c. Faktor capital, mengharapkan agar principal mempunyai sumber
keuangansumber dana yang cukup untuk membiayai volume pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
d. Faktor condition, penilaian kondisi perusahaan apakah menunjukkan
penurunan ataukah perkembangan. Penilaian berdasarkan laporan administrasi, laporan keuangan dan sebagainya.
96
Surety company baru akan membayar kerugian apabila telah nyata-nyata terbukti adanya kegagalan dari pihak principal, surety company hanya akan
membayar kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan pihak principal sampai jumlah maksimum yang diperjanjikan.
B. Prosedur Dan Syarat Mendapatkan Surat Jaminan Surety bond Di
Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan
Pada dasarnya setiap perusahaan asuransi mempunyai persyaratan yang kurang lebih sama bagi kontraktor principal yang ingin mendapatkan surety
bondyaitu dengan menempuh prosedur sebagai berikut :
1. Mengisi SPPA Surat Permohonan Penutupan Asuransi
Ketika mengisi surat permohonan dalam hal pengadaan barang danjasa diwajibkan melampirkan nomor dokumen sedangkan dalam hal bidang
konstruksi, pencatuman nomor dokumen tidak diwajibkan. 2.
Menyerahkan Dokumen Umum seperti, a.
Copy akta beserta perubahannya jika ada
96
Djumialdji, Op.cit., hlm.147
Universitas Sumatera Utara
b. Laporan keuangan selama 2 tahun terakhir, diutamakan yang telah diaudit
oleh akuntan publik. c.
Copy Rekening Koran RC pertanggal neraca dan 2 bulan terakhir. d.
Daftar pekerjaan-pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan maupun pekerjaan yang telah diselesaikan.
e. Company Profile yang berisi antara lain struktur organisasi perusahaan.
f. Daftar Riwayat Hidup Direksi dan Staff Ahli
g. Copy surat izin yang masih berlaku seperti SIUP surat izin usaha
perdagangan, SIUJK surat izin usaha jasa konstruksi, Surat Keterangan Izin Tempat Usaha, Surat Keterangan Domisili.
h. Copy surat pendukung lainnya seperti NPWP nomor pokok wajib pajak,
Surat Referensi Bank, Surat Keanggotaan Asosiasi. i.
Surat Persetujuan Ganti Rugi Kepada Surety SPGRKS 3.
Melengkapi dokumen persyaratan khusus sebagai berikut : a.
Jaminan PenawaranBid Bond
97
b. Jaminan PelaksanaanPerformance Bond
: Surat Undangan LelangRencana Kerja dan Syarat-syarat RKS.
98
c. Jaminan Uang mukaAdvance Payment Bond
: Surat Perintah KerjaKontrak KerjaSurat Penunjukan Sebagai PemenangPO Purchase Order.
99
97
Nilai jaminan yang diberikan pada umumnya 1-3 dari Pabu HPS harga perkiraan sementara
98
Nilai jaminan yang diberikan adalah 5 dari harga kontrak
: Kontrak KerjaSurat Perintah Kerja untuk jenis Konstruksi atau PO untuk Pengadaan barang
dan jasa untuk jenis Non-Konstruksi.
Universitas Sumatera Utara
d. Jaminan pemeliharaanMaintenance Bond
100
Dasar hukum dari pada perjanjian pemberian jaminan dalam bentuk Surety bondadalah perjanjian pada umumnya sebagaimana diatur di dalam buku III KUH
Perdata tentang perikatan pada umumnya dan karena perjanjian pemberian jaminan ini adalah juga bersifat perjanjian tambahan accesoir terhadap
perjanjian pokok maka ditegaskan pula pengaturannya dalam buku III KUH Perdata pada penjelasan tentang perjanjianpersetujuan yang disebut
penanggungan, dalam bahasa belanda disebut borghtochten seperti yang diatur dalam pasal 1820 sampai dengan pasal 1850 KUH Perdata.
: Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Buku III KUH Perdata menganut asas “kebebasan berkontrak” dalam hal membuat perjanjian, artinya bahwa orang leluasa untuk membuat perjanjian apa
saja, asal tidak melanggar ketentuan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Asas ini dapat disimpulkan dari pasal 1338 KUH Perdata yang
menyatakan bahwa segala perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya, dan bersifat mengikat bagi kedua
belah pihak.
101
99
Nilai jaminan yang diberikan dibawah 1 satu Milyar rupiah adalah 30 , sedangkan untuk harga kontrak lebih besar dari 1 satu milyar adalah 20 dikecualikan dinas tertentu yang
meminta 30
100
Nilai jaminan yang diberikan adalah 5 dari nilai kontrak.
