d. Seduktive rape Suatu perkosaan yang terjadi pada situasi-situasi yang merangsang, yang
tercipta oleh kedua belah pihak. Pada mulanya korban memutuskan bahwa keintiman personal harus dibatasi tidak sampai sejauh
kesenggaman.
Pelaku pada
umumnya mempunyai
keyakinan membutuhkan paksaan, oleh karena tanpa itu tak mempunyai rasa
bersalah yang menyangkut seks. e. Victim precipitatied rape
Yakni perkosaan yang terjadi berlangsung dengn menempatkan korban sebagai pencetusnya.
f. Exploitation rape Perkosaan yang menunjukkan bahwa pada setiap kesempatan melakukan
hubungan seksual yang diperoleh laki-laki dengan mengambil keuntungan yang berlawanan dengan posisi wanita yang bergantung
padanya secara ekonomis dan sosial. Misalnya, istri yang diperkosa suaminya atau pembantu rumah tangga yang diperkosa majikannya,
sedangkan pembantunya tidak mempersoalkan mengadukan kasusnya ini kepada pihak yang berwajib.
40
4. Dasar Hukum Tindak Pidana Perkosaan
Tindak pidana perkosaan diatur dalam KUHP Bab XIV tentang Kejahatan Kesusilaan dalam Pasal 285 KUHP yang menentukan:
“Barang siapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, di
pidana dengan pidana penjara selama- lamanya 12 dua belas tahun”.
Pasal 286 menentukan: “Barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita diluar pernikahan, padahal
diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 sembilan tahun”.
40
Ibid. hlm. 46.
Pasal 287 menentukan:
1 “Barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita diluar pernikahan,
padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum 15 limabelas tahun, atau kalau umurnya tidak ternyata, bahwa belum
mampu kawin, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 sembilan tahun.
2 “Penuntutan hanya dilakukan kalau ada pengaduan, kecuali kalau
umurnya perempuan itu belum sampai 12 duabelas tahun atau jika salah satu tersebut pada Pasal 291 dan
Pasal 294”.
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Diperlukan penelitian yang
merupakan suatu rencana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan yuridis normatif library research yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
menelaah buku-buku, bahan-bahan literatur yang menyangkut kaedah hukum, doktrin-doktrin hukum, asas-asas hukum, dan sistem hukum yang terdapat dalam
permasalahan yaitu efektivitas visum et repertum dalam pembuktian tindak pidana perkosaan.
Pendekatan yuridis empiris field research dilaksanakan dengan cara memperoleh pemahaman hukum dalam kenyataannya di lapangan baik itu
melalui penilaian, pendapat, dan penafsiran subjektif dalam pengembangan teori- teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah sehubungan dengan efektivitas
visum et repertum dalam pembuktian tindak pidana perkosaan.
B. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini bersumber pada dua jenis data, yaitu: