Berkas Kompas.

Tahap selanjutnya pada bab IV “Temuan data dan analisa data” berisi temuan data serta analisis mengenai gatekeeping proses pra-produksi, produksi, dan pasca produksi serta analisis isi dengan menggunakan konsep hirarki pengaruh dari tiga episode program Berkas Kompas.

Dan berakhir pada bab V “Penutup” yang berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi dan saran dari penulis.


(27)

13 BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Gatekeeping

1. Definisi Gatekeeping Kurt Lewin

Proses pembuatan berita media massa, tidaklah lepas dari sebuah media yang memiliki kebijakan untuk mengemas berita tersebut menjadi lebih layak ditayangkan kepada masyarakat. Dari tahapan produksi itulah berita terseleksi dan terpilah melalui proses gatekeeping.

Istilah gatekeeping pertama kali dipublikasikan oleh psikolog Austria Kurt Lewin(1947) untuk merujuk pada individu atau kelompok orang yang mempengaruhi "perjalanan suatu berita dalam saluran komunikasi." Dapat disederhanakan definisi Lewin menjelaskan seorang gatekeeper (pelaku gatekeeping) dapat menjadi produser film yang memotong sebuah adegan dari naskah asli, jaringan sensor yang dihapus dari acara prime-time karena dianggap terlalu seksual eksplisit, seorang direktur yang menentukan segmen film apa untuk digunakan dalam sebuah film dokumenter, seorang eksekutif surat kabar yang menentukan topik untuk editorial, atau individu lain dalam pengolahan atau kontrol pesan yang disebarluaskan melalui media massa kepada publik.14

Kurt lewin dianggap salah satu bapak studi komunikasi dan ayah dari penelitian gatekeeping. Lewin menguraikan secara umum dalam teorinya

14

John R. Bittner. Mass Communication An Introduction 4th, (New Jersey: Prentice Hall 1986), hlm. 12-13.


(28)

setelah ia meninjau gatekeeping melalui contoh bagaimana makanan dari toko kelontong menuju ke meja makan. "Situasi ini tidak hanya berlaku untuk saluran makanan tetapi juga untuk sebuah berita melalui saluran komunikasi tertentu dalam kelompok, dan gerak sosial individu dalam banyak organisasi".15

Dari definisi lewin tersebut dapat dilihat bahwa seorang gatekeeper

yang menjadi seorang “penjaga pintu gerbang” melakukan pengambilan

keputusan dari saluran-saluran informasi yang mengalir, dimana pengambilan keputusan tersebut dapat disesuaikan berdasarkan peraturan (kebijakan perusahaan) maupun ditentukan secara individual atau pribadi oleh gatekeeper itu sendiri.Konsep yang diambil Lewin tersebut kemudian dikembangkan oleh para pemikir tentang gatekeeping keberbagai model komunikasi massa. 2. Model gatekeeping oleh David White Manning

White merupakan peneliti komunikasi pertama yang menerjemahkan konsep gatekeeping yang dikemukakan oleh lewin. Dari pola lewin tersebut White berusaha untuk mengaplikasikannya kedalam sebuah model komunikasi.

NI

N2 N2‟

N3 N3‟

N4

N1‟ N4‟

Gambar 2.1 Model gatekeeping white

15

Pamela J. shoemaker and Tim p. Vos, Gatekeeping Theoy, ( NY: Routledge taylor and francis 2009), hlm. 110.


(29)

15

N : Sumber berita N 1,2,3,4 : Berbagai berita

N2‟, N3‟ : Berita yang lolos

M : audience

N1‟, N4‟ : Berita yang tidak layak

Dari gambar di atas dapat diketahui N sebagai sumber berita mengirimkan berbagai macam berita (N1, N2, N3, N4) kepada gatekeeper untuk disaring atau diseleksi. Dari proses gatekeeping tersebut terpilih berita

yang lolos atau berita layak tayang (N2‟ dan N3‟) sedangkan berita yang dinilai tidak layak akan dibuang (N1‟ dan N4‟). Berita yang lolos atau yang

sudah terseleksi tersebut lah yang kemudian akan disampaikan kepada audience.

Model yang diperkenalkan white Model terbatas, karena tidak mengakui bahwa beberapa gatekeeper mungkin masing-masing memiliki konsepsi peran mereka sendiri atau posisi dalam pengumpulan, membentuk, dan mengirimkan berita.16

3. Model gatekeeping oleh Bruce Westley dan Malcom McLean

Westley dan MacLean merupakan peneliti yang model komunikasinya berpengaruh dan banyak digunakan untuk mengungkapkan riset-riset komunikasi massa dengan gambaran yang spesifik. Gambaran model komunikasi dijelaskan dengan situasi gatekeeping. Model ini sangat menekankan peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Model ini

16


(30)

dapat membantu untuk menganalisis dan memahami situasi komunikasi yang kompleks.17

Gambar 2.2 Model Gatekeeping Westley dan MacLean

X : Peristiwa atau sumber informasi

A : Komunikator dalam Kommas >> Reporter C : Gatekeeper >> Editor

B : Audience yang mendengar, membaca, atau melihat kejadian yang sudah dilaporkan gatekeeper

fBC : Pembaca bisa merespon editor atau reporter (fBA) fCA : Editor menyediakan umpan balik kepada reporter

X menunjukan pada peristiwa atau sumber informasi (misalnya, kejadian atau pembicaraan yang dikirim pada audience tertentu), sedangkan A adalah komunikator dalam komunikasi massa yang diperankan oleh reporter.

17

Thomas M. Pasqua, Robert E. Rayled, James R. Buckalew, James W. Tankard, Mass Media In The Information Age (New Jersey: Prentice Hall 1990), hlm. 317.


(31)

17

Ia mendeskripsikan kejadian atau pembicaraan tersebut dalam sebuah berita. Sementara itu, C adalah gatekeeper yang diperankan oleh seorang editor yang menghapus, menekankan kembali, atau menambah laporan yang ditulis reporter berdasarkan peristiwa yang diliputnya dengan data lain. Kemudian B adalah audience yang membaca, mendengarkan, atau melihat kejadian yang sudah dilaporkan gatekeeper setelah sebelumnya ditulis oleh reporter. Pembaca bisa merespon editor (fBC) atau reporter (fBA) berkenaan dengan ketepatan atau kepentingan beritanya. Editor bisa juga menyediakan umpan balik kepada reporter (fCA).18

Model yang dicetuskan oleh westley dan MacLean ini merupakan proses produksi berita media massa yang biasa dilakukan dalam ruang redaksi. Dari model tersebut dapat dilihat proses penyampaian berita kepada audience merupakan hasil kerja dari reporter sampai meja redaksi.

Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka memiliki banyak peranan dari beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau bahkan dapat memodifikasi serta menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” bagi keluarnya informasi yang lain.19

Bagi Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungurait, dan Thomas W. Bohn (1985), gatekeeper tidak bersifat pasif-negatif, tetapi mereka merupakan suatu kekuatan kreatif. Misalnya, seorang editor dapat menambahkan pesan dengan mengombinasikan informasi dari berbagai sumber, seorang layouter bisa

18

Nurudin,Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers 2013), hlm. 157. 19


(32)

menambahkan sesuatu pada gambar atau setting pada media cetak agar keliahatan lebih menarik. Seorang produser film bisa mengirimkan kembali naskah, bahan pembuatan film kepada editor atau redaktur untuk ditambahkan

atau dikurangi “sesuatu” pada filmnya.20

B. Tahapan Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yang terstrukur serta jelas pembagian pengerjaannya. Proses gatekeeping juga termasuk dalam proses tahapan pengerjaan suatu produksi. Tahapan pelaksanaan produksi televisiterdiri dari tiga tahapan, yaitu:

1. Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana segala pengerjaan produksi berasal dari pengerjaan yang direncanakan.Pada tahap pengerjaan Pra-Produksi akan terjadi beberapa mekanisme gatekeeping. Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian21:

1.1Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ideatau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

20

Ibid, hlm. 119-120. 21

Fred wibowo,Dasar-dasar Produksi Program Televisi,(Jakarta: Grasindo 1997), hlm. 20.


(33)

19

1.2Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

1.3Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat-menyurat. Pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.

2. Produksi

Seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali. Pengambilan gambar ada yang siaran langsung atau berupa rekaman.22

3. Pasca Produksi

Seluruh kegiatan setelah semua pengambilan gambar sampai materi-materi dinyatakan selesai dan siap untuk disiarkan. Kegiatan tersebut adalah pengeditan, memberikan ilustrasi, efek, musik, dan mencampurkan gambar dengan suara. Narasi yang sudah direkam dan

22

Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi,


(34)

ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.23

C. Hierarchy Of Influence

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse membingkai nilai-nilai yang mempengaruhi isi media ke dalam sebuah konsep yang dinamakan konsep Hierarchy Of Influence. Konsep ini terbagi menjadi lima level yaitu, level individual, level rutinitas media, level organisasi, level extramedia, dan level ideologi.

1. Level Individual

Pada level ini dapat dilihatfaktor latarbelakang, pengalaman, sikap, nilai-nilai, keyakinan, peran, etika, dan kekuasaan mempengaruhi potensial pada konten media massa dari faktor-faktor yang intrinsik oleh pekerja komunikasi. Pembentukan konten dari suatu pemberitaan media merupakan sebuah elemen yang dibentuk oleh pekerja media atau seorang jurnalis. Faktor individual dari seorang jurnalis atau pekerja media dapat dilihat dari segi personalnya, dimana seorang jurnalis membuat berita dan dapat memiliki sebuah orientasi nilai dalam menciptakan atau bahkan berhadapan dengan realitas yang ada (dalam hal ini konstruksi berita). Kemudian faktor latar belakang dan karakteristik dari seorang jurnalis memiliki peranan yang sangat berpengaruh pada individu pekerja media. Latar belakang serta

23 Ibid.


(35)

21

karakteristik seorang jurnalis dapat dilihat dari pendidikannya. Ini karena karena tingkat pengetahuan, serta intelektualitas dapat mempengaruhi pemberitaan media.

Peran-peran profesional dan etika memiliki efek langsung pada konten media massa, sedangkan pengaruh sikap pribadi, nilai-nilai, dan keyakinan pada konten media massa tidak langsung, yang beroperasi hanya sebatas bahwa individu memegang kekuasaan dalam organisasi media yang dapat memungkinkannya untuk mengesampingkan nilai-nilai profesional dan/atauorganisasi.24

2. Level Rutinitas Media

Dalam level ini membahas bagaimana rutinitas atau kebiasaan dari suatu media dalam mengemas media berita. Rutinitas ini merupakan sebuah pola yang menjadi kebiasaaan, pelaksanaan mekanisme kerangka pekerja sehari-hari. Rutinitas media tidak berkembang secara acak,mengingat organisasi terbatassumber daya dan pasokan terbatas dari bahan bakupotensial, rutinitas merupakan respon praktis untukkebutuhan organisasi media dan pekerja.Pada level ini memiliki tiga unsur sumber rutin: suppliers (sumber berita), proseccor (organisasi media), dan consumers (audiens: penonton, pendengar atau pembaca).25Supplier (sumber berita) didapatkan untuk kemudian diolah menjadi sebuah pemberitaan yang kemudian proseccor (organisasi media) yang merupakan redaksi bertugas untuk mengemas

24

Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content 2nd. (USA: longman 1996). hlm. 88.

25


(36)

berita tersebut menjadi berita layak yang kemudian akan dikirimkan kepada consumers (audiens), konsumen disini berupa penonton, pendengar, pembaca.

Dalam mengemas pemberitaan dapat dilihat rutinitas pekerja media, bagaimana segala mekanisme yang terbentuk menjadi prosedur standar sebuah pengelola media atau kebijakan perusahaan. Bagaimana berita dipilah berdasar ciri dan kriteria, proses peliputan (reporter), kemudian editing , dari pra produksi, proses, dan pasca produksi, deadlineatau batas waktu dan seterusnya yang kemudian berulang-ulang menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan pekerja media.

3. Level Organisasi

Ketika melihat sebuah organisasi media, kita mempertanyakan peran yang dilakukan, strukturisasi mereka, kebijakan yang mengalir dari struktur tersebut dan metode yang digunakan untuk menegakkan kebijakan tersebut.

