didik bukan hanya cerdas secara rasional, tetapi juga secara spiritual, emosional, dan sosial.
2. Mewujudkan tatanan dan iklim sosial budaya pendidikan yang
dikembangkan sebagai lingkungan pendidikan yang memancarkan akhlak mulia atau moral luhur
3. Memanfaatkan media massa dan lingkungan masyarakat secara selektif
guna mendukung secara keseluruhan supaya penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai budi pekerti luhur yang melalui mata pelajaran
yang relevan maupun yang mengembangkan budaya pendidikan di sekolah.
6. Sifat Pendidikan Budi Pekerti
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan budi pekerti yang tercantum dalam Buku I Pedoman Umum Pendidikan Budi Pekerti, maka sesungguhnya
pendidikan budi pekerti merupakan upaya pembentukan manusia Indonesia seutuhnya Depdiknas, 2002: 61 oleh karena itu sifat pendidikan budi pekerti
adalah: 1
Pendidikan budi pekerti bukanlah sebuah mata pelajaran yang berdiri sendiri. 2
Pendidikan budi pekerti menjadi bagian integral dari mata pelajaran lain yang relevan, khususnya mata pejaran Pendidikan Agama, PKn dan mata pelajaran
lainya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sifat pendidikan budi pekerti adalah integrasif dalam mata pelajaran yang diberikan setiap jenjang pendidikan
sekolah.
7. Model Integrasi Pendidikan Budi Pekerti
Model Integrasi yaitu model yang dilakukan guru dalam menyajikan bahan pelajaran dalam mata pelajaran tertentu Depdiknas, 2001: 4
Pendidikan budi pekerti bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, pendidikan budi pekerti menjadi bagian integral dari mata pelajaran lain yang
relevan khususnya mata pelajaran agama, PKn, serta mata pelajaran lainya Depdiknas, 2001: 61
Secara kurikuler dan pedagogis nilai-nilai budi pekerti yang menjadi isi pendidikan budi pekerti, selanjutnya dikembangkan dan diterapkan secara adaptif
dalam pengembangan perangkat pembelajaran dan perwujudan praktis pendidikan budi pekerti.
Yang dimaksud dengan penerapan secara adaptif adalah bahwa setiap mata pelajaran yang akan menjadi wahana pendidikan budi pekerti perlu
menyeleksi dan mengorganisasikan butir-butir nilai mana yang secara koheren dapat diintegrasikan ke dalam instrumen dan praksis mata pelajaran itu.
Menyeleksi dan mengorganisasikan pengalaman belajar yang secara koheren layak dan bermakna dalam praksis mata pelajaran itu.
Dengan demikian pengembangan butir nilai pendidikan budi pekerti oleh dan masing-masing mata pelajaran yang relevan antara lain PKn tidak terjadi
pertumpangtindihan yang tidak perlu dan potensial menimbulkan kebosanan dikalangan peserta didik dan guru Depdiknas, 2001: 63
Model integrasi dalam pembelajaran sesuai dengan prosedur pengembangan sistem instruksional PPSI dikembangkan guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Guru dalam pembelajaran diharapkan mampu memilih strategi dan model yang tepat dalam proses pembelajaran.
Ada tiga aspek yang harus diimplementasikan guru dalam pembelajaran yaitu aspek intelektual, spikologis, dan biologis. Ketiga aspek tersebut perlu
dikemas dalam model-model pembelajaran yang tepat sesuai karakreristik bahan yang akan diajarkan.
Dengan model pembelajaran yang lengkap diasumsikan setiap mata pelajaran akan mengimplisitkan nilai-nilai budi pekerti sehingga terjadi
koneksitas antara mata pelajaran dengan materi pendidikan budi pekerti.
8. Metode Pendidikan Budi Pekerti