58
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah.
2 Bank DKI Syariah
Tabel 4.7 Hasil Uji F Bank DKI Syariah
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regressi
on 3.801
3 1.267 175.81
5 .000
a
Residual .086
12 .007
Total 3.888
15 a. Predictors: Constant, LnTAset, LnBOpr, LnTSimp
b. Dependent Variable: LnTPemb
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil uji F diperoleh F
hitung
sebesar 175,815 dan lebih besar dari F
tabel
dengan N1 k-1 = 2 dan N2 n-k = 12 maka didapat F
tabel
sebesar 3,49. Karena F
hitung
lebih besar dari F
tabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output
total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank DKI Syariah.
C. Pengukuran Efisiensi Perbankan
Dengan memasukan variabel input dan output yang telah ditentukan ke dalam model regresi, persamaan SFA dapat dituliskan kembali menjadi:
59
1
Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah Tabel 4.8
Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Jabar Banten Syariah Model
t
hitung
Constant -6,270
LnTSimp -2,355
LnBOpr 0,44
LnTAset- 3,675
Sumber: Data sekunder yang diolah Untuk membuat model prediksi tingkat efisiensi, maka angka dari
hasil estimasi regresi berganda milik Bank Jabar Banten Syariah di atas dimasukan ke dalam rumus di bawah ini:
lnLR= β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................4.1
Sehingga bentuk model prediksi tingkat efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dapat ditulis sebagai berikut:
lnLR = -6,270 + – 2,355 lnTSimp - 0,44 lnBOpr + 3,675 lnTAset
Dalam persamaan di atas, konstanta LR adalah sebesar -6,270. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output total pembiayaan, total
simpanan, beban operasional, dan total aset dianggap konstan tetap atau dianggap 1 maka industri Bank Jabar Banten Syariah akan mendapatkan
60
rugi sebesar 5.37032E-07 juta dari total aktiva. anti log -6,270 = 5.37032E- 07
Pada variabel total simpanan koefisien regresi sebesar -2,355 menunjukkan bahwa jika eksponen total simpanan mengalami peningkatan
sebesar 1 maka industri perbankan syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 235,5.
Pada variabel beban operasional koefisien regresi 0,44 menunjukkan bahwa jika eksponen beban operasional mengalami peningkatan sebesar 1
maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 44.
Pada variabel total aset koefisien sebesar 3,675 menunjukkan jika eksponen total aset mengalami peningkatan sebesar 1 maka industri
perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 367,5. Dari data yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai efisiensi
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Tingkat Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
Kuartal 2011
2012 2013
2014 1
0.9835 0.9161
0.9352 0.9833
2 0.9983
0.9913 0.9176
0.9719 3
0.9315 0.9424
0.9986 0.9668
4 0.8739
0.8884 0.9493
0.9891 rata-rata
0.9468 0.93455
0.95018 0.97778
61
Total 0.95233
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa efisiensi Bank Jabar Banten Syariah BJBS pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 yaitu
sebesar 0,95233. Efisiensi tertinggi BJBS pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 3 tahun 2013 yaitu sebesar 0,9986. Efisiensi terendah dialami BJBS
pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,8739. Untuk efisiensi rata-rata tahunan terbesar BJBS selama periode penelitian
terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,97778. Sedangkan terendah terjadi pada 2012 yaitu sebesar 0,93455.