Bagi kebanyakan organisasi media, tujuan utama mereka adalah ekonomi keuntungan. Tujuan lainnya adalah menghasilkan produk yang berkualitas, melayani masyarakat, dan mendapat pengakuan professional dibangun mengikuti tujuan mencari keuntungan. Organisasi berita khususnya, telah menghadapi tekanan ekonomi yang berkembang dalam memainkan perananan lebih besar dalam mendikte keputusan jurnalistik. Cara organisasi yang terstrukturmempengaruhi isi dengan mempengaruhi budaya kerja dan dengan menentukan


(37)

23

tingkat kemandirian organisasi media menjadi perusahaan perusahaan besar. Dibanding dengan level sebelumnya level individual dan level rutinitas media, level organisasi memiliki pengaruh yang sangat besar. Mengingat level ini dipegang oleh perusahaan (pemilik media). Segala kebijakan media dalam penentuan berita dipegang penuh oleh pemilik media.26

4. Level Ekstramedia

Dalam level ekstramedia ini menyinggung faktor yang mempengaruhi isi media yang berasal di luar lingkungan media itu sendiri. pengaruh dari luar media itu biasanya berasal dari sumber berita, pengiklan, penonton, kontrol dari pemerintah, pasar dan teknologi.27

5. Level Ideologi

Menurut Becker Ideologi adalah seperangkat terintegrasi kerangka acuan dimana masing-masing dari kita melihat dunia atau realitas dan bagaimana kita menghadapinya. Pada level ini membahas kekuatan di masyarakat serta kekuatan yang berpengaruh di luar media. Ide memiliki hubungan atas kepentingan dan kekuasaan, kekuasaan yang menciptakan simbol merupakan kekuasaan yang tidak netral. 28

26

Ibid, hlm. 165. 27

Ibid,hlm. 181. 28


(38)

D. Berita

1. Pengertian Berita

Berita adalah informasi yang penting dan/ atau menarik bagi khalayak audien. Dalam hal ini seseorang membutuhkan tolak ukur atau standar yang kurang lebih sama untuk menentukan suatu informasi itu penting dan menarik. Secara sederhana dapat dikatakan informasi yang dapat dipilih sebagai berita harus memenuhi aspek penting dan aspek menarik.29 Dalam berita televisi, ada perencanaan sebelum membuat berita, perencanaan tersebut tersusun berdasarkan kategori asal, yakni berita berdasarkan peristiwa momentum (moment news), berita berdasarkan peristiwa teragenda (event news), berita lanjutan (follow up news) dan berita berdasarkan peristiwa fenomena.30

2. Jenis Berita

Program informasi merupakan segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program adalah informasi, dan informasi itulah yang

„dijual‟ kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua

bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).31 a. Berita keras (hard news)

Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/ atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran

29

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana 2010), hlm. 8.

30

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta: Indeks),hlm.16.

31


(39)

25

karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang tak terbantahkan.32

b. Berita lunak (soft news)

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang termasuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk show.

3. Format Berita

Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu cara bagaimana suatu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat sejunlah criteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita

32


(40)

dalam suatu program berita televisi. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu33:

a. Reader. format berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar (video). Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya.

b. Voice Over. Format berita dengan video yang keseluruhan narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil didepan kamera setelah itu muncul gambar berita namun suara presenter tetap terdengar mengiringi gambar.

c. Reader SOT. Format ini terdiri dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul sound on tape (SOT) dari narasumber berita. SOT adalah cuplikan suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang dengan narasumber.

d. Voice Over-SOT. Format berita ini merupakan gabungan antara formay VO dan SOT yang mana VO mengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada kaitannya denga apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan SOT adalah bagian pernyataan sumber yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa (event) atau isu bersangkutan

33


(41)

27

e. Reader-Grafis. Dalam format berita grafis, pertama-tama presenter muncul membacakan intro (lead berita) dan kemudian muncul grafis sementara suara presenter terdengar membacakan kelanjutan berita tersebut.

f. Package (PKG). format berita yang bersifat komperenshif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara (dubber). g. Laporan langsung. jika suatu peristiwa yang mengandung nilai

berita masih berlangsung sementara program berita masih “on air”, maka stasiun televisi dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsung.

h. Breaking news. Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, bila memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut.

i. Laporan khusus. Berita dengan format paket lengkap dengan narasi dan soundbite dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat analisis mereka.

E. Jurnalisme Investigasi

Jurnalisme Investigasi sebenarnya memang telah lama menjadi karya jurnalistik diseluruh dunia. Dengan laporan kejurnalistikan yang memiliki daya khusus dalam pengolahan pembuatan karya jurnalistik, jurnalisme investigasi menjadi garapan pers Indonesia yang tengah di uji. Dalam buku Jurnalisme Investigasi oleh Septiawan Santana dijelaskan bahwa jurnalisme


(42)

investigasi merupakan kegiatan melaporkan adanya “jejak kaki” peristiwa

tertentu dari tempat kejadian perkara. Dalam kegiatan pers, hal itu bisa mengkonotasikan pelbagai bukti yang dapat menjadi fakta, yang sengaja dicari dan diselidiki. Untuk melaporkan adanya kesalahan atau pelanggaran, atau kejahatan yang telah dilakukan seseorang atau pihak-pihak tertentu. Reportase investigasi memang merupakan kejadian sebuah kegiatan peliputan yang mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta pelanggaran, kesalahan, atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat.34

Dalam pekerjaan peliputan investigasi, laporannya pun terkait pencarian informasi yang tersembunyi. Peliputannyapun diuji dengan berbagai dokumen dan rekaman, informan, keseriusan dan riset.35

Berbeda dengan wartawan jurnalisme regular, yang lebih mengorientasikan pencarian dan pelaporannya pada informasi sehari-hari seperti kantor berita (news agency), wartawan investigasi adalah wartawan

yang “mengejar” pertanyaan di balik alegasi dan pendapat umu. Maka itulah,

kinerja peliputan jurnalisme investigasi member kontribusi di dalam kehidupan demokrasi di sebuah negara. Pelaporannya memberikan pemberitahuan tentang berbagai pelanggaran politik dan berbagai skandal yang penting diketahui masyarakat.

Para wartawan investigtif dan redakturnya mesti siap untuk mengantisipasi perkembangan kisah, dan sigap mencatat hal-hal penting yang

Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi edisi revisi, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia 2009), hlm. 7-8.

35

Melvin mencher, News Reporting and Writing, (WI: Brown & Brench Publisher 1997), hlm. 681.


(43)

29

mesti ditelusuri. Penggalian investigatifnya bukan saja tertuju pada perolehan fakta-fakta, atau sampai kepada kebenaran yang hendak diungkap, namun tertuju pula untuk mengurangi terjadinya kesalahan agar rangkaian reporter-sumber berita-khalayak tidak terjebak dengan menelusuri persoalan dengan kerangka berpikir yang salah. Pelbagai asumsi wartawan investigative harus tetap dijaga melalui pelbagai pengecekan, terkait dengan upaya mengamati komentar atau kutipan kunci persoalan dan sumber berita yang benar.36

Terminologi investigative journalism memberikan atribut penyelidikan, keingintahuan dan misi tertentu dari para wartarwannya. Jurnalisme ini tidak mau terjebak dengan adonan pemberitaan entertainment. Liputan beritanya bukan lagi berdasar agenda pemberitaan harian yang sudah terjadwal di ruang redaksi. Para wartawan investigasi tidak bekerja berdasarkan pengagendaan berita seperti yang dalam peliputan regular. Mereka memasuki subjek pemberitaan tatkala mereka tertarik untuk mengetahui sesuatu. Kerja peliputannya tidak lagi dibatasi oleh tekanan-tekanan waktu. Ada kekhususan kerja peliputan dibanding biasanya.37

36

Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi edisi revisi, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia 2009), hlm. 233.