101
Komariah, 2010, Hukum Perdata, UMM Press, Malang, hlm.137.
Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah sesuatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang mengikatkan dirinya kepada
seseorang atau beberapa orang lain. Perumusan pengertian perjanjian ini erat hubungannya dengan pembicaraan tentang syarat-syarat perjanjian yang diatur
dalam pasal 1320 KUH Perdata.
Universitas Sumatera Utara
Agar suatu kontrak oleh hukum dianggap sah sehingga mengikat kedua belah hidup, maka kontrak tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-
syarat sahnya kontrak tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : 1.
Syarat sah yang umum, yang terdiri dari : a.
Syarat sah umum berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata yang terdiri dari,
102
a. Syarat Subjektif
b. adalah syarat yang berkaitan dengan subjek perjanjian
meliputi, antara lain : a adanya kesepakatanizin kedua belah pihak; b kedua belah pihak harus cakap bertindak. Konsekuensi yuridis dari
tidak dipenuhinya salah satu dari syarat subjektif ini adalah bahwa kontrak tersebut “dapat dibatalkan” oleh salah satu pihak yang
berkepentingan. Apabila tindakan pembatalan tersebut tidak dilakukan, maka kontrak tetap terjadi dan harus dilaksanakan seperti suatu kontrak
yang sah. Syarat Objektif
b. Syarat sah umum berdasarkan pasal 1338 dan 1339 KUH Perdata, yang
terdiri dari : adalah syarat yang berkaitan dengan objek perjanjian.
Syarat objektif ini meliputi, antara lain : a adanya objek perjanjian dan b adanya sebab yang halal. Konsekuensi hukum jika salah satu syarat
objektif ini tidak dipenuhi adalah bahwa kontrak tersebut tidak sah dan batal demi hukum.
1 Syarat itikad baik.
102
Titik Triwulan Tutik, Op.cit., hlm. 225
Universitas Sumatera Utara
2 Syarat sesuai dengan kebiasaan.
3 Syarat sesuai dengan kepatutan.
4 Syarat sesuai dengan kepentingan umum.
Apabila kontrak dilakukan dengan melanggar salah satu dari empat 4 prinsip tersebut, maka konsekuensi yuridisnya adalah bahwa kontrak yang
demikian tidak sah dan batal demi hukum. 2.
Syarat sah yang khusus, yang terdiri dari : a.
Syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu. b.
Syarat akta Nomortaris untuk kontrak-kontrak tertentu. c.
Syarat akta pejabat tertentu yang bukan notaris untuk kontrak-kontrak tertentu.
d. Syarat izin dari yang berwenang.
Maka surety bondsebagai suatu perjanjian harus tunduk pada peraturan- peraturan pada buku III KUH Perdata. Sebagai suatu perjanjian maka surety
bondjuga harus tunduk terhadap pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya perjanjian.
Disamping itu karena surety bondmerupakan suatu perjanjian pemberian jaminan yang dalam sistem hukum dikenal sebagai perjanjian penanggungan
maka dasar hukum surety bonddiatur di dalam pasal 1820-1850 KUH Perdata yang mengatur tentang perjanjian penanggungan borghtochten. “Penanggungan
adalah suatu persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya debitur manakala orang
ini sendiri tidak memenuhinya”, demikianlah rumusan pasal1820 KUH Perdata.
Universitas Sumatera Utara
Dari rumusan yang diberikan tersebut dapat kita ketahui bahwa suatu penanggungan utang meliputi beberapa unsur, yaitu :
103
1. Penanggungan utang adalah suatu bentuk perjanjian, berarti sahnya
Penanggungan utang tidak terlepas dari sahnya perjanjian yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata.
2. Penanggungan utang melibatkan keberadaan suatu utang yang terlebih dahulu
ada. Hal ini berarti tanpa keberadaan utang yang ditanggung tersebut, maka penanggungan utang tidak pernah ada.
3. Penanggungan utang dibuat semata-mata untuk kepentingan kreditur, dan
bukan untuk kepentingan debitur. 4.
