Identifikasi Senyawa Flavonoid Cara Kerja

6. Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Kualitatif

Sebelum diuji potensi antioksidannya, plat KLT disemprot dengan larutan DPPH 0,2. Positif antioksidan ditandai dengan perubahan warna larutan DPPH pada bercak KLT dari biru menjadi kuning setelah 30 menit.

b. Uji Potensi Antioksidan IC

50 Potensi antioksidan dilakukan dengan tahap berikut : i. Pembuatan larutan DPPH Larutan pereaksi adalah DPPH dalam metanol yang selalu dibuat baru dan dijaga pada suhu rendah dan terlindung dari cahaya. Larutan DPPH dibuat pada konsentrasi yang memberi serapan pada angka sekitar 1,0 yaitu pada konsentrasi 50-100 M Molyneux, 2004. ii. Pembuatan seri konsentrasi larutan uji Ditimbang 5 mg senyawa uji lalu dilarutkan dalam metanol sehingga diperoleh konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Selanjutnya tambahkan DPPH 50 gmL dengan perbandingan volume yang sama 1:1 pada setiap seri konsentrasi dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 o C. Absorbansi diukur pada  515 - 517 nm tergantung pada  maksimal hasil optimasi. Untuk kontrol positif digunakan larutan vitamin C dengan kadar 2, 5, 7, 10 dan 50 ppm dan diperlakukan sama seperti pada larutan uji Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi nilai IC 50 dengan cara membuat persamaan garis regresi linear, y = bx + a dengan ketentuan y = daya hambat terhadap DPPH dan x= kadar senyawa uji. Prosentase daya hambat dihitung dengan persamaan berikut : daya hambat = 1 – Absorbansi senyawa uji Absorbansi DPPH x 100 Nilai IC 50 merupakan hasil ekstrapolasi dari persamaan y = bx + a di atas. Nilai ini menggambarkan kadar suatu senyawa yang dapat menonaktifkan separuh dari kekuatan radikal bebas DPPH. Interpretasi dari IC 50 seperti pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 . Nilai IC 50 dan potensi antioksidannya Molyneux, 2004 Kriteria Nilai IC 50 Sangat kuat 50 ppm Kuat 50 – 100 ppm Sedang 101 – 250 ppm Lemah 251 – 500 ppm Tidak bersifat antioksidan 500 ppm