37


(44)

30

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Kompas TV

Proyek KOMPAS Gramedia TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT Gramedia Media Nusantara pada tahun 2009 dengan brand name KOMPAS Inspirasi Indonesia. Sebagai content provider, KOMPAS Inspirasi Indonesia tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di kota-kota di Indonesia; Palembang, JABODETABEK, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, dan Malang. Jumlah kota tersebut akan segera bertambah dari tahun-tahun berikutnya.

Dengan kerjasama operasi dan manajemen, KOMPAS Inspirasi Indonesia memasok program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di berbagai kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerjasama. Stasiun televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi KOMPAS Inspirasi Indonesia dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian, diharapkan stasiun televisi lokal dapat memiliki kualitas yang tidak kalah dengan stasiun televisi nasional, tentunya dengan keunggulan dan kearifan lokal daerah masing-masing. Dengan demikian, stasiun televisi lokal tetap memiliki porsi untuk menampilkan kearifan lokal.


(45)

31

Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, KOMPAS juga memproduksi film layar lebar, diantaranya adalah Lima Elang dan Garuda Di

Dadaku (dua karya Rudi Soedjarwo).38

B. Visi dan Misi Kompas TV

“To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's live with programmes and services that inform, education and entertaint and to engange our audiences with an independent, distinctive and appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform service.“39

38

Sumber data: HRD Kompas TV.

39

Terdapat di dalam: http://www.kompas.tv/index.php/front/profil, pada tgl 19 Maret 2013, pukul 19.15 WIB.


(46)

C. Struktur Organisasi Kompas TV

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kompas TV

Group of TV

Supporting Divisions Marketing & Sales Programming Technology

HR, GA & Legal Finance & Traffic KG Production News & Current Affairs General & Entertainment Creative Production Support Kompas TV Network Station Network

AFFILIATED TV STATIONS - STV, Bandung

- BCTV, Surabaya - TVB, Semarang - Dewata TV, Denpasar - Makassar TV, Makassar - Khatulistiwa TV, Pontianak - Komedi TV, Tangerang - MOSTV, Palembang - ANTV, Yogyakarta - ATV, Malang

- Borneo TV, Banjarmasin Kompas

Vision

Kompas TV Digital

= Business Unit

= Division


(47)

33

D. Program – program Kompas TV

Tabel 1

Kategori Nama Program

News | Current Affairs 1. Kompas 100

2. Satu meja 3. Berkas Kompas 4. Kompas pagi 5. Kompas siang 6. Kompas petang 7. Kompas malam 8. Local news 9. Kompas Update 10.Kata kita

11.Kompas sport Entertainment | Kids |

Variety Show

12.Showcase 13.Science is fun 14.Klik Arbain Rambey

15.Don’t stop me now

16.Versus

17.Local program 18.Mata hati 19.Jalan keluar 20.Newstar 21.Tekno

22.Sebuah nama sebuah cerita 23.Formula 1

24.Comic action 25.Kelakar 26.Ala resto 27.Temukan kata 28.Koki keren 29.Duet 30.K20

31.Stand Up comedy 32.Malam minggu miko 33.Antalogi hukum

34.Ensiklopedi anak nusantara 35.Antalogi kriminal

36.Diatas rata-rata 37.Konser K20


(48)

Science and Knowledge | Adventure

38.Teroka

39.Hidden Paradis 40.Mitos

41.Suka Suka 42. Belantara

43.World of Wayang 44.Orangutan Diary 45.Sacred and Secret 46.Memoar

47.Explore Indonesia 48. Bab yang Hilang 49.Garda Samudera 50.Mereka Kini

E. Program Berita Berkas Kompas

Berkas Kompas berdiri tepat Kompas TV diresmikan pada 9 september 2011. Berkas kompas lahir dengan konsep berita mendalam dengan liputan investigasi.

”... Berkas Kompas lahir dari adanya pemikiran persoalan banyak sekali penyimpangan, penyelewengan maupun penyalah gunaan wewenang yang terjadi. Sehingga, pentingnya membuat sebuah program yang bisa menjawab semua itu. Pejabat yang berwenang harus bisa mempertanggung jawabkan hal-hal yang terjadi di wilayahnya.…”40

Program Berkas Kompas merupakan program berita yang tergolong news current affairs dengan penyajian peristiwa terkini dan atau agenda setting yang mengupas berita lebih mendalam dan liputan investigasi. Program ini berdurasi

40

Wawancara pribadi dengan produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30 WIB.


(49)

35

24 menit dibagi 3 segmen dan jeda iklan 6 menit dengan jadwal penayangan seminggu sekali pada kamis malam pukul 22.00 WIB.

Berkas Kompas hadir sebagai media yang memberikan ruang bicara kepada masyarakat, untuk memperjuangkan hak-haknya atas kebijakan pemerintah sesuai dengan visi misi yang dimiliki Berkas Kompas.

…”Mencermati kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan. Jika ada yang tidak sesuai alur kebijakan, berarti sesuatu yang tidak beres telah terjadi. Tugas media salah satunya, memberikan ruang bicara atau porsi untuk kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Memperjuangkan hak masyarakat atas kebijakan pemerintah…”41

Tujuan dari program Berkas Kompas ini adalah memberikan sudut pandang kacamata jurnalistik dengan seluas-seluasnya kepada masyarakat, yang masyarakat selama ini tidak peka bahkan tidak mengetahui persoalan-persoalan yang terjadi di Indonesia. Serta kemasan program yang memberikan sentilan kepada pemerintahannya dengan mengupas permasalahan dengan lebih mendalam.

…”Mengupas persoalan-persoalan yang terjadi di negara indonesia tentang politik, ekonomi, sosial, hukum, Kriminal, yang masyarakat perlu tau, yang masyarakat ingin tau. Dengan liputan mendalam, bikin investigasinya. Kadang-kadang menyesuaikan juga yang sedang hangat berita di negara ini apa. Dan ada agenda setting juga. Kita buat investigasi dan kita buat laporan mendalam…”42

41

Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.

42

Wawancara pribadi dengan produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30 WIB.


(50)

Dalam pemilihan narasumber Berkas Kompas, dibutuhkan narasumber yang berkompeten, dan berkaitan dengan persoalan-persoalan yang sedang diangkat. Adapun narasumber yang memberikan keterangan adalah para pengamat, pelaku, korban, serta opini dari masyarakat, sebagai bentuk pemenuhan dari berbagai sudut pandang topik yang berbeda. Sebagai program mendalam dan melakukan liputan investigasi, narasumber yang dihadirkan Berkas Kompas tak jarang adalah para pelaku kejahatan atau kriminal hukum.

