2.5. Cara Kerja Mesin
Untuk memahami terjadinya pengirisan untuk mendapatkan keripik ubi, terlebih dahulu perlu dijelaskan cara kerja mesin sebagai berikut. Bahan ubi yang sudah dikupas
berbentuk bulat panjang, sebelum ubi dimasukkan kedalam corong pengumpan terlebih dahuluh mesin tersebut di hidupkan, kemudian masukkan ubi tersebut ke dalam tabung
pengumpan atau kelandasan pemotong, Bersamaan dengan itu rumah mata pisau berputar melalui perantaran batang poros yang di hubungkan melalui puli ke motor
listrik. Maka bahan keripik ubi akan didorong ke mata piau maka teririslah dengan sendiriya disebabkan oleh mata pisau yang berputar, selanjutnya hasil irisan kerupuk ubi
akan jatuh melalui saluran pengumpan. Demikian selanjutnya proses ini terus berlangsung secara berulang-ulang.
2.6. Rumusan Dan Komponen Perancangan Mesin Pengiris Ubi
Mesin pengiris kerupuk ubi ini didalam penggunaannya diharapkan berjalan dengan baik jika didukung dengan bagian komponen-komponen yang baik dan
terencana, adapun bagian-bagian yang dimaksud adalah :
2.6.1. Motor penggerak
Motor Listrik berfungsi sebagai penggerak dengan daya 0,25 Hp, 1430 rpm direncanakan untuk menggerakkan poros pisau pengiris, poros perantaran dan poros
penggerak piringan batang penghubung melalui perantaraan puli dan sabuk, pada perencanaan ini motor penggerak yang digunakan adalah jenis motor listrik yang
terlihat pada gambar. 2.5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar. 2.5. Motor Listrik
Untuk mengetahui daya elektro motor yang dibutuhkan untuk menggerakkan perangkat mesin pengiris ubi, yang terdiri dari :
1. Menentukan daya tanpa beban yang dibutuhkan suatu benda dalam gerakan melingkar dapat dihitung berdasarkan rumus :
P
tb
ω
. T
= Maka, P
tb
αω = I .
Mariam J.L, hal, 404 Dimana : P
tb
T = Torsi yang timbul N.m = Daya motor tanpa beban kW
ω = Kecepatan sudut rads ω =
60 .
. 2
n
π 2.1
2. Menghitung daya motor penggerak dengan beban Untuk melakukan perhitungan daya penggerak dengan memberikan
beban maka harus diketahui besar gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengirisan terhadap bahan ubi, dan putaran operasionalnya. Rumus yang
digunakan adalah :
Universitas Sumatera Utara
P
b
ω = T .
2.2 Dimana :
P
b
T = Torsi yang diakibatkan beban N.m = Daya motor dengan beban Kw
F = Gaya pengirisan pada sistem N r = Jarak beban yang terjauh dari sumbu poros pisau m
ω =
60 .
. 2
n
π kecepatan sudut = rads
2.6.2. Poros
Poros yang berfungsi sebagai pemutar pisau penyayat, poros perantara dan poros penggerak bahan penghubung, harus benar-benar diperhitungkan dan dibuat dari bahan
yang cukup kuat sehingga poros tersebut mampu menahan beban yang diberikan kepadanya. Namun bahan poros juga mudah diperoleh dipasaran, dalam perencanaan
poros ada beberapa hal yang perlu diperhatika.Poros yang digunakan untuk meneruskan putaran relatif rendah dan bebannya pun tidak terlalu berat, umumnya dibuat dari baja
biasa dan tidak membutuhkan perlakuan khusus. Bahan yang dipilih adalah baja karbon konstruksi standart JIS G 4501, dengan lambang
S30C. Di lihat pada gambar. 2.6.
Gambar. 2.6. Poros
Pembebanan pada poros tergantung pada besarnya daya dan putaran mesin yang diteruskan serta pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian mesin yang
Universitas Sumatera Utara
didukung dan ikut berputar bersama poros. Beban puntir disebabkan oleh daya dan putaran mesin sedangkan beban lentur serta beban aksial disebabkan oleh gaya-gaya
radial dan aksial yang timbul. 1. Momen puntir atau torsi yang terjadi
Besar torsi yang terjadi T pada poros adalah : sularso, 1997, hal, 7
T = 9,74.10
1 5
. n
Pd 2.3
Dimana : T = Torsi kg. mm P
d
n = Daya rancang kW
1
= Putaran poros penggerak rpm 3. Menentukan momen puntirtorsi yang terjadi
σ
P p
W T
=
Maka : T = σ
P
. W
P
2.4 4. Menentukanpemeriksaan sudut puntir yang terjadi
Untuk melakukan pemeriksaan sudut puntir digunakan rumus sebagai berikut : Sularso, 1997, hal, 18
θ = 584
4
. .
ds G
L T
2.5 Dimana :
θ = Sudut defleksi ° T = Torsi kg. mm
G = Modulus geser, untuk baja = 8,3 x 10³ kgmm² ds = Diameter poros mm
l .
= Panjang poros = 38 cm = 380 mm
Universitas Sumatera Utara
5. Menentukan Tegangan geser izin τ
a
Sularso, 1997, hal, 8 bahan poros adalah :
τ
a 2
1
xsf sf
b
σ =
2.6 Dimana : τb = Kekuatan tarik poros kgmm²
Sf
1
= Foktor keamanan material Sf
2
= Faktor keamana poros beralur pasak 5.
Menentukan tegangan geser yang terjadi τ pada poros adalah : Sularso, 1997, hal, 7
3
1 ,
5 ds
xT =
τ 2.7
Tabel 2.1. Faktor-faktor koreksi daya akan ditransmisikan
Daya yang akan ditransmisikan ƒ
C
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2-2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2
Daya normal 1,0-1,5
Sularso, 1997, hal, 7
2.6.3. Bantalan