Spektroskopi Infra Merah IR Spektroskopi Massa

b. Spektroskopi

1 H-NMR Jenis spektroskopi ini dapat mengungkapkan keberadaan proton H baik posisi relatif terhadap proton sekitar dan jumlahnya dalam suatu molekul. Informasi tersebut merupakan interpretasi dari pola splitting, coupling, nilai integral spin dan pergeseran kimia yang terjadi Silverstein, 1991.

3. Spektroskopi Massa

Spektroskopi jenis ini akan memberikan gambaran umum suatu molekul. Data yang diperoleh berupa fragmentasi hasil penembakan molekul oleh elektron berkekuatan tinggi Sastrohamidjojo, 1991; Silverstein, 1991.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu :

A. Sampel Uji Penelitian

Tanaman Ara diperoleh dari daerah Tanggamus yang diambil pada bulan Agustus 2014 berupa akar keras yang terdapat di dalam tanah. Diambil 5 kg lalu dikeringkan dengan diangin-anginkan dan terlindung dari cahaya matahari secara langsung selanjutnya dipisahkan kulit dari bagian batang dan digiling menjadi serbuk kemudian diayak dengan ukuran ayakan 65 mesh.

B. Bahan Penelitian

Aquades, heksana, kloroform, etil asetat, butanol, metanol, etanol 70, serbuk magnesium, serbuk DPPH, serbuk Natrium asetat anhidrat, serbuk AlCl 3 , pereaksi sitroborat, serbuk silika, plat KLT GF 254 dan DMSO.

C. Peralatan

Timbangan, oven, seperangkat alat gelas, lampu UV, spektroskopi UV -VIS, spektrofotometer 1 H-NMR, corong pisah, rotary evaporator, mikropipet dan corong pisah.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di : 1. Laboratorium Kimia Organik, Fakultas MIPA, Universitas Lampung. 2. Laboratorium Teranokoko, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung untuk pengujian HPTLC. 3. Laboratorium Kimia Analitik Universitas Malahayati di Bandar Lampung untuk uji aktivitas antioksidan. 4. Pengujian 1 H-NMR di Laboratorium Kimia Institut Teknologi Bandung, Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2015.

E. Cara Kerja

Isolasi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode maserasi dilanjutkan dengan KLT. Jenis KLT yang digunakan adalah KLT GF 254 yang telah diaktivasi dengan pemanasan dalam oven pada suhu 100 o C Sastrohamidjojo, 1991.

1. Uji Pendahuluan

Sejumlah 1,0 g serbuk bahan ditambah 100 mL air panas 80 o C, aduk dan didiamkan selama 5 menit dan saring. Filtrat digunakan sebagai larutan uji. Ditambahkan 5 mg serbuk magnesium dalam 5 mL larutan uji, 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL amil alkohol dikocok dengan kuat dan biarkan memisah. Terbentuknya warna kuning hingga merah jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid Harborne et al., 1987.

2. Ekstraksi Senyawa Flavonoid

Sejumlah 105 g serbuk kering akar tanaman Ara diekstraksi secara maserasi menggunakan heksana sampai diperoleh filtrat jernih. Ampas dikeringkan kemudian diekstraksi dengan etanol 70 berkali-kali hingga diperoleh filtrat jenih. Masing-masing ekstrak dipekatkan dengan penguap vakum putar sehingga diperoleh ekstrak kental Adam et al., 2002; Fan et al., 2006. Selanjutnya yang digunakan untuk penelitian adalah ekstrak etanol. Bagan isolasi simplisia tersebut seperti terlihat pada Lampiran 1. Ekstrak etanol pekat kemudian diekstraksi dengan heksana lalu dikumpulkan dan dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak kental heksana Fraksi A. Fraksi air kemudian diekstraksi dengan kloroform selanjutnya dikumpulkan dan dipekatkan hingga diperoleh fraksi kloroform pekat Fraksi B. Fraksi air diekstraksi kembali dengan etil asetat selanjutnya dikumpulkan dan dipekatkan hingga diperoleh fraksi kental etil asetat Fraksi C. Fraksi air diekstraksi kembali menggunakan butanol selanjutnya dikumpulkan dan dipekatkan hingga diperoleh ekstrak butanol pekat Fraksi DHarborne, 1987; Qing et al., 2005. Diagram alir dari proses fraksinasi di atas dapat dilihat pada Lampiran 2.