Program ini merupakan program yang dapat ditonton oleh semua kalangan, yang berbentuk edukasi dan pengetahuan yang informatif kepada masyarakat. Ditinjau dari waktunya, program ini hadir dikala masyarakat melakukan istirahat dari rutinitas pekerjaan dan membutuhkan asupan informasi berita yang berkualitas berdasar fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Tak ayal program Berkas Kompas kerap beberapa kali mendapatkan berbagai macam penghargaan jurnalistik untuk programnya yang berkualitas.

Berkas Kompas berani memaparkan akar masalah hingga solusi yang ditawarkan dengan akurasi berita tajam dan terpercaya. Sarat data, rinci dan detil dengan keadalaman berita dipertegas dengan keterangan pakar yang kompeten. Program ini disajikan dengan gambar kuat bercerita, dengan penyajian berita berdasar perspektif berbeda, mendalam namun tetap humanis. Penelusuran berita dilakukan oleh reporter dan camera person, guna mencari informasi yang


(51)

37

mendalam serta kebenaran, yang juga diperkuat dengan riset dan data dari litbang kompas.43

F. Visi Misi Program Berkas Kompas

Mencermati kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan. Jika ada yang tidak sesuai alur kebijakan, berarti sesuatu yang tidak beres telah terjadi. Tugas media salah satunya, memberikan ruang bicara atau porsi untuk kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Memperjuangkan hak masyarakat atas kebijakan pemerintah.44

G. Tim Program Berkas Kompas

Berikut merupakan susunan tim program Berkas Kompas.

Tabel 2

No Nama Jabatan

1 Timothius Marbun Produser Eksekutif

2 Odit Praseno Hadi Produser

3 Nima Sirait Produser

4 Harfin Naqsabandy Reporter

5 Sandi Windhu Reporter

6 Mercy Tirayoh Reporter

43

Production Book Berkas Kompas, Kompas TV. 44

Wawancara pribadi dengan produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30 WIB.


(52)

7 Tim Campers Magazine Camera Person

8 Arya Paksi

Djajusman

Editor dan Graphic Designer


(53)

39 BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

PROSES GATEKEEPING DALAM PROGRAM PRODUKSI BERITA ISU

PENYIMPANGAN PUBLIK DI PROGRAM BERKAS KOMPAS

A. Gatekeeping pada Proses Pelaksanaan Produksi Berita Program Berkas Kompas

1. Gatekeeping pada Proses Pra-Produksi

Program Berkas Kompas mengupas persoalan-persoalan yang sedang hangat terjadi di Indonesia tentang politik, ekonomi, sosial, hukum, kriminal. Liputan mendalam merupakan salah satu bagian dari berkas kompas dengan menyertakan investigative report. Banyak hal yang perlu diperhatikan bagi pelaku jurnalistik dalam mengemas program mendalam agar sesuai dan layak untuk ditayangkan.

...“Berkom (berkas kompas) itu mengangkat isu-isu yang sedang terjadi, isu nasional dan kemudian didalami dan diinvestigasikan, tapi tidak semua isu-isu itu bisa masuk ke berkom, karena kita sesuaikan dengan berkom yang memang berlatarbelakang mengangkat penyimpangan politik, ekonomi, sosial, kriminal, hukum...”45

Berkas kompas tidak sembarang mengangkat berita dan butuh penyeleksian berita apa yang baik untuk diangkat berdasar ciri dari Berkaskompas miliki.

45

Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.


(54)

…“Gatekeepingnya itu, kita memantau media lain juga, misalnya pemberitaan tentang Ahmad fathonah dari media lain mereka bawa kemana, otomatis orosinalitas itu nomor satu. Kemudian kita bicarakan kepada pemred, apakah mau kita kemas seperti media lain atau kita buat yang beda. Kita punya nilai jual sendri. Setelah itu kita diskusikan dan disesuaikkan dengan gaya nya berkas kompas...”46

Terlihat dari penuturan produser program Berkas Kompas tersebut, bahwa gatekeeping tidak hanya sistematis berbicaratentang bagaimana layaknya suatu tayangan tetapi juga melihat dari sudut pandang kemasan dan keorisinalitas dari suatu media.

Selain itu, sebelum memulai produksi suatu tayangan, perencanaan sangat penting dalam membuat suatu berita dengan liputan mendalam dan investigasi. Langkah perencanaan ini berkaitan dengan kerja pengumpulan, penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Berbagai hal yang berkaitan dengan penyelidikan dan penelitian yang akan dilakasanakan, direncanakan sampai ke rincian detil pengerjaannya. Seperti; pengumpulan dan penyusunan informasi, dan pembagian tugas.47

46

Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.

47

Septiawan Santana, Jurnalisme Investigasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2004), hlm. 166.


(55)

41

a. Sumber Pemberi Tema Pada Program Berkas Kompas

Sebelum program berjalan dan terproduksi, langkah awal untuk membuat suatu tayangan program adalah penentuan tema yang datang dari berbagai sumber pemberi ide tema.

...“Tema itu biasanya muncul ketika hot issue yang berkembang, ketika ada isu yang berkembang dan sesuai, kita investigasiin. Bisa juga kita mendapatkan tema liputan dari keseharian kita, yang kita lihat, kita temui, dan memang agak mengganggu pikiran kita, itu menarik dan akhirnya kita angkat dan dibuat investigasinya. Pandangan mata bisa menjadi tema liputan…”48

ReporterBerkas Kompas tersebut menuturkan bahwa tidak hanya tema isu nasional saja yang diangkat, tetapi juga pandangan mata sehari-hari yang menjadi persoalan sosial dan layak untuk diangkat. Menurut Shoemaker dan Reese hal ini termasuk kedalam level ideologi. Dimana level ini dapat mempengaruhi isi tayangan tersebut, dalam hal ini ide dari berbagai sumber pemberi tema merupakan kesesakan dalam diri yang kemudian dapat dituangkan kedalam pilihan ide tema suatu program. Gagasan untuk menyalurkan ide dari suatu temadatang dari Tim Berkas Kompasdengan melakukan pencarian atau pengalaman sehari-hari.

…”Di Berkas Kompas kita bebas menyalurkan tema yang akan kita angkat. Reporter, editor, kamerawan, itu bebas untuk menumpahkan gagasannya, dan kitapun biasanya mencari tema itu tidak hanya dari isu yang sedang hangat atau dari agenda setting redaksi saja, tapi bisa riset dari internet, koran, majalah, terkadang kalau lagi ngobrol juga

48

Wawancara Pribadi dengan reporter program Berkas Kompas Harfin Naqsabandy, Jakarta 7 Juni 2013, 15.30WIB.


