berupaya membentuk suatu rintangan pengalihan, sehingga pelanggan merasa enggan, rugi, atau mahal untuk berganti pemasok vendor, took, dan lain-lain. Rintangan
pengalihan ini dapat berupa biaya pencarian, biaya transaksi, biaya pemahaman, potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal.
Suatu strategi pemasaran merupakan suatu perangkat asas-asas yang konsekuen, tepat dan layak, yang oleh suatu perusahaan tertentu diharapkan akan
memungkinkannya untuk mencapai tujuan sasarannya dalam hal pelanggan dan penghasilan laba dalam suatu lingkunagan persaingan tertentu.
2.4 Kelompok Wanita Tani
2.4.1 Pengertian kelompok
Kelompok mempunyai peranan penting sebagai tempat berkomunikasi antar anggota. Dengan bekerjasama dalam kelompok maka pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dan lebih ringan. Pertemuan-pertemuan rutin dalam kelompok akan memberikan semangat bagi individu-individu dalam akibat mendapat informasi-
informasi dalam pertemuan tersebut. Dengan demikian, kelompok tani mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: 1 Merupakan kumpulan petani yang berorientasi dan
berperan sebagai pengelola usaha tani, baik priawanita dewasa maupun priawanita muda, 2 Kelompok dibentuk oleh, dari dan untuk petani, 3 Bersifat non formal
dalam arti tidak berbadan hukum, akan tetapi mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama, baik tertulis maupun tidak, 4
Mempunyai pengurus yang dipilih dari anggota secara demokratis, terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan pengurus lainnya sesuai kebutuhan, 5 Mempunyai
kepentingan yang sama dalam berusaha tani, 6 Sesama anggota saling akrab dan
percaya mempercayai, dan 7 Kelompok tani bergerak dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan. Anoraga 2004
Di Bali kelompok-kelompok yang terkenal adalah kelompok tradisional. Kelompok tradisional yaitu kelompok masyarakat yang hidup dan berkembang menurut
aturan-aturan yang telah diikuti secara turun-temurun. Kelompok tersebut mempunyai corak yang khas menurut ketentuan hukum yang diciptakannya dan sekaligus
melandasinya. Kekhasan kelompok tersebut ialah adanya pandangan magis religius yang melandasi kelompok tersebut, serta individu-individu sebagai anggota merasakan
kedudukan dalam kelompoknya sebagai hal yang wajar Suyatna dan Soewardi, 1982 menyatakan bahwa kelompok tradisional di Bali merupakan kelompok yang sifatnya
mandiri beranggotakan jelas dan permanen serta mempunyai otonomi terutama dalam penyelenggaraan adat. Kelompok tradisional ini hidup dan berkembang menurut aturan
yang telah diikuti secara turun-temurun dan mempunyai faktor pengikat keagamaan yang kuat, berbeda dengan kelompok-kelompok bentukan baru.
2.4.2 Peran wanita