Tegangan geser yang timbul :
2 3
3
1 ,
1 18
. 7
, 127
1 ,
5 .
1 ,
5 mm
kg m
mm kg
d T
s
= ×
= =
τ
Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ
τ
a
4.3.2. Analisa kekuatan poros pada puli pengiris
Poros pada puli pengiris adalah poros pemutar parutan berdiameter 18 mm. Bahan poros diperkirakan dari baja karbon S50C dengan kekuatan tarik
B
σ = 62 kgmm
2
maka ,
a
τ dari persamaan. 2.6. adalah :
2 1 Sf
Sf
B a
× =
σ τ
Dimana :
a
τ = Tegangan Geser Izin kg.mm
B
σ = Kekuatan tarik kg mm
2
Sf
1
SF = 5,6 = Faktor keamanan bahan,
S-C = 6,0 Bila pengaruh masa dan baja paduan Sf
2
÷ = Faktor keamanan akibat alur pasak 1,3 3,0
2 6
62
2
x mm
kg
a
= τ
= 5,1
2
mm kg
Universitas Sumatera Utara
Untuk daya perencana
d
P adalah : P
fc P
d
. =
Dimana : fc = Faktor koreksi terlihat pada Tabel 2.1 diambil 1
P = Daya Motor 0,25 Hp = 0,1875 kW = 187,5 Watt
kW x
P
d
1875 ,
1875 ,
1 =
=
Torsi kg.mm adalah :
ω
d
P T
=
n Pd
T
π
2 1000
60 102
× ×
× =
n P
T
d
× ×
=
5
10 74
, 9
Dimana : ω = Kecepatan sudut =
60 2 n
π rads
P = Daya kW T = Torsi kg.mm
Maka didapat Torsi adalah :
286 1875
, 10
74 ,
9
5
× ×
= T
= 638,5 kg.mm Tegangan geser yang timbul :
2 3
3
5 ,
18 .
5 ,
638 1
, 5
. 1
, 5
mm kg
m mm
kg d
T
s
= ×
= =
τ
Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ
τ
a
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Menentukanpemeriksaan sudut puntir yang terjadi
Untuk melakukan pemeriksaan sudut puntir digunakan rumus sebagai berikut : Sularso, 1997, hal, 18
θ = 584
4
. .
ds G
l T
Dimana : θ = Sudut defleksi °
T = Torsi kg. mm G = Modulus geser, untuk baja = 8,3 x 10³ kgmm²
ds = Diameter poros mm
l .
= Panjang poros = 38 cm = 380 mm maka didapat sudut puntir poros adalah :
θ = 584
4 3
18 .
10 3
, 8
380 .
5 ,
638 x
= 0,003 Menurut Sularso 1997 hal 18, besar deformasi yang diperlukan sebesar 0,25 sd 0,3
derajat. Sedangkan menurut perhitungan deformasi yang terjadi sebesar θ = 0,003
. Maka poros dinyatakan aman karena sudut puntir yang terjadi lebih kecil dari sudut
puntir yang diizinkan.
4.4. Analisa Kekuatan Baut Baut berfungsi untuk pengikat poros terhadap rangka dan forklift,Beban forklift
5 kg adalah sebagai W
o
W fc
W =
maka W di dapat
Universitas Sumatera Utara
kg W
15 15
. ,
1 =
= Dengan
a
σ tegangan yang diizinkan,dengan bahan dari baja liat dengan kadar karbon 0,22 C dan
b
σ = 42 kgmm
2
2
25 ,
5 8
42
mm kg
sf
b a
= =
=
σ σ
dengan faktor keamanan diambil 6 – 8, karena difinish dalam keadaan tinggi maka :
Maka tegangan geser izin
a
τ di dapat
a a
x σ
τ 5
, =
2
6 ,
2 25
, 5
5 ,
mm kg
x
a
= =
τ
Dari perhitungan di atas maka di dapat diameter inti baut adalah :
a a
W d
atau x
W d
σ πσ
2 64
, 4
1
≥ ≥
64 ,
25 ,
5 14
, 3
15 4
1
x x
x d
≥
5504 ,
10 60
1
≥ d
=
7 ,
5
39 .
2
1
≥ d
Jadi diambil diameter baut 2,40 mm Maka nilai diameter luar d untuk diameter baut pada d
1
= 2,85 adalah baut dengan ukuran d = 3,5 mm dapat dilihat pada Lampiran 10
Universitas Sumatera Utara
Bahan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 dengan
b
σ = 42 kgmm Dengan d = 3,5 maka di dapat D = 3,5 mm , D
2 2
Harga = 3,1 mm dan tinggi kaitan H = 0,325,
Jarak bagi p = 0,6 dapat Lampiran 10
a
q = 3 kgmm
2
2 6
, 1
3 .
325 ,
. 1
, 3
. 14
, 3
15
2
= ≥
≥ ≥
z z
z q
h d
W z
a
π di dapat dari Tabel. 2.2
Maka di dapat tekanan kontak baut
2 2
3 ,
2 2
. 325
, .
1 ,
3 .
14 ,
3 15
mm kg
q q
q z
h d
W q
a a
= ≤
= ≤
= π
Maka, tegangan geser
b
τ yang timbul dapat dicari dengan memasukan nilai k = 0,84 untuk ulir metris. Maka pembebanan pada seluruh ulir yang dianggap merata apabila
b
τ lebih kecil dari
a
τ
z p
k d
W
b 1
π τ
=
Dengan k = 0,84
2
35 ,
1 2
. 6
, .
84 ,
. 5
, 3
. 14
, 3
15
mm kg
b b
= =
τ τ
Universitas Sumatera Utara
4.5. Analisa umur bantalan