(56)

bisa itu jadi bahan diskusi, karena kita di news magazine ya cari tau juga di news daily yang setiap hari fresh terus sama berita-berita terkini…”49

Dari penuturan Harfin dan Nima dapat terlihat sumber tema yang biasa didapatkan untuk program Berkas Kompas bisa didapat dari riset di internet, koran, majalah, diskusi, tim dari news daily (berita harian), pandangan mata sehari-hari di masyarakat dan tidak lupa selalu mengikuti perkembangan berita yang terhangat sesuai dengan apa yang terjadi di Indonesia.

Berkas kompas memiliki ciri khas, tidak hanya persoalan negara tetapi juga tentang kemanusiaan, persoalan sosial serta memperjuangkan hak masyarakat atas kebijakan pemerintah. Persoalan sosial dan kemanusiaan merupakan persoalan paling utama yang sering di angkat tim Berkas Kompas.

…“Berkas Kompas itu indeepth investigasi, uniknya berkas kompas ini untuk pembahasan sosialnya itu ada, jadi tidak melulu hukum, atau politik aja yang diungkap, tapi dari persoalan global kemanusiaan di indonesia, kita tarik kesitu juga…”50

Bisa disimpulkan bahwa pemberian tema bisa datang dari berbagai sumber. Dan kemudian produser Nima sirait dan Odit Praseno Hadi yang akan melakukan penyeleksian tema atau gatekeeping tema pada

49

Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.

50

Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.


(57)

43

program Berkas Kompas. Proses gatekeeping ini dilakukan dengan cara berdiskusi dan kemudian mencari tau persoalan yang mana yang harus dibahas dan apa saja yang tidak perlu diangkat. Berikut merupakan alur bagan sumber pemberi tema sampai tema terseleksi.

Sumber pemberi tema

Gambar 4.1 Bagan alur sumber pemberi tema sampai tema terseleksi

Seperti yang dikemukakan Shoemaker dan Reese, level individual seperti latar belakang, nilai-nilai, dan sikap turut mempengaruhi isi dari tayangan tersebut. Dalam mendiskusikan tema yang dipilih, seorang produser harus memiliki latar belakang pendidikan yang dapat melihat aspek nilai dari tema yang diangkat program tersebut, seperti persoalan

- Reporter - Editor - Kamerawan

- Kawan-kawan redaksiNews Magazine

- hot issue

- Pengalaman individu sehari-hari - Koran, internet, majalah

produser Nima sirait

dan odit Praseno Hadi berdiskusi pemilahan

tema (gatekeeping

tema)

Hasil seleksi tema atau gatekeeping


(58)

masyarakat dengan pendekatan aspek sosial dari akibat, dampak, serta solusinya. Kemudian menimbulkan suatu aspek kenilaian dari isi berita tersebut, nilai-nilai yang diusung program Berkas Kompas merupakan kesesuaiannya dengan peran perusahaannya yang mengusung Inspirasi Indonesia.

Berikut tema dalam beberapa episode program Berkas Kompas. Tabel 3

No Episode Selesai

1 Surat Miskin Bagi Yang Tidak Miskin 2 Hidup di republik Pungli

3 Melesat Menantang Maut 4 Racun Polusi (Pemenang AJI) 5 Kilau Emas di Tambang Liar 6 Air Mengalir Sampai Jauh 7 Roda Roda Dua

8 Cerita Dari Langit Maros

9 Krisis Beras Di Negeri Lumbung Padi 10 Terbatas di Perbatasan

11 Sekolahku Mencelakakanku 12 Jakarta Jangan Hujan 13 Orang Utan vs Orang Jahat

14 Menggarami Lautan Garam (Pemenang Adinegoro)

15 Jembatan Kutai Kartanegara, salah siapa? 16 Tanah Ulayat Tersingkir (the series) -Register

45-

17 Tanah Ulayat Tersingkir (Sri tanjung, Mesuji) 18 Tanah Ulayat Tersingkir (Sodong, OKI) 19 Gelap Bumi Dipasena

20 Tanah Ulayat Tersingkir (suku anak dalam) 21 Tanah ulayat Tersingkir (Senyerang Jambi) 22 Tanah ulayat tersingkir (Pulau padang) 23 Gaya Hidup Malam

24 Premanisme


(59)

45

26 Beri Kami Jalan 27 Riuh Karena Minyak

28 Jangan Gadaikan Hidupmu di dunia maya 29 You are what you eat

30 Asa dari Nangroe

31 Bersahabat dengan Gempa

32 Bijih hitam menghitamkan Bangka 33 Keruh karena bijih hitam (bangka) 34 ATC

35 Lumpur sidoarjo

36 Tambang emas tumpang pitu 37 Busway

38 Kereta api

39 Kisah klasik jakarta (PR cagub) 40 Jakarta memilih

41 Sampah 42 Tembakau 43 Pantura 44 Raja jalanan

45 Hukum dan Narkoba 46 Bali not for sale

Episode tersebut merupakan episode selesai dari program Berkas Kompas. Tema tersebut bisa dilihat, kebanyakan mengangkat tentang persoalan sosial yang luput dari masyarakat dan bahkan pemerintah daerahnya.

b.Rapat Redaksi

Rapat Redaksi biasa dilakukan mingguan pada hari Jumat. Rapat dihadiri oleh Pemred, Manager, Eksekutif Produser, Produser, dan tim Berkas Kompas seperti reporter, editor, dan kamerawan. Terkadang kamerawan tidak hadir dalam rapat tersebut, karena kamerawan di Berkas


(60)

Kompas merupakan kamerawan dari tim News Magazineyang juga memegang beberapa program News Magazine.

Rapat redaksi Berkas Kompas membicarakan tentang proyeksi dan evaluasi, proyeksi membahas tentang tema yang akan diangkat diepisode mendatang. Rapat redaksi tersebut merupakan hasil seleksi tema yang dilakukan kedua produser yang kemudian diangkat ke dalam rapat dan bertujuan untuk mendalami tema pembahasannya, kebutuhan-kebutuhan yang akan dikerjakan selama produksi termasuk budgeting perlu dipersiapkan pada saat pra produksi. Saat rapat,Pemred, Manager, Eksekutif produser juga dapat memberi masukan terhadap pembahasan tema tersebut terkait dengan pesan yang ingin disampaikan dari program Berkas Kompas. Sedangkan evaluasi adalah membahas episode yang telah tayang, mengevaluasi kekurangan dalam tayangan tersebut untuk dikaji dan diperbaiki sehingga tidak ada kekurangan yang terulang kembali.

