Analisis Regresi ANALISIS DAN PEMBAHASAN

46 bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim JL. KH. Wahid Hasyim no. 153, Jakarta Pusat. PT. Bank DKI pada saat dibentuknya unit usaha syariah sebesar Rp 2 miliar dan di akhir tahun 2007 meningkat menjadi Rp 100 miliar. Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis berdasarkan prinsip syariah. Unit Usaha Syariah UUS Bank DKI adalah bagian dari Bank DKI, maka dana yang dikeluarkan tersebut tidak dicatatkan sebagai modal UUS Bank DKI. Di sisi lain, legalitas UUS Bank DKI mengikuti legalitas Bank DKI sebagai suatu entitas usaha perbankan. b. Visi dan Misi Visi Bank DKI Syariah adalah menjadi Bank terbaik yang membanggakan. Sedangkan misi dari Bank DKI Syariah yaitu bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan pemprov DKI yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional.

B. Analisis Regresi

1 Uji Asumsi Ordinary Least Square OLS

a. Uji Normalitas

1 Bank Jabar Banten Syariah Gambar 4.1 47 Hasil Uji Normalitas Bank Jabar Banten Syariah Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Jabar Banten Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data. 2 Bank DKI Syariah Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank Bank DKI Syariah 48 Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank DKI Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data.

b. Uji Autokorelasi

Tabel 4.1 Hasil Uji Autokorelasi Nama Bank Durbin Watson Bank Jabar Banten Syariah 1,770 Bank DKI Syariah 1,433 Sumber: Data sekunder yang diolah Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin Watson Uji Dw. Berikut hasil uji autokorelasi pada masing-masing bank. Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Bank Jabar Banten Syariah adalah sebesar 1,770 dan Bank DKI Syariah sebesar 1,433. Hal ini berarti semua nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi kedua 49 bank tidak mengandung autokorelasi.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah data residual memiliki varian yang berbeda atau sama. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Begitu juga sebaliknya, model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Berikut hasil uji heterokedastisitas pada masing-masing bank umum syariah dapat dilihat pada grafik berikut: 1 Bank Jabar Banten Syariah Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank Jabar Banten Syariah Sumber: Data sekunder yang diolah 50 Dari gambar diatas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Jabar Banten Syariah telah bebas dari gejala heterokedastisitas. 2 Bank DKI Syariah Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Bank DKI Syariah Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar diatas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank DKI Syariah telah bebas dari gejala heterokedastisitas. 51

d. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Variable BJB Syariah Bank DKI Syariah Tolerance VIF Tolerance VIF LnTSimp .005 188.178 .183 5.466 LnBOpr .574 1.742 .439 2.279 LnTAset .005 183.982 .192 5.195 Sumber: Data sekunder yang diolah Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflatio Factor VIF dan nilai tolerance-nya. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance-nya 0,10 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas pada masing-masing bank. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada Bank Jabar Banten Syariah, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 yaitu variabel beban operasional. Maka, kesimpulannya data pada Bank Jabar Banten Syariah yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel total simpanan dan total aset. Pada Bank DKI Syariah variabel yang memiliki nilai tolerance lebih 52 dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 yaitu semua variabel Sehingga, data pada Bank DKI Syariah seluruh variable terbebas dari gejala multikolinearitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada Bank Jabar Banten Syariah terkena gejala multikolinearitas dan Bank DKI Syariah tidak terkena gejala multikolinearitas. 2 Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi R

2 Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Nama Bank R 2 Bank Jabar Banten Syariah 0,986 Bank DKI Syariah 0,972 Sumber: Data sekunder yang diolah Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas secara serentak terhadap variabel tidak bebas dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi ganda atau R 2 . Berikut hasil uji R 2 dari masing-masing bank Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Bank Jabar Banten Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,986 atau 98,6. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas total simpanan, beban operasional, dan total aset secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total pembiayaan sebesar 98,6 dan sisanya sebesar 2,2 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam 53 model penelitian. Pada Bank DKI Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,972 atau 97,2. Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas total simpanan, beban operasional, dan total aset secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total pembiayaan sebesar 97,2 dan sisanya sebesar 3,8 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.

