Garis E Ricketts Garis S Steiner

2.3 Evaluasi Estetis Wajah

Secara garis besar, wajah dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi depan frontal dan sisi samping sagital. Johar menyatakan bahwa perubahan lebih jelas bila ditinjau dari sisi sagital. Edward H Angle berpendapat bahwa mulut merupakan faktor yang paling berperan dalam membentuk karakter wajah. Bentuk dan kecantikannya bergantung pada relasi oklusi gigi geligi. 25 Khursheed dkk menekankan pentingnya mengetahui ciri ciri jaringan lunak dalam kaitannya terhadap bibir dan jangkauan normalnya dapat membantu mengoptimalkan rencana perawatan. 26 Herznerg dan Benyamin menyatakan bahwa mayoritas pasien lebih memperhatikan perubahan penampilan pada bibir atas, bibir bawah serta dagu daripada memperhatikan perubahan tulang dan inklinasi gigi pada cephalometri. 7 Untuk menilai posisi anteroposterior bibir atas dan bibir bawah, sering digunakan beberapa garis antara lain garis E Ricketts, garis S Steiner, garis B Burstone, garis H Holdaway, garis S Sushner dan sebagainya. 4

2.3.1 Garis E Ricketts

Dikemukakan oleh Ricketts pada tahun 1968, garis E atau sering disebut juga dengan garis estetik merupakan suatu garis yang ditarik melalui pronasale Prn dan pogonion jaringan lunak Pog’ dan melihat prominensia bibir yang mengacu pada garis tersebut Lihat gambar 8. 3,5-7,25, 27 Ricketts menyatakan bahwa posisi bibir yang seimbang terhadap hidung dan dagu berhubungan erat dengan estetik yang lebih bagus. 27 Profil dikatakan harmonis apabila mulut dapat ditutup dengan kompeten dan titik Ls pada bibir atas berada dalam rentang 4 mm dari garis tersebut, sedangkan titik Li pada bibir bawah berada dalam rentang 2 mm dari garis tersebut. 27 Jarak antara titik Ls dan Li terhadap garis tersebut akan semakin besar pada orang yang berprofil rata straight. 27 Garis E sering digunakan oleh ortodontis karena kemudahan dalam pemakaian dan mengikutsertakan hidung dalam analisisnya. 7 Bishara dkk menggunakan garis E dalam menentukan perubahan posisi bibir yang terjadi dengan perawatan pencabutan empat premolar pertama dan menyimpulkan bahwa kelompok yang disertai pencabutan lebih retrusif dan Universitas Sumatera Utara menghasilkan pola wajah yang cenderung lurus. Peter dkk menyatakan bahwa garis E menunjukkan perubahan terbesar dalam mengevaluasi perubahan posisi bibir bawah pada pasien dengan pencabutan premolar pada setiap sisi rahang. 11 Naidu D. L yang meneliti tentang penafsiran fotografi dan sefalogram 100 orang anak suku India menyimpulkan bahwa garis E merupakan salah satu garis dengan konsistensi yang baik. 4,6 Gambar 8. Garis E Ricketts 21

2.3.2 Garis S Steiner

Garis S yang dikemukakan oleh Steiner digambarkan dari pogonion jaringan lunak ke pertengahan kurva S yang terletak antara pronasale dengan subnasale Lihat gambar 9. 3,5,6 Steiner menyatakan bahwa mulut memegang peranan besar dalam membentuk karakter cantik pada wajah. 7 Steiner juga mengungkapkan bahwa kemungkinan adanya intervensi dari panjang hidung sehingga mengembangkan sendiri parameter dalam analisisnya untuk melihat keharmonisan dari hidung, bibir dan dagu. 7 Profil wajah dikatakan seimbang apabila titik Ls dan titik Li menyentuh garis tersebut. 26,27 Walaupun telah sering digunakan pada sefalogram garis S belum pernah digunakan untuk penentuan prominensia bibir pada fotografi. 6 Universitas Sumatera Utara Pada penelitian Gerald dkk tentang posisi bibir horizontal pada orang Nigeria dengan relasi oklusi normal, garis S mengindikasikan bibir bawah yang relatif lebih protusif dibanding bibir atas. Hwang dkk juga melaporkan posisi bibir yang protusif pada orang Korea dibanding orang Eropa dan Amerika berdasarkan garis S. 29 Gambar 9. Garis S Steiner 21

2.3.3 Garis B Burstone

Dokumen yang terkait

Perbandingan Lima Garis Referensi dari Posisi Horizontal Bibir Atas dan Bibir Bawah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 63 45

Akurasi Derajat Fibrosis Hati Berdasarkan Simpler Score (S Index) Terhadap Fibroscan Pada Pasien Penyakit Hati B Kronik

1 55 81

Perbandingan Lima Garis Referensi Dari Posisi Horizontal Bibir Atas Dan Bibir Bawah Pada Mahasiswa FKG Dan FT USU Suku Batak

2 46 80

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Ricketts Pada Mahasiswa Suku Batak FKG Dan FT USU

10 92 48

Perbandingan Konsistensi Garis E Ricketts dan Garis S Steiner dalam Analisis Posisi Horizontal Bibir pada Mahasiswa FKG USU suku India

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Sefalometri - Perbandingan Konsistensi Garis E Ricketts Dan Garis S Steiner Dalam Analisis Posisi Horizontal Bibir Pada Mahasiswa Fkg Usu Suku India

0 0 17

PERBANDINGAN KONSISTENSI GARIS E RICKETTS DAN GARIS S STEINER DALAM ANALISIS POSISI HORIZONTAL BIBIR PADA MAHASISWA FKG USU SUKU INDIA

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Lima Garis Referensi dari Posisi Horizontal Bibir Atas dan Bibir Bawah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Jarak garis S1 dengan Labrale Superior dan Labrale Inferior Perbandingan Lima Garis Referensi dari Posisi Horizontal Bibir Atas dan Bibir Bawah ( Konsistensi )

0 0 26

PERBANDINGAN LIMA GARIS REFERENSI DARI POSISI HORIZONTAL BIBIR ATAS DAN BIBIR BAWAH PADA MAHASISWA FKG DAN FT USU SUKU BATAK

0 0 12