...”Rapat kita biasa mingguan ya, pembahasannya proyeksi dan evaluasi, proyeksi itu kita membahas tema yang diangkat yang udah disepakati produser dan kemudian kita bahas apa-apa saja, udah gitu kita buat perencanaan, dan segmen 1, 2, 3 nya dan gambar apa saja, nanti reporter dan kamerawan akan dikasih tor nya sebagai panduan. Evaluasi ya ngebahas kekurangannya...”51

Pada sekali rapat bisa didapat dua atau tiga rancangan tayang kedepan, karena Berkas Kompas memiliki tiga tim. Berkas Kompas juga

51

Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.


(61)

47

tidak jarang melakukan liputan ke luar pulau jawa, yang memakan waktu bisa sampai 10 hari. Berikut gambaran rapat redaksi yang tertuang dalam bagan.

Gambar 4.2 Bagan rapat redaksi c. Pelaksanaan Riset Program Berita Berkas Kompas

Untuk menganalisis kasus yang ingin diangkat, perlu adanya pendalaman dari sebuah materi.Untuk mendapatkan akurasi data maka dilakukanlah pencarian atau sebuah riset. Riset yang biasa dilakukan oleh tim Berkas Kompas adalah dengan berbagai cara, yaitu dengan melakukan riset melalui internet, majalah, koran, dari litbang kompas, dan melalui jaringan.

Seperti terkutip dalam buku Septiawan Sentana, melakukan riset secara seksama adalah penting karena:

1. Memperkenalkan reporter kedalam bahasa topik yang kompleks. Hal ini berarti mengharuskan reporter untuk mempersiapkan diri dengan meminta nasihat kepada para ahli/ pakar di bidang tertentu.

Tim Produksi Program

Berkas Kompas

Rapat Redaksi

- Pembahasan proyeksi dan evaluasi

- Pembahasan tema

- Masukan dari tim produksi - Budgeting


(62)

2. Memperkenalkan reporter pada orang-orang yang telah menjadi sumber berita, mengenai kisah-kisah yang sama pada masa lalu. 3. Membantu reporter untuk menyusun daftar pertanyaan. Para

reporter menjadi mengenali berbagai subjek yang hendak diinvestigasi.

4. Mendapatkan berbagai bahan artikel lain, yang memiliki kesamaan topik. Hal ini terkait dengan pemantauan terhadap berabagai ulasan media sebelumnya, tentang topik yang tengah diinvestigasi, sebab kerap berbagai bahasan media yang telah mengulas soal yang sama masih memiliki kelemahan, tidak sempat terliput.

5. Memberi petunjuk tentang the good things and bad things, sesuatu yang baik dan buruk, selama wawancara. Temuan yang mendadak hadir, ketika melakukan wawancara ini, tidak akan didapat jika tidak melalui proses studi terhadapberbagai catatan dan dokumen yang telah diteliti, dan ditemukan asumsi-asumsi hipotetifnya.52

Sebelum tim Berkas Kompas berangkat untuk melakukan peliputan, reporter dan juga dibantu produser sudah melakukan riset dan membuat janji kepada narasumber, tentunya riset yang didapatkan adalah data yang menunjang kebutuhan materi.

52

Septiawan Santana, Jurnalisme Investigasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2004), hlm. 195-197.


(63)

49

Riset yang dilakukan terlebih dahulu biasanya dengan melakukan penelusuran papers-trails. Pencarian bahan melalui berbagai keterangan yang bersifat tekstual. Seperti:

a. Sumber-sumber sekunder;surat kabar, majalah, internet, dokumentasi pers yang dikerjakan berbagai asosiasi jurnalisme. b. Dokumen-dokumen primer; data-data kelahiran, kematian,

keuangan, sampai data pemerintahan.

c. Sistem informasi komputer; berbagai dokumentasi yang dapat diakses melalui komputer.

d. Informasi negara lain; berbagai informasi pemerintahan dan negara lain, yang terkait dengan liputan investigasi.53

Kemudian penelusuran people trails, kegiatan ini terkait dengan pekerjaan mencari dan mewawancarai sumber-sumber terkait.Riset sebelum produksi, merupakan hal yang penting, menjadi bagian dari rutinitas sebelum melakukan sebuah produksi. Dan menurut shoemaker dan Reese hal ini termasuk kedalam level rutinitas media. Hal yang terus menerus dan berulang-ulang dikerjakan sebagai suatu rutinitas pekerjaan

53


(64)

Berikut alur bagan kegiatan riset program Berkas Kompas.

Gambar 4.3 Bagan Kegiatan Riset Program Berkas Kompas

2. Gatekeeping pada Proses Produksi

Dalam pengerjaan program Berkas Kompas, proses produksi berlangsung selama empat atau lima hari dalam satu tema. Terkecuali untuk peliputan yang berjarak jauh, seperti di Nusa Tenggara Timur bisa mencapai sepuluh hari proses peliputan. Gatekeeping pada proses produksi bisa terlihat dari pengambilan gambar sampai pembuatan naskahnya. Untuk program televisi pengambilan gambar adalah kebutuhan utama untuk menyajikan tayangan televisi yang baik. Khususnya Berkas Kompas yang berlatarbelakang program berita mendalam dan investigatif.

...”Ada ciri khas ya, kalo diberkom itu kan lebih ke investigasi, ada tekniknya misalnya camera candid, bikin ilustrasi. Pada dasarnya semua teknik gambar semua ada disitu. Intinya memiliki gambar dari moment yang di dapet aja, memiliki nilai dan lebih mendalam aja. Narasumbernya pun lebih banyak,

Tim Program Berkas Kompas

- Riset Internet, majalah, koran, litbang kompas, dan jaringan. - Narasumber dan

lokasi liputan. - Paper trails dan


(65)

51

tayangan 24 menit dibagi 3 segmen itu kan bukan hal yang mudah untuk mengumpulkan data-data sebanyaknya…”54

Dalam pengambilan gambar, kamerawan menyesuaikan apa yang diinginkan produser dan kemudian diaplikasikan dengan berbagai macam tehnik pengambilan gambar, peng-anglean, dan kebutuhan gambar dari program tersebut.