b. Uji t

1 Bank Jabar Banten Syariah Tabel 4.4 Hasil Uji t Bank Jabar Banten Syariah Model t hitung t tabel Constant -5,713 2,131 LnTSimp -6,425 2,131 LnBOpr 1,765 2,131 LnTAset- 8,685 2,131 Sumber: Data sekunder yang diolah Uji t digunakan untuk menguji kuatnya hubungan masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabell yang didapat dari masing-masing variabel dengan menggunakan taraf signifikan 95 α = 5. Berikut adalah hasil uji t dari masing- masing bank. Dengan membandingkan t hitung dan t tabel dalam tabel di 54 atas, dapat dilihat bahwa secara individu hanya variabel total aset yang mempengaruhi laba Bank Jabar Banten Syariah. Berikut adalah penjelasan secara individu terhadap variabel-variabel independen Bank Jabar Banten Syariah. a Total Simpanan LnTSimp Variabel total simpanan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel - 6,425 2,131. Hal ini dimungkinkan karena kenaikan total simpanan tidak meningkatkan kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan. b Beban Operasional LnBOpr Variabel beban operasional secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel 1,765 2,1311. Hal ini dimungkinkan karena kenaikan beban operasional berarti tidak menunjukkan kinerja bank lebih meningkat dalam melakukan pembiayaan. c Total Aset LnTAset Variabel total aset secara statistik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Jabar Banten Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel 8,685 2,131. Hal ini dimungkinkan karena meningkatnya total aset berarti membuat bank tersebut lebih banyak memiliki modal untuk menyalurkan 55 pembiayaan dan berdampak pada meningkatnya laba Bank Jabar Banten Syariah. 2 Bank DKI Syariah Tabel 4.5 Hasil Uji t Bank DKI Syariah Model t hitung t tabel Constant -2,702 2,131 LnTSimp -2,572 2,131 LnBOpr 0,415 2,131 LnTAset- 12,173 2,131 Sumber: Data sekunder yang diolah Dengan membandingkan t hitung dan t tabel dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara individu hanya variabel total aset yang mempengaruhi laba Bank DKI Syariah. Berikut adalah penjelasan secara individu terhadap variabel-variabel independen Bank DKI Syariah. d Total Simpanan LnTSimp Variabel total simpanan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel - 2,572 2,131. Hal ini dimungkinkan karena kenaikan total simpanan tidak meningkatkan kemampuan bank dalam melakukan pembiayaan. e Beban Operasional LnBOpr 56 Variabel beban operasional secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel 0,415 2,131. Hal ini dimungkinkan karena kenaikan beban operasional berarti tidak menunjukkan kinerja bank lebih meningkat dalam melakukan pembiayaan. f Total Aset LnTAset Variabel total aset secara statistik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi Bank DKI Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel 12,173 2,131. Hal ini dimungkinkan karena meningkatnya total aset berarti membuat bank tersebut lebih banyak memiliki modal untuk menyalurkan pembiayaan dan berdampak pada meningkatnya laba Bank DKI Syariah. c. Uji F 1 Bank Jabar Banten Syariah Tabel 4.6 Hasil Uji F Bank Jabar Banten Syariah 57 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressi on 2.108 3 .703 341.98 3 .000 a Residual .025 12 .002 Total 2.133 15 a. Predictors: Constant, LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb Sumber: Data sekunder yang diolah Untuk mengetahui signifikasi pengaruh semua variable independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan Uji F. Analisis dari hasil uji F simultan dimaksudkan untuk membuktikan penelitian yang menyatakan bahwa variabel terikat mempengaruhi variabel bebas. Cara menentukan apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan yaitu dengan membandingkan F hitung yang dihasilkan oleh regresi linear berganda dengan F tabel pada taraf signifikan sebesar 95 α=0,05. Dari hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 341,983 dan lebih besar dari F tabel dengan N1 k-1 = 2 dan N2 n-k = 15 maka didapat F tabel sebesar 3,49. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan 58 berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Jabar Banten Syariah. 2 Bank DKI Syariah Tabel 4.7 Hasil Uji F Bank DKI Syariah ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressi on 3.801 3 1.267 175.81 5 .000 a Residual .086 12 .007 Total 3.888 15 a. Predictors: Constant, LnTAset, LnBOpr, LnTSimp b. Dependent Variable: LnTPemb Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 175,815 dan lebih besar dari F tabel dengan N1 k-1 = 2 dan N2 n-k = 12 maka didapat F tabel sebesar 3,49. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, atau dapat diartikan bahwa variabel input dan output total simpanan, beban operasional, total aset dan total pembiayaan berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank DKI Syariah.

C. Pengukuran Efisiensi Perbankan