Penanggungan utang hanya mewajibkan penanggung memenuhi kewajibannya kepada kreditur manakala debitur telah terbukti tidak
memenuhi kewajiban atau prestasi atau kewajibannya. Karena surety bondmerupakan salah satu produk yang diterbitkan oleh
perusahaan asuransi yang tunduk pada ketentuan-ketentuan perasuransian yang berlaku maka ketentuan-ketentuan surety bondpun juga mengacu kepada
ketentuan-ketentuan perasuransian. Perasuransian di Indonesia diatur didalam beberapa ketentuan, yakni baik didalam KUHD, maupun Undang-UndangNomor
40Tahun 2014 Tentang Perasuransian beserta peraturan pelaksananya. Didalam hukum perasuransian, surety bonddiatur didalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor : 124PMK.0102008 tanggal 03 September 2008 tentang penyelenggaraan lini usaha asuransi kredit dan suretyship yang merupakan
103
Gunawan Widjaja Kartini Muljadi, 2003, Penanggungan Utang dan Perikatan Tanggung Menanggung, PT RajaGrafindo Persada, Jakarata, hlm. 13.
Universitas Sumatera Utara
pengaturan lebih lanjut dari peraturan sebelumnya yakni Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 422KMK.062003 tanggal 30 September 2003 tentang
Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Adapun pengaturan surety bonddidalam ketentuan pasal 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
422KMK.062003 adalah sebagai berikut : Perusahaan Asuransi Kerugian yang akan memasarkan produk asuransi
baru Surety bonddan atau yang sejenis, selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1, harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut: a.
Memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi ajun ahli manajemen asuransi kerugian dengan pengalaman di bidang surety bondsekurang-kurangnya
3 tiga tahun; b.
Jenis jaminan yang ditutup terbatas hanya pada penjaminan konstruksi construction bond dan custom bond.
Kemudian pengaturan surety bonddiperluas lagi didalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 124PMK.0102008 tanggal 03 September 2008. Adapun
pengaturannya secara garis besar sebagai berikut : 1.
Ketentuan wajib bagi perusahaan asuransi yang ingin memasarkan produk asuransi kredit dan suretyship :
a. Memiliki solvabilitas dan rasio keuangan yang sesuai dengan ketentuan
kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. b.
Rasio likuiditas paling rendah 150 . c.
Memiliki tenaga ahli asuransi. d.
Memiliki pegawai yang telah mengikuti pelatihan khusus di bidang asuransi kredit dan suretyship.
e. Memiliki manual underwriting untuk setiap produk asuransi kredit dan
suretyship yang dipasarkan.
Universitas Sumatera Utara
f. Memiliki sistem informasi untuk pengecekan mengenai kebenaran
penerbitan asuransi kredit dan suretyship. g.
Menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan terhadap pegawai yang bertanggung jawabmenangani produk asuransi kredit dan suretyship.
2. Ketentuan harus memiliki modal sendiri paling sedikit Rp. 250.000.000.000,-
dua ratus lima puluh milyar rupiah. 3.
Ketentuan wajib membuat laporan kepada menteri. 4.
Ketentuan untuk menentukan besaran imbal jasa. Selain dalam hukum perasuransian mengenai surety bondjuga diatur di dalam
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 pasal 1 angka 35
dijelaskan bahwa surat jaminan yang selanjutnya disebut jaminan, adalah jaminan tertulis bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat unconditional baik
dikeluarkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, perusahaan asuransi yang diserahkan oleh penyedia barangjasa untuk menjamin terpenuhinya kewajiban
penyedia barangjasa. Hal ini berarti bahwa Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 mengatur juga tentang surety bondsebagai jaminan yang dikeluarkan
perusahaan asuransi. Kemudian pasal 67 ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun
2010
104
a. Jaminan penawaran
menjelaskan jenis-jenis jaminan untuk pengadaan barang jasa sebagai berikut :
104
Perubahan kedua atas Peraturan Presiden ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
b. Jaminan pelaksanaan
c. Jaminan uang muka
d. Jaminan pemeliharaan
e. Jaminan sanggahan banding
Pada pasal 67 ayat 3 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dijelaskan bahwa jaminan harus dapat dicairkan tanpa syarat unconditional sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat 14 empat belas hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pejabat Pembuat Komitmen diterima oleh Penerbit
Jaminan. Keberadaan Surety bondini memberikan akses yang lebih besar kepada
principalyang tidak memiliki modal begitu besar untuk berperan serta dalam proyek-proyek pemerintah yang bernilai besar. Hal ini sekaligus juga menciptakan
iklim persaingan yang sehat diantara principalitu sendiri dan juga mencegah terjadinya iklim persaingan yang tidak sehat seperti monopoli yang mungkin
dilakukan oleh Principal yang memiliki modal besar.
C. Tanggung jawab Para Pihak Bila Timbul Risiko Dalam Surety bond