Tak jarang kerja investigasi wartawan kerap menemukan area liputan yang mesti dibuka dengan sengaja, dicari dengan hitungan asumsi tertentu, dan dikontak dengan ketekunan dalam menarik narasumber untuk membeberkan keterangan yang diperlukan.55

…”Pada dasarnya saya menyajikan apa yang diterjemahkan produser itu seperti apa. Termasuk dalam areal kamera dilarang masuk, gimana caranya momentnya ada, gambarnya masuk, sesuai sama kontennya. Pada dasarnya namanya moment, mau gambarnya itu goyang-goyang atau gimana tapi karena itu moment ya menjadi gambar yang bagus. Diberkom itu lebih ke 5W 1H deh, mendingan gambar itu banyak jadi pas editing itu enak dipilihnya daripada gambar yang kurang. Seorang kamerwan juga harus mempertanggung jawabkan kenapa gambarnya dibikin seperti ini, dan gambar di berkom juga bisa didapat dari contributor lain sebagai tambahan… ”

Layak tidaknya tayangan berita di televisi, sangat ditentukan ketersediaan gambar. Sekalipun memiliki segudang data, tetapi tidak didukung gambar yang memadai, tayangannya hanya akan sia-sia. Tayangan berita televisi harus menonjolkan gambar menarik dan dramatis. Gambar

54

Wawancara Pribadi dengan kamerawan program Berkas Kompas Anton Magaski, Jakarta 21 Juni 2013, 15.30WIB.

55


(1)

tempat, misalnya kita disegmen itu kita lagi liputan yang narasumbernya dari pemerintahan kemen Pu, ya kita ambil gedung kemen pu nya, ya seperti itu.

4. Untuk wawancara narasumber apakah ada pemilihan tempat/ lokasi untuk melakukan wawancara?

Karena kita yang perlu dan tergantung kondisinya juga, kalo bisanya di rumah ya kita samperin janjian jam berapa kita ketemuan. karena kita yang butuh ya kita sesuaikan aja. Untuk janjian sama narsum, kita harus tau liputannya didalam atau diluar, kondisinya kan beda-beda. Misalnya, saya kan di dalam kota, narsum kita juga di kota yg sama tapi jadwal nya dia padet banget. Gimana caranya kita bisa wawancara dia sedangkan kita butuh banget, gimana caranya karena kita mendekati deadline, kita bikin plan A plan B plan C. pokoknya kita harus bikin planning, semua itu kan harus dipersiapkan dari pra, produksi, sampe pasca, itu semua bersangkutan dari budgeting lah ini lah itulah, produksi kita butuh budgeting berapa.

5. Bagaimana untuk pengambilan gambar saat wawancara narasumber yang disamarkan?

Kalau untuk narasumber yang disamarkan itu kan harus diperhatikan bagaimana orang itu mengutarakan fakta tanpa harus keliatan wajahnya, itu ya kita gunakan tekhnik apa wajahnya kita black, atau blur.

6. Gambar yang bagus menurut mas seperti apa?

Untuk gambar yang bagus, diliat dari semua unsurnya yang lengkap banget, itu menjadi sebuah estetika yang baik. Dan buat editor pun sudah kita manjakan dengan banyaknya gambar-gambar, dan meminimalisir pekerja si editor sendri.


(2)

Dan saya berusaha mengambil gambar dari berbagai macam angle, pernah saya ke hambalang dan medannya itu berat banget, kalo mau dapet angle yang bagus, kita jalan berkilometer, manjat-manjat, ya akhirnya dapet, dan Alhamdulillah dari seluruh televisi belum ada ngambil gambar hambalang seperti saya ambil. Untuk ngambil gambar yang bagus itu perlu usaha. Mungkin produser minta ambil gambar hambalang, akhirnya saya usaha dengan selalu menyajikan pilihan-pilihan gambar yang banyak. Dari pada satu episode tiga segmen itu mnjadi gambar pengulangan atau gambar yang sama ya itu sayang aja.

7. Ketika adanya suatu perbedaan pendapat dengan reporter di lapangan bagaimana mengatasinya?

Kamerman itu penterjemah kedalam sebuah bahasa visual, kita pasti butuh yang namanya masukan, usulan. Untuk perbedaan pendapat ngasih masukan itu sih variatif ya, gak yang mutlak. Kalo mau gambar yang seperti ini, dan saya seperti itu ya kita diskusikan, atau usulan dari reporter kita ambil, ya kita bekerja sebagai team work lah, pasti ingin memberikan yang terbaik, kita kerja kan sebagi team bukan individu.

Jakarta, 21 Juni 2013 Penulis Narasumber


(3)

DAFTAR WAWANCARA

Nama : Dewi Febriyanti NIM : 109051100047

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Jurnalistik

Ket : Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi.

{Program Studi Sarjana (S1)}

Materi : Analisis Gatekeeping dalam Produksi Berita: Kasus Program Berkas Kompas di Kompas TV

Narasumber : Arya Paksi

Jabatan : Editor

Tanggal : 7 Juni 2013, Pukul 14.00 – Selesai.

1. Program apa saja yang mas kerjakan selain Berkas Kompas? Apakah tetap sebagai editor Berkas Kompas saja?

Tetap sih, Kalo berkom kan dari senin sampai kamis, jumatnya bantu-bantu di program sport.

2. Apakah di Berkas Kompas punya standar pengeditan? Dan apakah ciri khas dari Berkas Kompas dalam pengeditannya ?


(4)

Pas episode awal, Berkas Kompas dulu formatnya beda, tau ga yang kaya metro realitas? Ada presenternya kan sebelum mulai penayangan, dulu berkom juga sempet kaya gitu, tapi karena seiring berjalannya waktu, mau membuat suatu yang berbeda, akhirnya berkom seperti sekarang tanpa presenter. Dulu juga awal-awal masuk berkom awalnya nyari bentuknya itu lumayan lama dari gaya editingnya, gambarnya, baru ketemunya tuh pas episode yang ke 20, sebelumnya berubah-ubah. Aku juga cari referensi, rajin-rajin liat video dari luar, akhirnya ada inovasi sendiri kan. Untuk khas editing paling warnanya, kecoklatan biar dramatis gitu, beda dari program-program investigasi lain yang jreng-jreng.

3. Gambar seperti apa yang layak dalam penyeleksian atau editing gambar?

Yang pasti gambarnya jelas, fokus, sesuai dengan tor dan tidak extreme. Terkadang kan kalo kameraman ngambil dari kacamatanya dia tuh pasti ada yang bagus pas diedit belum tentu, itu menjadi bahan pertimbangan dan didiskusikan sama produser enaknya diapain gimana bagusnya, inovasi sendirilah di tambah-tambahin lagi.

4. Kendala apa saja yang sering mengganggu saat melakukan pengeditan?

kalo udah mepet-mepet, baru dateng materinya siang, kita kan kamis malam ya tayangnya, kadang ada materi belum lengkap jadi nunggu materinya dulu baru diedit belum lagi nge-rendernya lama.

5. Saat dilakukan Quality Control, pernah tidak editan tersebut di edit kembali karena ada yang tidak sesuai?


(5)

Jakarta, 7 Juni 2013 Penulis Narasumber


(6)