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank Jabar Banten Syariah selalu mengalami fluktuasi dalam
setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.5 Grafik Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
0.9468 0.93455
0.950175 0.977775
0.91 0.92
0.93 0.94
0.95 0.96
0.97 0.98
0.99
1 2
3 4
62
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa efisiensi BJBS menurun pada tahun 2012. Namun, penurunan efisiensi BJBS tidak terlalu signifikan
karena hanya turun 1,13. Pada tahu berikutnya terjadi peningkatan sebesar 1,7 pada tahun 2013 dan naik lagi sebesar 2,78 pada tahun 2014.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen bank sudah mampu menjaga dan bahkan cenderung meningkatkan tingkat efisiensi selama
periode penelitian. 2
Efisiensi Bank DKI Syariah Tabel 4.10
Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank DKI Syariah Model
t
hitung
Constant -2,154
LnTSimp -0,251
LnBOpr 0,16
LnTAset- 1,373
Sumber: Data sekunder yang diolah Untuk membuat model prediksi tingkat efisiensi, maka angka dari
hasil estimasi regresi berganda milik Bank DKI Syariah di atas dimasukan ke dalam rumus di bawah ini:
lnLR= β0 + β1lnP1 - β2lnP2 + βnlnP3 + En .....................4.1
sehingga bentuk model prediksi tingkat efisiensi Bank DKI Syariah dapat ditulis sebagai berikut:
lnLR = -2,154 – 0,251 lnTSimp + 0,16 lnBOpr + 1,373 lnTAset
63
Dalam persamaan diatas, konstanta LR adalah sebesar -2,154. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output total pembiayaan, total
simpanan, beban operasional, dan total aset dianggap konstan tetap atau dianggap 1 maka industri Bank DKI Syariah akan mendapatkan rugi
sebesar 0,007014553 juta dari total aktiva. anti log -2,154 = 0,007014553 Pada variabel total simpanan koefisien regresi sebesar -0,251
menunjukkan bahwa jika eksponen total simpanan mengalami peningkatan sebesar 1 maka industri perbankan syariah akan mengalami inefisiensi
sebesar 25,1. Pada variabel beban operasional koefisien regresi 0,16 menunjukkan
bahwa jika eksponen beban operasional mengalami peningkatan sebesar 1 maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi
sebesar 16. Pada variabel total aset koefisien sebesar 1,373 menunjukkan jika
eksponen total aset mengalami peningkatan sebesar 1 maka industri perbankan syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 137,3.
Dari data yang didapatkan, maka dapat diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tingkat Efisiensi Bank DKI Syariah
Kuartal 2011
2012 2013
2014 1
0.7123 0.9949
0.9744 0.98
2 0.9638
0.9229 0.9715
0.933
64
3 0.9099
0.9808 0.9345
0.8927 4
0.9999 0.9296
0.9654 0.8781
rata-rata 0.89648
0.95705 0.96145
0.92095 Total
0.93398 Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa efisiensi Bank DKI Syariah pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 yaitu sebesar 0,93398.
Efisiensi tertinggi Bank DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 4 tahun 2011 yaitu sebesar 0,9999. Efisiensi terendah dialami Bank
DKI Syariah pada periode tersebut terjadi pada Kuartal 1 tahun 2011 yaitu sebesar 0,7123. Untuk efisiensi rata-rata tahunan terbesar Bank DKI Syariah
selama periode penelitian terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,96145. Sedangkan terendah terjadi pada 2011 yaitu sebesar 0,896485
Dari uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank DKI Syariah mengalami fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hal
ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Bank DKI Syariah
65
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar grafik diatas terlihat bahwa efisiensi Bank DKI Syariah meningkat cukup signifikan pada tahun 2012 yaitu sebesar 6,06 dibanding
tahun sebelumnya. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2013 sebesar 0,5 di tahun 2013.Akan tetapi terjadi penurunan efisiensi Bank DKI Syariah
sebesar 4,04 di tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen Bank DKI Syariah belum mampu menjaga konsistensi tingkat
efisiensi selama periode penelitian. Dengan demikian, dari proses pengukuran efisiensi dari Bank Jabar
Banten Syariah dan Bank DKI Syariah, maka didapatkan hasil perbandingan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Perbandingan Efisiensi Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah
Q 2011
2012 2013
2014 BJBS BDKIS BJBS BDKIS BJBS BDKIS BJBS BDKIS
1 0.9835 0.7123 0.9161 0.9949 0.9352 0.9744 0.9833 0.98
0.896475 0.95705
0.96145
0.92095
0.86 0.88
0.9 0.92
0.94 0.96
0.98
1 2
3 4
66
2 0.9983 0.9638 0.9913 0.9229 0.9176 0.9715 0.9719 0.933
3 0.9315 0.9099 0.9424 0.9808 0.9986 0.9345 0.9668 0.8927 4 0.8739 0.9999 0.8884 0.9296 0.9493 0.9654 0.9891 0.8781
M 0.9468 0.8965 0.9346 0.9571 0.9502 0.9615 0.9778 0.9210 Keterangan: Q = Kuartal
M = MeanRata-rata Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah lebih baik dibanding dengan Bank DKI
Syariah. Meskipun ada saat tertentu dimana bank DKI Syariah memiliki efisiensi lebih tinggi dari Bank Jabar Banten Syariah. Hal itu dimungkinkan karena ada
perbedaan jenis antara Bank Jabar Banten Syariah yang merupakan BUS dan Bank DKI Syariah yang merupakan UUS. Sehingga kemampuan Bank Jabar Banten
Syariah untuk menciptakan kinerja yang lebih baik cenderung lebih tinggi dari Bank DKI Syariah.
67
BAB V PENUTUP