Garis B Burstone Garis H Holdaway

Pada penelitian Gerald dkk tentang posisi bibir horizontal pada orang Nigeria dengan relasi oklusi normal, garis S mengindikasikan bibir bawah yang relatif lebih protusif dibanding bibir atas. Hwang dkk juga melaporkan posisi bibir yang protusif pada orang Korea dibanding orang Eropa dan Amerika berdasarkan garis S. 29 Gambar 9. Garis S Steiner 21

2.3.3 Garis B Burstone

Garis B ditarik dari subnasal ke pogonion jaringan lunak untuk mengevaluasi posisi anteroposterior dari bibir Lihat gambar 10. Burstone menyatakan bahwa jaringan lunak terdiri dari morfologi yang rumit sehingga perlu menjadi sebuah standar dalam penilaian estetis fasial. 7 Pada orang dewasa dengan relasi oklusi klas I dikatakan harmonis apabila titik Ls dan titik Li jatuh didepan garis tersebut pada sekitar 2-3 mm. 28 Sudut kontur wajah yang ditentukan melalui glabela-subnasale- pogonion merupakan sudut analisa jaringan lunak yang paling penting. Besar sudut ini pada ras Kaukasia adalah 11±4 o , yang apabila sudut semakin besar menandakan kecenderungan pada klas III. 7 Naidu D. L menyatakan bahwa garis B merupakan garis yang memiliki konsistensi dan sensitivitas sehingga sangat baik dalam mengevaluasi posisi anteroposterior bibir. 4,6 Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Garis B Burstone 21

2.3.4 Garis H Holdaway

Garis H yang dikemukakan oleh Holdaway digambarkan dari pogonion jaringan lunak ke batas vermillion bibir atas Lihat gambar 11. Holdaway menekankan pentingnya jaringan lunak dan menyatakan bahwa dengan memperhitungkan bentuk jaringan lunak yang berkontribusi terhadap jaringan keras, dapat menghasilkan perawatan yang lebih baik. 4,8,29 Kisaran normalnya dari -1 sampai +2 dengan pembacaan negatif bila titik Li pada bibir bawah berada dibelakang garis dan positif bila didepan garis. 5,6 Ada 11 parameter yang diungkapkan Holdaway untuk mengukur keseimbangan jaringan lunak yaitu: 8 1. Sudut jaringan lunak wajah 2. Prominensia dari hidung 3. Kedalaman sulkus superior 4. Jarak antara subnasale jaringan lunak ke garis H 5. Kecembungan skeletal 6. Sudut H 7. Jarak antara bibir bawah ke garis H 8. Jarak sulkus inferior ke garis H Universitas Sumatera Utara 9. Ketebalan jaringan lunak dagu 10. Ketengangan bibir atas 11. Jarak antara labrale superior ke garis H Peter dkk menyatakan bahwa garis H merupakan satu satunya garis yang menunjukkan perbedaan yang signifikan pada perawatan dengan dan tanpa ekstraksi. Garis H juga menunjukkan standar deviasi terkecil pada penelitian tersebut. 11 Menurut Hambleton, garis H merupakan garis yang paling berguna dalam mengevaluasi jaringan lunak wajah. Hal ini dikarenakan garis H mempertimbangkan hubungan jaringan lunak terhadap garis NB dan sudut ANB dengan membentuk suatu garis singgung terhadap bibir atas dan membantu menciptakan perawatan ortodonti yang efektif. 7 Gambar 11. Garis H Holdaway 21

2.3.5 Garis S2 Sushner

Dokumen yang terkait

Perbandingan Lima Garis Referensi dari Posisi Horizontal Bibir Atas dan Bibir Bawah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 63 45

Akurasi Derajat Fibrosis Hati Berdasarkan Simpler Score (S Index) Terhadap Fibroscan Pada Pasien Penyakit Hati B Kronik

1 55 81

Perbandingan Lima Garis Referensi Dari Posisi Horizontal Bibir Atas Dan Bibir Bawah Pada Mahasiswa FKG Dan FT USU Suku Batak

2 46 80

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Ricketts Pada Mahasiswa Suku Batak FKG Dan FT USU

10 92 48

Perbandingan Konsistensi Garis E Ricketts dan Garis S Steiner dalam Analisis Posisi Horizontal Bibir pada Mahasiswa FKG USU suku India

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Sefalometri - Perbandingan Konsistensi Garis E Ricketts Dan Garis S Steiner Dalam Analisis Posisi Horizontal Bibir Pada Mahasiswa Fkg Usu Suku India

0 0 17

PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S STEINER DALAM ANALISIS POSISI HORIZONTAL BIBIR PADA MAHASISWA FKG USU SUKU INDIA

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Lima Garis Referensi dari Posisi Horizontal Bibir Atas dan Bibir Bawah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Jarak garis S1 dengan Labrale Superior dan Labrale Inferior Perbandingan Lima Garis Referensi dari Posisi Horizontal Bibir Atas dan Bibir Bawah ( Konsistensi )

0 0 26

PERBANDINGAN LIMA GARIS REFERENSI DARI POSISI HORIZONTAL BIBIR ATAS DAN BIBIR BAWAH PADA MAHASISWA FKG DAN FT USU SUKU BATAK

0 0 12