15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Manajemen Mutu Pendidikan
Penerapan manajemen mutu pendidikan semakin berkembang menuju pada model pegelolaan berbasis industri. Model pengelolaan ini populer disebut dengan
istilah Total Quality Education TQE. Dasar dari manajemen ini dilandasi oleh konsep Total Quality Management TQM pada dunia bisnis yang kemudian
diadaptasi ke dalam dunia pendidikan. Secara filosofis konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk
mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Strategi manajemen mutu terpadu ini memposisikan institusi pendidikan sebagai industri jasa. Institusi memberikan
pelayanan service sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan costumer. Jasa atau pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja
merupakan sesuatu yang bermutu dan memberikan kepuasan. Pada saat itulah dibutuhkan suatu sistem manajemen yang mampu memberdayakan institusi
pendidikan agar lebih bermutu.
Manajemen mutu perlu memperhatikan dimensi mutu, sebab terdapat perbedaan yang cukup besar atara mutu barang dan mutu layanan. Perbedaan
mutu barang dan layanan antara lain: kebutuhan konsumen, produksi layanan, output sistem layanan, produk layanan, kehadiran konsumen, interaksi produsen-
konsumen, dan transaksi Purnama,2006:15. Manajemen mutu terpadu berlandaskan pada kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama. Organisasi yang
menganggap serius pencapaian mutu, memahami bahwa sebagian rahasia mutu
16 berakar dari mendengar dan merespon secara simpatik kebutuhan pelanggan
Edward Sallis,2006:31. Kebutuhan pelanggan dan standar kinerja seringkali sulit diidentifikasikan dan diukur, karena setiap pelanggan memberikan memberikan
definisi mutu sesuai ukurannya sendiri. Hal ini berkaitan dengan jenis produk masing-masing layanan. Sasaran produksi barang adalah keseragaman sedangkan
pada produksi layanan menuntut keberagaman. Produk barang diproduksi sebelum dikonsumsi dan dapat disimpan, sedang produk layanan serempak
diproduksi dan dikonsumsi. Pelanggan hadir pada waktu layanan dibentuk, sedang dalam produksi barang tidak. Organisasi layanan, termasuk layanan pendidikan
harus banyak menangani transaksi konsumen Marzuki Mahmud, 2006:9.
Pelanggan dapat dibedakan menjadi pelanggan internal dan eksternal. Dalam dunia pendidikan pelanggan internal adalah pengelola institusi pendidikan
manajer, guru, staff, dan penyelenggara. Pelanggan eksternal adalah masyarakat dan dunia usaha dan industri. Mahasiswa dalam dunia pendidikan ini dianggap
sebagai pelanggan aktif, karena turut serta dalam penyelenggaraan program pendidikan. Institusi pendidikan disebut bermutu apabila antara pelanggan
internal dan eksternal telah terjalin kepuasan atas jasa yang diberikan. Pendidikan sebagai industri jasa, haruslah memenuhi standar mutu sesuai spesifikasi yang
telah ditetapkan. Secara operasional mutu ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya
spesifikasi telah ditentukan, dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut kebutuhan pengguna jasa. Mutu yang pertama disebut quality in fact
mutu sesungguhnya dan yang kedua disebut quality in perception mutu