Pendidikan dan pembinaan nilai yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan lebih berhasil dan mantap bila dipertautkan dengan
kehidupan riil di luar kelas. Pengampu mata pelajaran PKn selain dituntut untuk membuat rencana pengajaranya dan bersumberkan pada kurikulum formal, juga
mendasarkanya pada realitas sosial yang terjadi di lingkungan kehidupan anak sehari-hari, sehingga diharapkan nantinya para anak mampu hidup secara
fungsional dan untuk bermasyarakat. Mereka pandai melakukan penyesuaian dirinya dengan kondisi tata nilai
yang terdapat dalam lingkungan masyarakat atau bahkan dapat melakukan pembaharuan dan pelurusan terhadap nilai-nilai masyarakat yang dirasa belum
sesuai dengan tata nilai Pancasila. Hal ini semua dapat dicapai, manakala dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah anak didik sudah terbiasa dikenalkan dengan tata nilai moral yang dilaksanakan atau dianut dalam kehidupan riil, yang merupakan nilai esensial
yang diminatkan oleh masyarakat pada waktu tersebut Masrukhi, 2005: 9.
2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Balitbang 2003 Tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isi
kewarganegaraan b.
Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara lansung
maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Jadi tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah terciptanya manusia Indonesia yang mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga merupakan interaksi dengan bangsa-bangsa lain, selain itu dapat menyikapi setiap munculnya isu kewarganegaraan dengan berfikir secara
kritis, rasional, dan kreatif.
3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Karakteristik suatu mata pelajaran perlu diidentifikasi dalam rangka pengembangan silabus berbasis kompetensi dari mata pelajaran tersebut. Struktur
keilmuan suatu mata pelajaran menyangkut dimensi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok atau struktur keilmuan mata pelajaran
tersebut. Ciri khas dari mata pelajaran PKn adalah di dalamnya memuat komponen
pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi siswa untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional
yang memadai untuk menjadi Warga Negara yang baik. Siswa diharapkan tidak hanya unggul dalam ranah kognitif saja, tetapi juga ranah afektif, dan
psikomotorik. Jadi disamping pengetahuan bertambah, sikapnya semakin positif serta dapat menerapkan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan segi akademiknya
maupun non akademiknya. Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan disekolah,
materi keilmuan mata pelajaran secara garis besar mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan mencakup tiga dimensi:
1 Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan civics knowledge, yang mencakup
bidang politik, hukum dan moral, meliputi pengetahuan tentang prinsip- prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non pemerintah,
identitas nasional, pemerintah berdasarkan hukum dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi sejarah nasional, hak dan kewajiban Warga
Negara, hak sipil dan hak politik 2
Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan civics skill, meliputi keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara misalnya berperan aktif
dalam mewujudkan masyarakat madani, keterampilan mempengaruhi dan memonitoring jalanya pemerintahan dan proses pengambilan keputusan
politik, keterampilan memecahkan masalah sosial dan keterampilan mengadakan koalisi.
3 Dimensi Nilai Kewarganegaraan civics values, mencakup antara lain
percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai, keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan
berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas Depdiknas, 2003: 2.
C. Kerangka Berfikir