Sejarah Berdirinya Perusahaan PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Kilang LNG Arun dimiliki dan dibangun Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe, Daerah Istimewa Aceh Sekarang Nanggroe Aceh Darussalam terletak di pantai utara Sumatera. Lokasi tersebut dipilih dengan berbagai pertimbangan diantaranya untuk kemudahan sarana transportasi laut dan relatif dekat dengan ladang gas Arun sehingga biaya dapat ditekan sekecil mungkin. Keputusan untuk membangun kilang LNG Arun dibuat setelah ditemukanya salah satu sumber gas, tahun 1971 oleh Mobil Oil Indonesia Inc. Sekarang ExxonMobil Oil Indonesia, mitra usaha pertamina atas dasar kontrak bagi hasil. Keberhasilan PT. Arun NGL telah terkenal luas dan saat itu kilang LNG Arun merupakan salah satu sarana pengolahan LNG terbesar di dunia. PT. Arun LNG dimiliki oleh 55 oleh Pertamina, 30 oleh Mobil Oil Indonesia dan 15 dimiliki oleh Japan Indonesia LNG Company JILCO. Pembangunan sarana kilang LNG Arun yang diawali dengan tiga unit produksi Train LNG, dimulai menjelang akhir 1974 dengan Bechtel Inc. sebagai kontraktor utamanya. Mobil Oil Indonesia Inc., sebagai kontraktor bagi hasil pertamina, bertindak selaku pelaksana operasi dan bertanggung jawab atas pengembangan ladang gas Arun yang menyediakan bahan baku untuk kilang LNG Arun. Universitas Sumatera Utara Gas umpan dialirkan ke kilang LNG pertama kali pada maret 1978. Sedangkan produksi kondensatnya dimulai Mei 1977, saat kilang LNG Arun sedang dibangun. Train-1 mulai menghasilkan LNG Agustus 1978, Train-2 dan Train-3 pada Februari 1979. Awal 1981 unit pemurnian gas dari Train-1, 2 dan 3 kilang LNG Arun mengalami modifikasi untuk peningkatan kapasitas produksi menjadi 115 dari rancangan kapasitas semula 1,7 juta ton LNG per train per tahun. Awal tahuan 1982, kilang Arun dikembangkan lagi dengan menambah dua Train Train-4 dan Train-5 untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 3,4 juta ton per tahun, untuk diekspor ke Jepang. Perluasan proyek ini diserahkan kepada Chiyoda Chemical Engineering Construction Co. Ltd., bekerjasama dengan Mitsubitshi Corporation dan PT. Purna Bina Indonesia. Train-4 mulai berproduksi Oktober 1983, dan Train-5 pada Januari 1984 Pengembangan proyek dilanjutkan dengan pembangunan Train-6. Rekayasa dan pembangunan Train-6 dikerjakan oleh Japan General Construction Corp. Train-6 mulai berproduksi Oktober 1986, Sebagai upaya untuk memenuhi target produksi yang telah ditentukan, PT Arun NGL telah menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas di kilang LNG yang dimulai 1990 dan selesai 1993. Beberapa peralatan telah dimodifikasi sehingga dapat beroperasi pada tingkat 138 dari kapasitas rancangan awal. Dengan begitu, kemampuan produksi menjadi lebih dari 2 juta ton LNG per train per tahun. Universitas Sumatera Utara Untuk memenuhi kebutuhan gas bagi Kilang LNG, beberapa sumber gas diluar Ladang gas Arun telah dikembangkan. Ladang gas Lhoksukon Selatan, 15 km di Selatan Ladang gas Arun, beroperasi 1996. Kemudian menyusul ladang gas Pase yang 30 km lebih ke selatan lagi beroperasi 1998 dan juga ladang gas NSO North Sumatra Off-Shore, 170 km lepas pantai Timur laut dari kilang LNG Arun, beroperasi 1999. Sumber-sumber gas tersebut akan menjamin pasokan gas untuk memenuhi kontrak penjualan LNG sampai dengan tahun 2015. 2.2.Visi dan Misi Perusahaan Seperti perusahaan-perusahaan lainya yang memiliki visi dan misi untuk memajukan perusahaannya, perusahaan PT. Arun NGL juga memiliki visi dan mis2. Perusahaan PT Arun NGL pun memiliki visi perusahaan sebagai berikut : 1. Untuk menjadi kilang LNG yang paling handal dan efisien di dunia. 2. Sebagai agen pembangunan nasional dan merupakan aset bangsa yang paling berharga. Sedangkan misi yang dimiliki perusahaan PT. Arun NGL adalan sebagai berikut : 1. Memproduksi LNG secara aman, handal dan ramah lingkungan untuk memuaskan Pemilik, Pelanggan, Karyawan dan Masyarakat. Untuk mencapai misi menjadi kenyataan, PT Arun berjanji untuk taat kepada hukum, regulasi, standar prosedur dan etika operasi. Menjaga Universitas Sumatera Utara keselamatan, keamanan, dan kesehatan lingkungan serta mendukung pembangunan komunitas sekitar, meningkatkan nilai keprofesionalan dan kelanjutan peningkatan kualitas. Menjadikan pegawai sebagai aset yang berharga dan menciptakan lingkungan kerja yang bersifat : a. Jujur dan bertindak konsisten sesuai nilai-nilai perusahaan. b. Bekerjasama dan menjadi bagian sebuah team. c. Menghargai pendapat dan kontribusi orang lain. d. Meningkatkan kinerja dengan cara yang lebih baik. e. Peduli terhadap perusahaan, pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. f. Bekerja dengan sebaik mungkin bahkan melampaui standar prestasi yang ada. g. Melaksanakan peraturan perusahaan, pemerintah dan mengacu kepada norma-norma terbaik serta standar industri.

2.3. Produk dan Area Pemasaran