terikat  dalam  hubungan  jual  beli  sehingga  dengan  sendirinya konsumen tidak identik dengan pembeli.
Consumer  Protection  Act  of  1986,  No.  68  di  Negara  India mengatakan  konsumen  adalah  setiap  orang  pembeli  atas  barang
yang  disepakati,  menyangkut  harga  dan  cara  pembayarannya,  tetapi tidak  termasuk  mereka  yang  mendapatkan  barang  untuk  dijual
kembali atau lain-lain keperluan komersil. Di  Australia,  ketentuannya  lebih  jauh  lebih  moderat.  Dalam
Trade Practies Act  1974,  yang  sudah  berkali-kali diubah, konsumen diartikan  sebagai  :  seseorang  yang  memperoleh  barang  atau  jasa
tertentu dengan persyaratan harga. Tidak  melewati  40.000  Dollar  Australia.  Artinya,  jauh  tidak
melewati  jumlah  uang  diatas,  tujuan  pembeli  barang  atau  jasa tersebut  tidak  dipersoalkan.  Jika  jumlah  uangnya  sudah  melewati
4059.000 Dollar, keperluannya harus khusus.
2. Hukum Perlindungan Konsumen
Pentingnya  Hukum  Perlindungan  Konsumen  sebagai  aspek hukum yang merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
negara,  sebab  hukum  sebagai  tolak  ukur  dalam  pembangunan  nasional yang diharapkan mampu memberikan kepercayaan terhadap masyarakat
secara luas dan melakukan pembaharuan secara menyeluruh di berbagai
aspek. Agar hukum sebagai suatu sistem dapat berjalan dengan baik dan benar didalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
9
Untuk mewujudkan
suatu negara
hukum tidak
saja diperlukan  norma  norma  hukum  atau  peraturan  perundang  undangan
sebagai  substansi  hukum,  tetapi  juga  diperlukan  lembaga  atau  badan penggeraknya  sebagai  struktur  hukum  dengan  didukung  oleh  prilaku
hukum  seluruh  komponen  masyarakat  sebagai  budaya  hukum.  Ketiga komponen  ini,  baik  struktur  hukum,  substansi  hukum  maupun  budaya
hukum  oleh  LM.  Friedman  dikatakan  sebagai  susunan  struktur  hukum LM
Friedman, 1975:11.
Penegakan hukum
perlindungan konsumen  merupakan
bagian yang
tidak terpisahkan  dari
pembangunan hukum dan sebagai komponen integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka menegakkan pilar pilar negara
hukum. Az.Nasution  berpendapat  bahwa  hukum  perlindungan
konsumen adalah bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah  yang  bersifat  mengatur dan  mengandung sifat  yang
melindungi kepentingan konsumen, sedangkan hukum konsumen adalah hukum  yang  mengatur  hubungan  dan  masalah  antara  berbagai  pihak
9
https:ferli1982.wordpress.com20130531perlindungan-konsumen di kunjungi pada tanggal 24 Agustus pukul 20,15
satu  sama  lain  berkaitan  dengan  barang  atau  jasa  konsumen  di  dalam pergaulan hidup.
Dengan  begitu  konsumen  dalam  arti  umum  adalah  pemakai pengguna  dan  atau  pemanfaat  barang  dan  atau  jasa  untuk  tujuan
tertentu.. Subjek yang disebabkan sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus sebagai pemakai barang dan jasa.
Menurut AZ. Nasution, orang yang dimaksud adalah orang alami bukan  badan  hukum.  Sebab  yang  memakai,  menggunakan  dan  atau
memanfaatkan barang dan atau jasa untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang  lain  maupun  makhluk  hidup  lain  tidak  untuk  diperdagangkan
hanyalah orang alami atau manusia.
10
Az. Nasution, hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari  hukum  konsumen  yang  memuat  asas-asas  atau  kaidah-kaidah
bersifat  mengatur,  dan  juga  mengandung  sifat  yang  melindungi kepentingan  konsumen.  adapun  hukum  konsumen  diartikan  sebagai
keseluruhan  asas  dan  kaidah-kaidah  hukum  yang  mengatur  hubungan dan  masalah  antara  berbagai  pihak  satu  sama  lain  berkaitan  dengan
barang dan atau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.
11
Lebih  lanjut  mengenai  definisinya  itu,  Az.  Nasution  menjelaskan sebagai berikut ;
10
Abdul Halim Barkatulah ,  Opcit l 8
11
Shidarta Ibid   hal 11
“Hukum  konsumen  pada  pokoknya  lebih  berperan  dalam hubungan  dan  masalah  konsumen  yang  kondisi  para  pihakn  yang
berimbang  dalam  kedudukan  sosial  ekonomi,daya  asing,    maupun tingkat  pendidikan.  Rasionya  adalah  sekalipun  tidak  selalu  tepat,  bagi
mereka  yang  berkedudukan seimbang demikian,  maka  mereka  masing- masing lebih mampu mempertahankan dan menegakan hak-hak mereka
yang  sah.  Hukum  perlindungan  konsumen  dibutuhkan  apabila  kondisi pihak-pihak yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah dalam
masyarakat itu tidak seimbang.
12
Pada  dasarnya  baik  hukum  konsumen  maupun  hukum perlindungan  konsumen  membicarakan  hal  yang  sama,  yaitu
kepentingan hukum hak-hak konsumen. bagaimana hak-hak konsumen itu  diakui  dan  diatur  di  dalam  hukum  serta  bagaimana  ditegakkan  di
dalam  praktik  hidup  bermasyarakat,  itulah  yang  menjadi  materi pembahasannya. Dengan demikian, hukum perlindungan konsumen atau
hukum konsumen dapat diartikan sebagai “ keseluruhan peraturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-
kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam usahannya untuk memenuhi  kebutuhannya.  Kata  keseluruhan  dimaksudkan  untuk
12
Janus  Sidabalok,  Hukum  perlindungan  Konsumen  di  Indonesia,  penerbit  Citra Aditya Bhakti, Bandung 2014, hal 38
menggambarkan  bahwa  di  dalamnya  termasuk  seluruh  pembedaan hukum menurut jenisnya.
Menurut  Mochtar  Kusumatmaja  hukum  perlindungan  konsumen adalah keseluruhan  asas-asas dan kaidah-kaidah  hukum  yang  mengatur
dan  melindungi  konsumen  dalam  hubungan  dan  masalahnya  dengan para penyedia barang dan atau jasa konsumen.
13
3. Struktur Hukum Perlindungan Konsumen ;